Kalau fungsi seksual Anda masih normal, tidak perlu mengonsumsi
obat kuat untuk “menegakkan” penis Anda. Saat ini masih berkembang anggapan, semakin lama pria mampu menahan ereksinya dan lebih lama melakukan seks, dinilai sebagai pria “perkasa”. Padahal, menurut sebuah penelitian, waktu normal untuk bercinta hanyalah sekitar 7-13 menit. Setelah itu bisa menimbulkan kebosanan bagi pasangan.
Obat kuat juga punya
efek samping yang mengkhawatirkan. Obat yang seharusnya dipakai oleh pria impoten ini umumnya menimbulkan reaksi pusing, jantung berdebar, sesak napas, pandangan kabur, muka memerah, dan gangguan pencernaan. Makin tinggi dosis yang dipakai, makin kuat pula efek sampingnya.
Salah satu zat yang terkandung dalam obat kuat adalah sildenafil sitrat. Zat ini punya tingkat keberhasilan sampai 89 persen untuk membuat pria impoten menjadi mampu ereksi. Sildenafil sitrat akan menghambat enzim fosfodiestrase yang mengakibatkan otot polos jadi rileks. Saat otot ini rileks, darah bisa mengalir lancar dalam penis sehingga menjadi ereksi. Sewaktu mengalami impotensi, bagian otot polos yang bernama korpus kavernosum mengalami gangguan.
Hanya saja, menurut penelitian dari Ottawa Health Research Institute, Kanada, mengatakan, risiko terjadinya efek samping dari sildenafil sitrat 1,5 kali lebih besar dari pria yang memakai obat plasebo. Dan, jika Anda penderita sakit jantung, sekali pun mengalami impotensi, jangan sekali-kali mencoba obat kuat. Reaksinya bisa memicu serangan jantung dan membahayakan nyawa.
Organ vital pria ini bisa mengalami penyusutan ukuran kalau jarang digunakan untuk aktivitas seksual. Seperti halnya organ lainnya, jika tidak dimanfaatkan menyebabkan berkurangnya elastisitas lapisan kolagen yang berada di sekeliling serabut bilik ereksi dan mengecil ukurannya.
Irwin Gldstein, MD dari Alvarado Hospital, AS, mengatakan, pria yang sampai usia 40 jarang bercinta atau onani, testisnya juga turut menyusut. Kalau ukuran penis awalnya 6 inci di usia 30 tahun, maka bisa menyusut menjadi 5 inci saat usia 60-70 tahun.
Penyusutan juga dialami pria yang mengalami kegemukan. Dalam tubuhnya, ada penumpukan lemak yang menyumbat aliran darah menuju penis. Tidak lancarnya alian darah menjadikan penis tampak kecil.
Seksolog dr. Boyke Dian Nugraha menambahkan, keengganan pria melakukan seks di usia lanjut sebenarnya juga dipicu faktor alamiah dari usianya. Semakin tua pria, biasanya juga dibarengi penurunan
hormon testosteron yang memengaruhi hasrat seksual. Fungsi organ dan otot melemah sehingga malas “memakai” lagi penisnya. Dan, bertambah susutlah penis tersebut. Meski begitu. susutnya penis juga bakal dialami pria lebih muda, kalau mereka juga jarang menggunakannya.
“Kalau tidak sering digunakan, ya bisa menyusut juga, meski umurnya belum tua-tua amat,” kata Boyke seperti disitat situs PakarSeks.
Namun, Boyke menandaskan, sebenarnya banyak pria masih mampu melakukan hubungan seksual sekali pun usia sudah lanjut. Bisa dengan seks dengan pasangan atau
onani. Tapi, pastinya kekuatan dan frekuensinya tidak sama ketika masih muda dulu.
Tulisan Terkait