Kanker, adalah penyakit yang menjadi momok dari dulu hingga zaman modern ini. Jika orang terkena salah satu jenis kanker mengendap ditubuhnya, maka bisa sangat mempengaruhi harapan2 hidupnya.
Pria cenderung sulit diajak memeriksakan diri ke dokter kalau tidak sakit. Padahal dengan rutin memeriksakan diri ke dokter, beberapa penyakit berbahaya dapat terdeteksi secara dini termasuk kanker. Semakin dini diketahui maka kemungkinan pengobatan dan kesembuhan penderita kanker akan semakin besar.
Tidak semua kanker berbahaya memberikan gejala khas pada
stadium awal, namun ada beberapa gejala yang patut diwaspadai pria yang bisa mengarah ke kanker. Walaupun belum pasti kanker, tetapi minimal dapat mendorong pria untuk memeriksakan diri ke dokter.
Beberapa Gejala Kanker Yang Tidak boleh Diabaikan Pria
1. Benjolan Pada Payudara
Seorang pria tentu tidak akan menyangka bisa menderita kanker payudara. Walau tidak umum tetapi kemungkinan pria terkena kanker payudara tetap ada. Setiap benjolan yang muncul pada payudara harus diperiksakan ke dokter apalagi disertai dengan perubahan kulit pada payudara, puting yang mengkerut, kemerahan dan keluar cairan tidak normal.
2. Nyeri
Nyeri adalah keluhan yang paling sering dialami manusia seiring dengan bertambahnya usia. Walaupun tidak semua nyeri mengarah ke kanker tetapi munculnya nyeri yang tidak jelas penyebabnya jangan diabaikan begitu saja.
3. Perubahan Pada Testis (buah zakar)
Kanker testis biasanya menimpa pria yang berusia antara 20 sampai 39 tahun. Jika memungkinkan, lakukanlah pemeriksaan testis ke dokter secara rutin. Namun jika anda tidak punya waktu, lakukan pemeriksaan mandiri di rumah secara rutin sebulan sekali.
Setiap perubahan pada testis baik itu membesar atau mengecil patut diwaspadai sebagai gejala kanker. Dan bila ini terjadi, segeralah ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lengkap. Beberapa kanker testis berlangsung sangat cepat sehingga semakin dini diketahui akan semakin mudah diobati.
4. Perubahan Pada Lelenjar Limfe
Jika anda merasakan benjolan atau pembengkakan pada kelenjar limfe di ketiak, leher atau di bagian tubuh yang lain, anda harus waspada dan segera ke dokter. Apalagi pembesarannya berlangsung sangat cepat dan lebih dari sebulan.
5. Demam
Jika anda mengalami demam tanpa sebab yang jelas, bisa jadi itu merupakan gejala kanker atau gejala radang paru yang harus mendapatkan penanganan segera.
Sebagaian besar kanker akan menimbulkan demam terutama setelah sel sel kanker menyebar ke organ tubuh yang lain. Demam juga jamak terjadi pada kanker yang melibatkan sel darah seperti lymphoma atau leukemia.
6. Penurunan Berat Badan
Anda gemuk lalu berat badan turun drastis tanpa ada usaha menurunkan? Jangan senang dulu, bisa jadi hal itu merupakan gejala kanker. Pria yang mengalami penurunan berat badan lebih dari 10% dalam waktu yang relatif singkat harus segera ke dokter.
7. Lemas
Lemas atau kurang bertenaga adalah gejala pada pria yang bisa mengarah ke kanker. Seperti halnya demam, lemas juga muncul saat sel sel kanker sudah menyebar ke seluruh tubuh. Kecuali pada leukemia dan kanker usus besar, lemas bisa muncul pada stadium dini.
8. Batuk Lama
Batuk merupakan gejala yang sering kita alami terutama saat demam, flu atau alergi. Batuk juga bisa terjadi sebagai efek samping suatu obat. Namun jika batuk berlangsung lama apalagi lebih dari 4 minggu, tidak boleh diabaikan begitu saja. Batuk lama bisa jadi sebagai suatu gejala kanker atau infeksi TBC dan bronchitis khronis.
9. Sulit Menelan
Pria yang mengalami kesulitan menelan sering mengabaikannya dan membiasakan hidup dengan kondisi seperti itu. Padahal gangguan menelan bisa jadi merupakan gejala kanker pada saluran pencernaan misalnya kanker pada kerongkongan.
10. Pendarahan Tanpa Sebab Yang Jelas
Setiap kali anda mengalami perdarahan tanpa sebab yang jelas maka sebaiknya anda segera menemui dokter. Batuk darah, berak darah, kencing darah merupakan beberapa contoh perdarahan yang perlu anda waspadai. Berak darah selain gejala wasir atau ambien juga bisa merupakan gejala kanker usus besar.
11. Perubahan Pada Mulut
Jika anda merokok atau menghisap tembakau, anda harus waspada jika ada bercak putih pada mulut atau lidah anda. Bercak itu dikenal dengan istilah leukoplakia yang merupakan gejala awal dari kanker mulut.
12. Masalah Perkemihan
Masalah perkemihan sudah menjadi sesuatu yang lumrah seiring dengan bertambahnya usia. Pada pria, masalah perkemihan yang lumayan sering terjadi adalah kesulitan kencing atau kencing tidak tuntas. Bila kondisi ini kian hari kian memburuk, ada baiknya anda segera ke dokter. Gangguan kencing merupakan gejala yang sering terjadi pada kanker prostat atau kanker kandung kemih.
13. Masalah Pencernaan
Jangan anggap remeh jika anda mengalami
gangguan pencernaan. Segeralah ke dokter karena disamping disebabkan oleh infeksi, gangguan pencernaan bisa juga karena
kanker pada kerongkongan, lambung atau bagian lain dari sistem pencernaan.
Berbahagialah kita yang sudah sejak lama menerapkan
gaya hidup sehat. Itu artinya, kita sudah
mencegah kanker merusak kesehatan. Thomas A.Sellers, PhD., direktur pencegahan kanker di Moffitt Cancer Center mengatakan, mungkin ada di antara kita yang mewarisi bakat kanker secara genetik. Tapi sebenarnya, bakat itu tidak berpengaruh banyak. Yang paling menentukan adalah gaya hidup.
Jangan bayangkan gaya hidup sehat harus serba sulit. Harus berolahraga seperti atlet atau tidak boleh makan apapun selain sayur-sayuran hambar tanpa bumbu. Tidak, kita tak perlu seperti itu. Terapkan saja langkah sederhana yang sudah diuji secara ilmiah ini. Pasti kita akan lebih sehat dan terjauh dari penyakit mematikan seperti kanker.
Ngemil kacang-kacangan
Kacang Brazil, kacang mede, kacang hijau, semuanya kaya akan mineral selenium. Riset Darthmouth Medical School di Amerika menunjukkan, seorang dengan kadar selenium yang tinggi memiliki risiko kanker usus dan paru-paru yanng rendah ketimbang orang dengan kadar selenium rendah. Para ahli percaya, selenium tak hanya mampu melawan radikal bebas yang merugikan, tetapi juga meningkatkan imun dan menekan munculnya sel-sel kanker serta tumor.
Rajin bakar kalori
Sudah banyak penelitian menyakinkan bahwa olahraga rutin, misalnya jalan kaki selama 2 jam per minggu dapat mengurangi risiko berbagai jenis kanker secara signifikan
Minum kopi
Penelitian terbaru dari Inggris menyebutkan, orang yang setiap hari minum 5 cangkir atau lebih kopi hitam pahit, memiliki risiko kanker otak 40 persen lebih kecil dibanding yang jarang minum kopi. Hal yang sama berlaku juga untuk kanker tenggorokan, otak, dan mulut. Bahkan menurut para ahli, kafein lebih ampuh dalam melawan kanker dibanding dengan teh.
Cukup minum
Minum air putih, minimal 8 gelas sehari atau sesuai kebutuhan, diyakini pakar bisa mengurangi risiko kanker kandung kemih. Dengan minum yang cukup, kotoran di dalam tubuh akan lebih cepat keluar bersama air seni dan tak sempat mengendap menjadi kanker. Begitulah informasi dari American Cancer Society
Simpan air di wadah yang tepat
Simpan air minum di dalam wadah stainless steel atau wadah yang terbuat dari gelas bening. Ini supaya air tidak terkontaminasi bahan-bahan berbahaya seperti Polypropylene (PP) atau Polyvinyl Chloride (PVC) yang terdapat pada beberapa bahan plastik atau keramik. Demikian anjuran dari President Cancer Panel dan Enviromental Working Group.
Pilih sayuran berwarna gelap
Simak anjuran ahli bagi para penyuka salad: Perbanyak menyantap sayuran berwarna hijau gelap. Pasalnya, sayuran warna gelap mengandung lebih banyak klorofil dan magnesium. Beberapa studi ilmiah, salah satunya yang dilakukan oleh Cheryl Lyn Walker, PhD., mengungkapkan bahwa magnesium dapat menurunkan risiko kanker usus besar. Walker adalah profesor di University of Texas, MD., Anderson Cancer.
Batasi penggunaan dry cleaner
Ternyata, seberapa sering kita mencuci pakaian dengan sistem dry cleaner dapat menentukan seberapa besar risiko kita terhadap kanker hati, ginjal, dan leukimia. Info ini didapat dari Environment Protection Agency di Amerika. Menurut para ahli di sana, bahan kimia yang ada di dalam dry clean mengandung racun perkloroetilena penyebab kanker. Alternatif mencuci baju yang lebih sehat adalah dengan menggunakan deterjen biasa yang lembut.
Pilih baju dengan bijaksana
Ketika membeli baju, jangan cuma perhatikan modelnya. Tetapi, perhatikan juga pilihan warnanya. Ilmuwan dari Spayol mengatakan, warna biru dan merah lebih efektif menangkal efek buruk sinar matahari ketimbang warna putih dan kuning.
Gunakan handphone seperlunya
Berlama-lama mengobrol di telepon dapat membuat waktu kita habis percuma. Plu, bisa menambah risiko kanker otak. Begitulah informasi dari President Cancer Panel. Maka itu, hindari penggunaan ponsel secara berlebihan. Cukup gunakan untuk mengobrol selama beberapa menit atau kirim SMS. Atau gunakan, handsfree untuk mengurangi radiasi elektromagnetik yang bisa mengacaukan sinyal otak.
Jaga berat badan ideal
Simpulan penelitian yang dilakukan oleh American Cancer Society mengungkapkan, risiko kematian akibat kanker akan naik sebanyak 20 persen karena obesitas. Kita disebut obesitas, salah satunya jika indeks massa tubuh (IMT) ada di angka 30 atau lebih. Untuk mengetahui berapa IMT yang disarankan oleh pakar kesehatan, KLIK . Dengan menjaga IMT tetap ideal, artinya kita sudah berusaha menurunkan risiko kanker payudara dan rahim.
Jangan abaikan rasa nyeri
Perut kembung, rasa sakit seperti ingin buang air besar, dan nyeri panggul tidak boleh kita abaikan begitu saja. M. Robyn Anderson, PhD., ahli dari Fred Hutchinson Cancer Research Center mengatakan, gejala-gejala ini bisa menandakan kanker indung telur. Banyak wanita dan bahkan dokter mengabaikan gejala ini. Itulah alasannya mengapa penyakit ini bisa sangat mematikan. Padahal, sama seperti jenis kanker lainnya, semakin dini kita mendeteksi gejalanya, semakin besar juga harapan untuk sembuh.
Hindari pemeriksaan yang tidak perlu
Pemeriksaan CT-scan lebih canggih dibanding pemeriksaan sinar-X. Tapi jika kita bicara soal gelombang elektromagnetik, radiasi dari CT-scan lebih besar dari sinar-X, sehingga efek negatif yang ditimbulkan juga lebih besar. Efek negatif itu dapat mempertinggi risiko leukimia. Demikian kata Berton Kamen, MD., PhD., ketua bidang medis Leukimia & Lymphoma Society. Jadi, sebelum memutuskan melakukan CT-scan, tanya dulu ke dokter apakah ada alternatif pemeriksaan lain yang lebih minim risiko.
Tulisan Terkait