Artikel ini juga berisi cerita tentang :
Kejadian ini adalah sebagian dari kisah nyataku, yang terjadi setahun yang lalu. Terus terang, aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun. Bagiku lebih menarik. Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut. Aku jg lupa kapan tepatnya aku mulai sering mengagumi tubuh mertuaku. Dengan payudara kira2 ukuran 36 B, pantat yg sekal n paha mulus, membuatku sering membayangkan bercinta dengan mertua.
Malam itu udara sangat panas, bahkan kipas angin jg tidak cukup menyegarkan tubuhku. Akupun gelisah tidak dapat tidur nyenyak. Aku lirik istriku, rupanya bisa jg dia tidur dlm kondisi sperti ini. Akhirnya aku keluar kamar untuk mencari angin. Ternyata papa n mama mertuaku tidur di ruang tamu. Mungkin krn panas juga. Aku berlalu membuat kopi dan membuka pintu dapur biar angin malam bisa masuk.
Ketika hendak kembali ke kamar, tidak sengaja aku melirik daster mama menyingkap ke atas dan aku melihat paha mulus mama sampai cdnya. Di kamar aku tidak dapat tidur, mengingat hal itu. Bahkan pintu kamar aku buka biar aku bisa melihat paha dan cd mama. Akhirnya krn dorongan nafsu aku beranikan diri mendekati mama. Jantungku berdegup kencang melihat pemandangan indah itu. Ingin rasanya menyentuh dan mengelusnya. Krn nafsuku sudah tak terkendali aku, tidak peduli lg bahwa disamping mama ada papa yg sedang tidur. Dengan gemetar aku pegang paha mama. Diam tak ada reaksi. Aku mulai berani mengelus paha mama. Betapa mulusnya. Tanganku semakin naik dan aku mulai menyentuh cd mama. Aku usap2 dengan jariku. Semakin nekat, lewat sela2 cd mama aku selipkan jariku berusaha mencari klitoris n lubang memeknya. Tak disangka tiba2 mama terbangun dan menatapku. Dengan reflex aku tarik tanganku. Dan diam memaku. Rasanya jantungku mau copot. Aku pun beranjak kembali ke kamar dengan gemetar dan membayangkan apa yg akan terjadi esok.
Pagi harinya aku tidak berani menatap wajah mama. Mama jg diam tidak menegurku sama sekali. “Mama gak kerja??” Tanya istriku. “Nanti agak siang td udah ijin..”serunya. “Nanti kalo habis antar istrimu, mama antarkan ke kantor ya, papamu ada tugas ini tadi.” Kata mama padaku. “Iya ma…” seruku lirih. Betapa ketakutan aku saat itu.
Setelah pulang dari mengantar istri, aku masuk rumah dengan perasaan was-was. Apalagi ketika itu aku liat mama belum berganti seragam kerja dan masih menggunakan daster semalam. “Leo, mama mau bicara” kata mama. Akupun menunduk dan duduk di ruang tamu. Suasana hening sesaat. “Tadi malam kamu ngapain waktu mama tidur…??? Tanyanya. Mati deh gue..bakalan barabe nih, batinku. “Maaf ma, leo khilaf liat mama, Maaf leo udah berbuat tidak senonoh sama mama. Maaf ma, jangan diadukan ke dian ma…” seruku sambil masih menunduk. “Liat mama leo, jangan nunduk kalo bicara. Mama nggak nyangka kamu seperti itu. Kenapa kamu tega sama dian” tanyanya sambil menatapku tajam. “Maaf ma, leo nafsu sama mama. Leo sering mencuri pandang ke paha mama. Leo jadi nafsu ma…maafin leo” jawabku sambil memelas. Tiba-tiba mama berdiri mendekatiku. Dan tiba-tiba pula kaki mama dinaikan di kursi sambil menarik dasternya keatas sehingga terpampang paha mulus mama dan jg cdnya. “Ini yg kamu mau…? Tanyanya. Aku semakin menunduk tdk berani menatapnya. “Jawab leo..”serunya tegas. “Iya ma,” seruku lirih. “Ini pegang, katanya mau..”seru mama. Aku hanya menunduk. Ingin menangis rasanya.
Tiba2 mama memegang tanganku dan menaruh di pahanya. “Ayo pegang, lakukan seperti tadi malam..”katanya. “Tapi ma..??? seruku. “Udah lakuin yg mama perintah…!!!” serunya lagi. Akupun memberanikan diri mengelus-elus paha mama. Dengan tangan yg gemetar aku elus terus paha mama. “Cuma gitu aja tadi malam???” tanyanya. Akupun diam dan mulai meraba paha mama lebih kedalam lagi. Dengan sedikit ragu2 aku sentuh cd mama. Mama hanya diam menatapku. Aku raba lagi selangkangan mama sambil aku selipkan jariku masuk. Ternyata memek mama udah sedikit basah dan gak ada jembutnya sama sekali. Perlahan kontolku mulai mengeras. Aku raba2 bibir memek mama dan nampaknya mama mulai terangsang. “Ma…” seruku. Aku beranjak berdiri dan mulai mendekatkan bibirku ke bibir mama. Aku kecup dan mama memejamkan matanya. Aku kulum bibir mama dan mama mulai bereaksi membalas…Errhhggg…serunya. Mama melepaskan ciumanku dan tangannya memegang tanganku sambil mengarahkannya ke klitorisnya. “aaahhh terus leo, sebenernya mama kemarin sangat menikmati, cm mama kaget aja ternyata itu km.
“maa….”seruku. tangan mama mulai meraba kontolku dari luar celana pendek yg aku pakai..”Udah tegang banget leo…” tanyanya. “iya ma,,,remes terus….” Kataku. Kamipun berpagutan dan aku mulai meremas2 payudara mama. Ternyata mama udah nggak pakai bh. “uuuhhh…ahhh…terus leo….ahhh”mama mulai terangsang. “Kita ke kamar ya ma…” seruku. “Terserah km leo…..puasin mama….mama lama nggak disentuh papamu…”serunya.
Kami pun menuju ke kamar. Sesampainya di kamar aku langsung memeluk mama dari belakang, Aku ciumi lehernya dan sesekali aku jilatin, sambil tanganku memainkan puting mama dari luar dasternya. Tampak mama terangsang berat, karena putingnya mengacung keras. “Ohhh….leo,….ehmmm…enak banget….lepasin daster mama….” Seru mama sambil memejamkan mata. Segera saja aku lepas daster mama, dan aku melihat tubuh polos yg aku idamkan. Mama berbalik dan kamipun berpagutan lagi, dan tak henti2nya mama memainkan kontolku. “Buka dong leo,” pinta mama. Aku segerar melucuti pakaianku hingga telanjang. Mama nampak kaget melihat kontolku. “gede ya..katanya sambil mengocok kontolku.
Aku pun segera mengulum puting susu mama sambil tanganku meremas yg satunya. “Ahhhh enak leo….hisap terus sayang….aaahhhhh” racau mama. Sambil tetap mengulum puting mama, aku bimbing mama tidur di kasur. Perlahan aku elus2 cd mama dan mulai melepaskannya. Tanganku mulai pindah meraba memeknya…Bener2 indah tanpa bulu jembut sedikitpun. Aku mainkan bibir memek mama…mamapun bergoyang2 mengikuti rabaanku di memeknya..”ohhhh leo….auuuh,,,enak bgt….”desah mama. Aku mainkan klitoris mama. Aku pilin2 dan sesekali aku masukkan jariku ke memek mama. Benar2 sudah basah…Tangan mama terus2an mengocok kontolku….sambil tetap mendesah2.
Akupun menurunkan ciumanku ke susu mama. Aku jilat, aku kulum n aku gigit2 kecil putingnya. mama hanya menggeliat mendapat perlakuan itu. Kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, yaitu memek. Aroma khas tercium, juga basah sekali memek mama. Keliatan mama terangsang sekali..
"Ohhh apa yang akan kau lakukan... akh..." tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., "Nyam-nyam.." nikmat sekali memek mama.. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.
Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, "Creeep..." ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.
"Aaahh... kamu nakaal," jeritnya cukup keras. Terus terang memek mama nikmat banget. Bibir memek yang merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. "Ooohh lidahmu.. oooh nikmatnya leo..." lirih mama. Akupun mulai menjilati klitoris mama. Begitu menonjol. Mama mendesah makin keras ketika aku kulum klitorisnya.. "Aahh.. sayang... mama suka yang itu yaahh.. sedooot lagi dong sayang oooggghh," ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sepertinya mama lupa bahwa aku ini adalah menantunya.
Ma, gantian dong…pintaku. “Tapi mama nggak bisa. Mama nggak pernah leo..” serunya. “udah coba aja. Enak kok ma.”kataku. Dengan sedikit ragu2 mama mulai memegang kontolku dan mendekatkan ke mulutnya. Mama mulai menjilati kontolku..geli banget rasanya. “Dimasukin dong ma…” kataku. Mama menurut dan mulai mengulum kontolku. Rasa hangat seketikan menjalar di kontolku…Ahhh enak ma…..terus ma….” Kataku. Mama semakin bersemangat mengulum kontolku….”Enak leo…hmmmm” serunya. Mama mulai pintar. Selain mengulum, sesekali mama menjilati kontolku seperti es krim.
"Crop..." ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir memeknya
"Aoouuuhh... mama nggak tahan lagi sayang ampuuun... leooo... hh masukin sekarang juga, ayooo.." pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan kontolku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi memek yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir memeknya dan mengusap2 sambil mendorongnya perlahan, "Nggg... aa.. aa.. aa.. iii.. ooohh masuuuk... aduuuh besar sekali sayang, ooohh..."mama merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.
Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali mama juga berusaha mengimbangi gerakan memutar pinggulnya. Bener2 sensasi luar biasa hingga membuatku semakin bernafsu,.
Tak lupa aku lumat bibir mama yg terus mendesah dan mendesis nikmat..Sementara mamamengarahkan kepalaku kearah payudaranya. Memintaku menghisap puting susunya.. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja dirumah tidak ada orang jadi tidak ada yg mendengar desahan mama.. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, kontolku semakin terasa membentur dasar liang senggama.
"Ooohh.. aa... aahh... aahh... mmhh geliii ooohh enaknya, leo.. oooh…terus…..," desah mama.
"Yaahh enaak juga ma.. ooohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. memek mama enak….hangat sekali ma…ohhh….leo suka memek mama" kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas payudaranya kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Sambil aku pegang pinggul mama untuk lebih mempercepat kocokan kontolku di memeknya. Sesekali aku tancapkan dalam dan tidak menggoyang, aku rasakan memek mama berdenyut2 menyedot kontolku….ooooohhh enak banget.
Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh mama terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, "Leoo... aahh mama…nngaak... nggak kuaat aahh.. aahh.. ooohh..."
"Taahaan maa... tunggu bentar lagi dong.. oooh enaknya maa.. tahan dulu ... jangan keluarin dulu.." Tapi sia-sia saja, tubuh mama menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. "Ooo... nggg... aahh... sayang sayang.. sayang.. oooh enaak.. mama kelauaar.. ooohh.. ooohh..." teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan memek mama mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.
Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kontolku dengan memeknya yang telah dibasahi oleh cairan dari memek mama. "Aaakhh.. enakk!" desah mama sedikit teriak.
"Maa.. saya mau keluar nich.. eeesshh..udah gak betah ma…." desahku pada mama.
"Keluarkanlah sayang.. ooousshh…..aaaaaa" jawabnya sambil mendesah.
"maa…. teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam memek mama..crot….crot….crot….crot…crot…lebih kurang lima kali kontolku menyemburkan laharnya…aaauuuhh….oooooouuuuhh…..enak leo…”seru mama.
Aku pun langsung tidur di sebelah mama sambil memainkan klitorisnya. Aashhhh…..uuuuhhhh” desah mama. “Ma…makasih ya….keturutan jg akhirnya ma….enak bgt memek mama….jadi pengen lagi nih ma…..” kataku sambil terus memainkan klitorisnya dan mengulum puting susunya. “hush…kerja leo…mama jg waktunya berangkat..” katanya. “Trus kapan ma lagi??” tanyaku. “Gampang itu, pokoknya main aman aja ya leo…..jangan mencurigakan…”kata mama. “Ok deh ma” seruku lalu aku kulum bibir mama sambil aku remas payudaranya. Kami pun akhirnya mandi berdua dan sempat mengulangi sekali lagi di kamar mandi walaupun nggak sampai keluar. Sampai sekarang kami masih sering mengulangi hal itu. Bahkan kadang kalo di rumah banyak tamu aku lari ke dapur hanya untuk menyedot puting susu mama. Kadang curi2 kesempatan ketika mama di kamar mandi aku ketuk pintunya hanya untuk memasukkan kontolku ke memek mama walau cuma beberapa kali tusukan. Memang memek mama bikin ketagihan…..
Mertuaku Puber Kedua
Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang.
Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.
Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.
Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.
Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.
Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..
Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.
Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.
Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.
Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.
Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.
Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.
Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.
Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .
Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.
Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.
Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.
Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.
Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.
Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.
“Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
“Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
“Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
“Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
“Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
“Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
“Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.
Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.
Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
“Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
“Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.
Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dimemeknya, kusodorkan kontolku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.
Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
“Enak Bu?”
“He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
“Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
“Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan kontolku makin kedalam memeknya sampai kepangkalnya, kutekan kontolku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.
Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok kontolku makin cepat.
“Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh kontolmu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”
Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya memekknya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.
Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama
Tulisan Terkait