Surabaya - Kisah pilu dialami anak pertama pasangan Diono-Wastini asal Dusun Klutuk, Kecamatan Tambak Boyo, Kabupaten Tuban. Bayi bernama Siti Nur Aini yang masih berusia 5 bulan tidak sadarkan diri setelah mendapat
imunisasi 6 Desember 2010 lalu.
Perstiwa itu bermula saat Wastini berniat membawa anaknya imunisasi DPT agar anaknya terhindar dari penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus. Dia membawanya ke posyandu Dusun Klutuk. Tapi masalah yang dihadapi kemudian tidak pernah diduga ibu rumah tangga berusia 23 tahun tersebut.
"Malamnya setelah imunisasi, anak saya demam tinggi hingga 39 derajat celcius. Matanya sampai terbalik dan mengalami kejang," kata Wastini saat ditemui wartawan di ruang Unit Precaution Instalasi Rawat Inap (Irna) Anak RSU dr Soetomo, Senin (13/12/2010).
Wastini pun langsung membawa anaknya ke Puskesmas Klutuk. Namun oleh puskesmas disarankan dirujuk ke RS Muhammadiyah Tuban. Di rumah sakit tersebut, bayi montok tersebut menjalani perawatan selama 2 hari. Sayang, Siti Nur Aini tetap kejang.
Karena kondisi si bayi tak juga mengalami kemajuan, pihak RS Muhammadiyah memutuskan merujuk Siti ke RS Muhammadiyah Lamongan. Lag-lagi kondisinya tidak semakin baik. Akhirnya Siti Nur Aini dirujuk ke RSU dr Soetomo, Minggu (12/12/2010) siang.
"Sudah tidak sadarkan diri selama 5 hari. Tapi selama perjalanan ke Surabaya, anak saya sempat bergerak. Tapi kondisinya masih lemah," kenang Wastini.
Meski sudah dirawat intensif di rumah sakit milik Pemprov Jatim, kondisi Siti Nur Aini masih lemah. Matanya masih tertutup sambil sesekali tangan dan kaki kirinya bergerak sendiri. Sempat muncul dugaan apa yang dialami Siti merupakan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Kami belum bisa memastikan apakah pasien masuk dalam KIPI atau tidak. Butuh
pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya," kata dokter yang menangani Siti Nur Aini, dr Prastiya SpA.
Dia menjelaskan, banyak hal bisa menjadi penyebabnya. Bisa jadi si pasien sudah terinfeksi virus ketika diimunisasi. Namun orangtua maupun bidan yang melakukan imunisasi tidak menyadari. Pasalnya, kondisi di sekitar lingkungan tempat Siti tinggal sedang banyak terjadi dengue atau demam berdarah.
Untuk mengetahui penyebab penyakitnya, Prastiya mengatakan perlu dilakukan
pemeriksaan darah dan cairan yang diambil dari sumsum tulang belakang.
"Saya belum bisa memastikan kapan hasil pemeriksaan laboratorium keluar. Tapi kami terus memantau kondisi pasien," kata Prastiya.
Menurut Prastiya, kedua pemeriksaan itu dilakukan untuk memastikan apakah virus yang menginfeksi Siti adalah virus yang sudah ada ketika dilakukan imunisasi. Ataukah virus yang muncul pasca imunisasi.(
harapan putra)
Tulisan Terkait