Anak Petani
BAB 6
Maka Dewi tidur tengkurap. Arjuna menaruh kakinya di samping paha Dewi, lalu berlutut di situ. Ditariknya dua pantat yang sekal dan kencang dengan bentuk bundar yang tampak kenyal Arjuna memegang kedua pantat ibunya lalu ia menarik kedua pantat itu ke samping. Terlihat lubang anus ibunya itu menutup rapat. Lubang itu sedikit kehitaman di ujung-ujungnya.
Arjuna menggunakan sebelah tangannya untuk menuntun kontolnya ke lubang itu. Kepala kontolnya yang sudah basah karena tadi masuk di memek ibunya mentok di cincin ibunya. Ketika ia menusuk keras-leras, kepala kontolnya masuk berhubung kontolnya yang licin itu. Lubang itu sempit sekali dan panas, namun kering sekali sehingga ada sensasi terbakar dirasakan Arjun.
“Addduuuuuuh…… sakit Jun……………………………..”
Arjuna pun merasakan sakit.
“Kalau masukkin ke tempik perempuan kok gak sesakit ini bu?
“”itu lain, biasanya harus licin dulu dalamnya. Kalau tempik punya cairan di dalamnya.”
“Kalo dubur ibu ga ada?’
“enggak.”
Mendapat ide bagus, Arjuna mencabut kontolnya dan kini mulai menarik pantat ibunya ke samping lebih lebar, dan tiba-tiba dijilatinya lubang itu.
“Arjunaaaaa! Ih……. Joroknyaaaa! Masa burit ibu dijilat?”
“enak bu…… harum lagi……”
Arjuna melihat pantat ibunya yang bulat dan sekal itu dilapisi kulit yang sedikit lebih hitam dari kulit ibunya di tempat lain. Ada bintik putih di sana-sini namun tidak terlalu banyak yang membuat kontras dengan kulit coklat pantat ibunya. Arjuna mulai menciumi kedua pantat ibunya, menjilati dan mengecupi. Berhubung kulitnya agak gelap jadi cupangan tidak terlalu berhasil di situ. Kulit tubuh ibunya telah ia hapal rasanya. Namun menjilati pantat ibunya memberikan nuansa lain yang ia sukai. Akhirnya Arjuna kembali menjilati lubang anus ibunya dengan lahap. Kadang-kadang lubang itu membuka dan menutup. Ketika suatu saat lubang anus ibunya membuka, Arjuna membuat kaku lidahnya, lalu menjojoh lidahnya ke dalam lubang lebih jauh.
“Aaaaahhhhhh, lidahmu masuk……”
Arjuna mulai menjilati sejauh lidahnya menjangkau. Ketika air liurnya masih sedikit dan tidak menunjukkan pembasahan yang baik, Arjuna membuka lubang pantat ibunya lalu meludah ke dalam untuk kemudian menjilati lagi. Lama kelamaan Arjuna hapal bau pantat ibunya. Sedikit menyengat dan ada aura panas yang menguar. Dinikmatinya sensasi lidahnya yang kini menyusuri keliling dinding dalam lubang tahi ibunya. Terkadang ia seperti merasa ada butiran sangat halus yang terjilat. Arjuna tidak jijik, malah sering menelan ludah untuk merasakan butiran halus yang mungkin adalah tahi ibunya itu.
Dewi mulai menggelinjang. Mula-mulanya ia merasa geli, namun lama-kelaman ia dapat menikmati sensasi lidah anaknya di dalam lubang eeknya. Memeknya jadi basah lagi. Baru kali ini Dewi dapat merasakan lubang anusnya. Sebelumnya hanya ketika buang air ia dapat merasakan tahinya melewati pipa pembuangan tubuhnya itu. Kini dinding anusnya terasa sekali dibelai-belai oleh lidah anaknya sendiri.
Lubang Dewi sekarang basah, bahkan karena sering meludah ke lubang pantat ibunya, Arjuna masih dapat melihat sedikit air liur bergelembung di lubang anus ibunya. Arjuna menuntun kontolnya lagi, lalu dengan bernafsu sekali, berhubung ia sudah tidak sabar dan tahan lagi, ia menghujamkan kontolnya ke dalam lubang tahi ibunya.
Baru setengah gerakannya terhenti lubang yang kecil itu karena seret. Sementara Dewi berteriak,
“Saakiiiiiit Juuuuuuun……..”
Arjuna yang tadinya berlutut, kini menindih ibunya lalu menggenjot pantatnya kuat-kuat sambil mendekap ibunya dari belakang.
“Aaaaargggghhhhhhh…. Pantat ibu robeeeeeeek!!!!!”
Padahal tidak. Hanya saja lobangnya menjadi bertambah longgar karena tertarik ke samping secara paksa. Arjuna merasakan kontolnya dijepit lubang anus ibunya dengan sangat kuat. Sedikit sakit dirasakan. Namun keberhasilannya menyodomi ibunya membuat dirinya senang bukan kepalang.
Mereka berdua terdiam selama beberapa waktu. Arjuna lalu mulai menarik kontolnya perlahan-lahan. Dirasakannya dinding anus ibunya mencengkram keras seluruh batang kontolnya sehingga ada friksi yang kuat ketika kontolnya menggesek pergi. Sebelum seluruh kontolnya copot dari lubang tahi ibunya, Arjuna mendorong lagi kontolnya untuk menelusuri dinding anus ibunya yang sempit itu.
Selama beberapa menit, Arjuna perlahan-lahan menumbuki lubang pantat ibunya, sementara kedua tangannya telah ia selusupkan ke bagian depan tubuh ibunya sehingga kini telah menggenggam kedua payudara ibunya yang besar. Dewi menggunakan satu tangannya untuk menggeseki klitorisnya sendiri, karena birahi telah menguasainya pula. Udara yang panas dan juga aksi sodomi Arjuna kepada ibunya membuat dua insan sedarah itu mulai berkeringat lagi.
Arjuna otomatis mulai menjilati punggung ibunya, tangannya mulai meremas-remas payudara ibunya dan kontolnya masih mencangkuli lubang pantat ibunya. Lama-kelamaan birahi Arjuna perlahan memuncak. Ini menyebabkan jilatan Arjuna kini menjadi kenyotan dan hisapan di punggung ibunya. Remasan tangannya yang tadi perlahan kini menjadi kuat seakan sedang mencengkram kedua tetek ibunya. Dinding Anus ibunya mulai terasa tidak terlalu menyakitkan, sehingga kini Arjuna menghujami lubang anus ibunya dengan keras. Terdengarlah suara benturan selangkangan dan pantat. Bunyi yang banyak orang telah dengar dan kenali. Bunyi orang sedang ngewe.
Tubuh keduanya kini banjir keringat dan bercampur baur satu sama lain. Punggung Dewi di berbagai tempat mulai berwarna keunguan karena cupangan anaknya. Dewi merasakan nikmat yang aneh ketika lubangnya berkali-kali dibor oleh kontol anaknya. Sementara tangannya semakin mempercepat kobelannya di klitorisnya sendiri.
“Yeeeeeh…… yeeeeeeh……… tusuk lubang pantat ibu……… Juuuun……. Tusuk yang kenceng…….. entotin lubang tahi ibu yang bau…….. entotin lubang tahi ibu yang penuh kotoran………..”
“Sempit banget dubur ibu……. Nikmat banget…………. Cantik banget ibu……… Arjuna ga tahan nih……”
“Ibu mau sampe lagi, Juuuuuun….. jangan berhenti Jun……… yang keras entot dubur ibu………..ibu mau sampe……….. dikit lagi………. Aaaaarrgghghhhhhhhh………. Ibu sampe lagi…..”
Arjuna merasakan lubang pantat ibunya mengecil seakan menggenggam kontolnya dengan sangat kuat. Arjuna tidak tahan dan ia menghujamkan kontolnya kuat-kuat di dalam lubang dubur ibunya itu. Arjuna merasakan cairan tubuh keluar dari kontolnya. Tidak hanya sekali, tapi berkali-kali. Akhirnya setelah beberapa saat Arjuna lemas dan berbaring tanpa daya dengan masih menindih ibunya.
“Tuh, kan. Kamu ejakulasi di dalam.”
“Iya, bu. Arjuna akan latihan lebih sering sekarang.”
Lalu mereka berdua tertidur kelelahan.
Dewi mau ga mau sejam kemudian bangung untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Agak siangan Jun terbangun. Arjuna mencari ibunya. Ia mendapati ibunya telah selesai masak dan membereskan rumah, dilihatnya ibunya yang memakai kain. Diciumnya bibir ibunya. Ibunya membalasnya. Ciuman buas dari Jun yang terbangun horny, seperti kebiasaan semua anak lelaki remaja. Lidah Jun secara brutal menjelajah mulut ibunya, Dewi hanya mengimbangi saja.
Jun membetot kain ibunya hingga lepas. Ibunya telanjang bulat di balik kainnya itu.
“kalo ga ada orang lain. Mulai sekarang ibu harus telanjang bulat,” kata Jun. lalu mulai menjilati leher ibunya.
“Mandi dulu, Jun. ibu sama kamu kan belum mandi.” Kata Dewi sambil mengelus kepala anaknya.
“Hari ini libur dulu. Mumpung Ayah lagi pergi. Boleh kan, bu?” sejenak Jun melepas jilatannya untuk berbicara, namun kini ia sibuk menarik ibunya ke tempat tidur. Jun mulai menjilati ketiak ibunya seperti biasa.
“Kamu bau, Jun.”
“Ibu ga suka bau Jun?”
“gimana, ya…. Bau asem-asem gitu… tapi ibu suka juga dikit…..”
Arjuna menjadi senang. Katanya,
“sini, gantian ibu jilatin ketek, Jun.”
Arjuna tiduran lalu membuka tangannya. Dewi segera mencium ketek asem anaknya dan akhirnya menjilati ketek anaknya yang memiliki bulu-bulu halus. Bahkan tidak setebal bulu keteknya sendiri. Lama-kelamaan mereka akhirnya berciuman dengan nafsu. Akhirnya Dewi kembali menggesekkan memeknya ke kontol anaknya dalam posisi woman on top lagi. Setelah orgasme, maka seperti pagi tadi, Arjuna melakukan anal seks dengan ibunya hingga ejakulasi.
Mulai saat itu, dimulailah hubungan mereka yang baru. Hubungan yang melampaui ibu dan anak. Hubungan incest. Hubungan seksual sedarah. Mereka adalah sepasang kekasih. Namun, Dewi bersikeras tidak mau bersenggama secara tradisional. Ia hanya mengijinkan mereka berdua melakukan oral, anal dan paling banter hanya saling menggesekkan alat kelamin. Dewi masih merasa was-was. Moga-moga ia tidak hamil. Sebulan lagi akan terlihat apakah ia mengandung bayi anaknya sendiri atau tidak. Bila nantinya ia hamil, tentu akan jadi panjang urusannya.
Next
Tulisan Terkait