Wanita seperti halnya pria saat memperoleh rangsangan seksual. Ketika tidak mempunyai patner untuk bercinta, maka masturbasi menjadi jalan keluarnya. Aktivitas merangsang vagina ini membuat wanita mengalami orgasme ketika terjadi penuntasan gairah.
Tahukah Anda? Melakukan masturbasi bisa berbahaya bagi kesehatan organ intim wanita. Penyebabnya adalah masuknya berbagai kuman yang dapat menyerang bagian dalam vagina. Risiko kanker serviks atau mulut rahim menjadi salah satu akibat kecerobohan “seks mandiri” ini.
Usahakan, ketika bermasturbasi, pastikan semua yang akan Anda pakai untuk merangsang kemaluan dalam kondisi bersih. Jari atau alat bantu seks yang terkontaminasi, menjadi jalan masuk bakteri dan virus saat berpenetrasi dengan vagina. Kuman tersebut bersarang di dalam dan menginfeksi organ intim Anda.
Penting juga untuk diperhatikan, budayakan seks yang sehat. Jangan melakukan seks berganti-ganti pasangan. Lakukan seks hanya dengan pasangan resmi Anda untuk keamanan dan kenyamanan bercinta.
Dampak dari Mansturbasi
Masturbasi bukan hanya aktivitas sebagian para lajang. Sejumlah pria atau wanita menikah ternyata juga melakukan aktivitas itu. Sehatkah?
Aktivitas ‘melayani’ diri sendiri memang memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan seperti membantu meningkatkan kualitas tidur, meredam stres, memperbaiki fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan produksi endorfin.
Namun, di balik manfaatnya, masturbasi juga menyimpan efek negatif. Seperti dikutip dari laman Askmen, masturbasi yang tak dilakukan secara moderat bisa menyebabkan jerawat, kemandulan, kebutaan, hingga gangguan mental.
Ada baiknya mengetahui beberapa hal lain mengenai efek negatif masturbasi.
Ejakulasi Dini
Terlalu sering masturbasi menyebabkan ejakulasi dini. Ejakulasi berikutnya juga akan memakan waktu lama. Bagi pria yang masturbasi beberapa kali sebelum berhubungan intim, akan sulit mencapai klimaks.
Masalah lain yang timbul adalah berkurangnya sensitivitas terhadap sentuhan orang lain, dan lebih akrab dengan sentuhan diri. Terlalu sering melakukannya juga dapat memicu kulit lecet, pembengkakan organ intim karena tidak menggunakan pelumas.
Rasa bersalah
Masturbasi berdampak negatif secara psikologis. Banyak orang merasa malu dan bersalah setelah melakukannya karena terbentur nilai-nilai budaya, agama atau moral.
Tarik menarik antara kesenangan dan menahan diri berdampak pada harga diri, rasa percaya diri dan cinta. Perasaan bersalah dapat memicu efek psikosomatis seperti sakit kepala, sakit punggung, dan sakit kronis.
Masturbasi kronis
Masturbasi kronis mempengaruhi otak dan kimia tubuh akibat kelebihan produksi hormon seks dan neurotransmiter. Meski dampaknya pada setiap orang berbeda, terlalu sering masturbasi dapat memicu gangguan kesehatan seperti kelelahan, nyeri panggul, testis sakit, atau rambut rontok.
Masturbasi berkaitan dengan berkurangnya produksi testosteron dan DHT. Berkurangnya produksi testosteron juga terkait dengan kebiasaan dan gaya hidup seperti konsumsi alkohol, merokok dan berolahraga.
Jika gaya hidup cenderung normal, namun memiliki kebiasaan masturbasi sebaiknya kurangi aktivitas seksual itu untuk mengurangi keluhan. Jika keluhan tak kunjung reda, hubungi dokter untuk pemeriksaan medis.
Masturbasi kompulsif
Masturbasi ini mempengaruhi kehidupan karena sudah menjadi kebiasaan. Sebagian pria yang masturbasi enam kali sehari bisa saja merasa produktif, sementara lainnya merasa sebaliknya.
Masturbasi kompulsif dapat berdampak negatif pada pekerjaan, hubungan dengan pasangan, harga diri, keuangan, dan sosial, jika tidak dapat menyeimbangkan antara kebutuhan pribadi dan hasrat.
Jadi, masih berpikir untuk meneruskan Masturbasi?
Tulisan Terkait