Rrrruuuuaaarrrrr biasa …….. terus terang aku nggak nyangka kalau debut awalku menulis di cyber porn ( setelah aku disembuhkan oleh dukun sex Ki Alugoro dan Three In One, siapa takut ?) mendapat sambutan yang lumayan gegap gempita.
Walaupun ada beberapa comment yang kurang mengapresiasi tulisanku tersebut, tapi sekitar 90 % nya menyampaikan komentar yang positif. Boleh aja kan, namanya juga demokrasi. Tapi aku menyesal coy, bahwa aku belum bisa menerima ajakan copy darat, juga belum bisa buka bukaan tentang jati diriku disini. Habis tahu ndiri kan, didunia maya semacam ini kan ada saja saudara saudara kita yang suka usil. Bagaimana kalau jati diri aku disampaikan ke Big Boss dikantor tempat aku bekerja ? Kan bisa runyam, bisa mempengaruhi karier aku. Ya, kan ? Tapi baiklah, untuk sekedar mengobati rasa penasaran kalian, aku beri sedikit curriculum vitae aku.
Aku memang bekerja di suatu Bank yang berpusat di seputaran segitiga emas Jakarta. Sebelum ini, aku menjabat sebagai Head di Dept. Customer Care ( bukan Customer Service lho !). Tugas dept ini khususnya untuk melayani complain customer yang kurang puas dengan pelayanan maupun product corporate kami. Sebagai petugas di CC, tentu aja dipilih cewek cewek yang smart, ayu, enak dipandang, berpengetahuan luas, keep smile dan perfect dalam penampilan. Tidak direferensikan cewek yang berpenampilan terlalu sexy dan genit2 (ini kalau di dalam jam kerja lho !). Sebab cewek semacam itu dikalangan Top Managemen perusahaan perusahan besar termasuk MNC (Multi National Corporation ) malah dipandang sebagai norak dan katrok. Tentu aja karena tugas tersebut termasuk berat, aku juga dididik mengenai Ideal Appearance (John Robert Power), Achievment Motivation Training, Effective Comunication (Price Waterhouse) dll.
Nah, perkenalanku dengan Lina ( masih inget, kan ? Itu, temen aku yang bersetubuh secara three in one dengan Rado dan waktu itu masih cupu dalam blantika perselingkuhan), juga dimulai dari sini. Sebagai Prime Customer di Bank kami (saldonya di tabungan waktu itu sebesar 10 digit mid – Tanya ndiri ama temen kamu yang karyawan bank, kira kira berapa itu) dia sering mengajukan complain terutama mengenai bunganya yang dipandang terlalu rendah (tentu aja, karena ditaruh di tabungan sih.) Karena anak buahku mulai kuwalahan menghadapi dia, maka akhirnya aku sendiri yang menemui. Aku anjurkan kalau ingin dananya cepat berkembang, dipindahkan aja ke money market / bursa saham. Rupanya Lina tertarik akan anjuranku, sehingga nyaris seluruh dananya dipindahkan ke money market / bursa saham melalui Treasury Dept di Bank kami juga.
Mungkin karena keberuntungan sedang menaungi Lina, maka dalam kurun waktu tidak sampai 1 bulan dananya melejit sampai sebesar 11 digit low. Cuma, karena terjadi gonjang ganjing di money market / bursa saham (kalau tidak salah inget, ini akibat George Bush ngotot mau nyerang Korea Utara, akibat masalah peluru kendali berhulu ledak nuklir itu – ini kalau tidak salah inget lho. Jadi kalau salah jangan di complain), maka buru buru aku hubungi Lina, supaya dananya ditarik semua dan ditaruh lagi di rek tabungan. Walaupun pihak Treasury nyap nyap ke aku, Lina setuju dan makin berjayalah dia dengan saldo tabungan yang nyaris 2 kali lipat dari uangnya semula dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan. Tentu saja Lina sangat berterima kasih atas jasaku (padahal yang berjasa, temen temen di treasury dept sana).
Sejak saat itu hubungan kami menjadi amat erat sampai seperti saudara, termasuk soal curhat mengenai masalah kehidupan sex nya, dan sebagai tanda terima kasih aku dibelikan sebuah mobil Honda Jazz warna Pink kesukaanku sebagai ganti mobil Toyota Starlet ku yang sudah uzur. Eit…, tapi nanti dulu, kalau kalian melihat cewek nyetir Honda Jazz warna Pink, belum tentu itu aku, karena aku sekarang ini malah jarang sekali memakai mobil itu. Kenapa ? nanti kalian akan tahu sendiri di akhir cerita ini. Maka, baca terus ya ? Jadi sebenarnya ceritaku ini benar benar true story. Cuma, untuk lebih memanaskan situasi, aku bumbuin dengan bumbu bumbu disana sini. Sebab kalau diceritakan apa adanya, jadi nggak seru. Ya, nggak ?
Nah, sekarang mengenai Ki Alugoro (Lina dan Alugoro bukan nama sebenarnya). Dari beberapa temen suamiku, aku mendapat kabar dia sekarang pindah ke desa terpencil di lereng utara gunung LW, namanya desa Jnw. Disana, disamping berprofesi sebagai dukun, dia rajin membudidayakan tanaman hias yang harganya tidak masuk akal itu, semacam antharium, jemani dan tanaman lain yang aku lupa namanya. Singkat kata, karena dia masih aku anggap sebagai “suhu” dalam kehidupan sex ku, aku kangen sekali untuk menemuinya sekali sekali. Maka pada akhir Januari sampai awal Februari 2007 lalu, aku menyempatkan diri untuk mengambil cuti tahunan selama 12 hari kerja supaya bisa berlibur ke dekat dekat sana yaitu daerah wisata Tawangmangu. Karena Dept CC tidak banyak membuat laporan bulanan Bank pada akhir bulan, maka cutiku pun disetujui Boss.
Sengaja aku mengambil penerbangan ke kota Yogya, karena ingin melihat lihat obyek wisata disana, maka akupun berangkat sendiri. Tapi yaitu coy, penerbangannya ditunda sampai 2 jam ! Kesel deh ! Pantesan penerbangan Indonesia dilarang terbang ke Uni Eropa sekarang ini ! Habis brengsek sih ! Akhirnya, setelah menunggu, sampai juga aku ke kota budaya tersebut. Sehari disana, esoknya dengan menyewa sebuah mobil dari kota tersebut, dibekali dengan map wisata, aku tancap gas menuju kearah tujuan. Jalannya mulus lho, nggak nyangka. Singkatnya, setelah bertanya tanya di tempat tujuan, dengan diringi pandangan aneh aku ditunjukkan rumah Ki Alugoro (aku lupa bahwa aku cewek kota yang cakep, bermobil, dan Ki Alugoro adalah dukun sex. Pantesan orang orang pada memandang curiga).
“Selamat siang, Ki …….” Sapaku pada Ki Alugoro yang sedang sibuk menyiangi tanaman.
“Selamat siang, cari siapa mbak ?”
“Lho, Aki lupa ya, aku kan Mia dari Jakarta yang pernah Aki obati dulu” keterlaluan ini Aki, mosok dengan aku, cewek segini cakep yang pernah disetubuhi dulu, bisa dilupakan begitu saja.
“Oh, maap neng, mari, … mari … silahkan masuk” jawabnya mempersilahkan aku masuk rumahnya yang lumayan asri karena terletak di daerah ketinggian lebih dari 1000 m dpl dikelilingi perkebunan teh yang indah.
Setelah basa basi sebentar sambil mengeluarkan oleh oleh dari kota, aku mengatakan bahwa aku cuma kangen aja ama dia.
“Begini neng, kebetulan sekali hari ini Kamis wage malam Jum’at kliwon, kebetulan bulan Suro ditahun Be (aku baru tahu kalau tahun Jawa ada namanya), jadi Aki agak menahan diri dalam hal persetubuhan. Tapi kebetulan malam ini Aki akan menjalankan ritual di desa Bbr (lebih tinggi lagi dari desa Jnw ini, sekitar 2000 m dpl) disebuah goa yang bernama goa gelap ngampar yang angker (gelap berarti geledek, ngampar berarti menyambar, setahuku goa tersebut merupakan mata air sebuah sungai yang legendaris dan terletak di lereng selatan gunung ini, bukan disini. Tapi biarlah, apalah artinya sebuah nama) . Kalau neng berminat bisa ikut Aki, disana neng bisa melakukukan ritual, yaitu mengajukan permohonan sambil bersetubuh dengan penunggu goa tersebut yang bernama Kanjeng Pangeran Kudo Narpati. Saratnya, supaya permohonan dikabulkan, neng harus bisa membuat Kanjeng Pangeran orgasme. Tapi neng tidak boleh orgasme lebih dari 3 kali”
Mendengar ini jiwa petualangan ku seperti tertantang, maka tantangan itu aku sanggupi.
“Tapi kontolnya besar sekali neng, jauh lebih besar dari dari kontol Aki”
Tambah tertantang aku untuk merasakan seberapa besar kontol orang yang disebut Kanjeng Pangeran ini. Maka, singkat kata, kami berdua menuju tempat tersebut dengan menyewa 2 buah ojek, karena daerahnya tidak bisa dilalui mobil. Sampai didekat desa tersebut kami turun.
“Dari sini harus jalan kaki neng, karena kita harus menuju bukit didepan itu dan tidak ada jalan yang menuju kesana”
Mati aku, padahal jalan kebukit yang ditunjuk itu menanjak dan aku taksir jaraknya sekitar 4 km atau lebih. Tapi karena sudah kepalang basah, aku turuti juga Ki Alugoro ini. Benar juga, setelah berjalan sekitar 2 jam, kami sampai didepan mulut goa. Sepertinya bukan goa ya, karena diatas goa ditumbuhi beberapa pohon beringin yang besar besar sekali, dan akarnya seperti mencengkeram cadas berlobang dibawahnya (aku tersenyum sendiri, inget waktu tempikku mencengkeram kontol Rado erat erat). Sebuah akar besar menjulur membelah mulut goa sehingga membuat bentuk mulut goa tersebut seperti dua buah mata jin yang menatap tajam kearah aku. Karena hari mulai gelap dan keadaan sepiiii sekali ditambah hawa yang dingin menusuk tulang membuat situasi menjadi bernuansa mistis sekali. Hampir saja aku balik kanan untuk pulang. Tapi aku pikir lagi, kenapa takut ? Apa yang ditakutkan ? Takut diperkosa oleh Ki Alugoro ? Atau oleh orang yang disebut Pangeran Kudo Narpati ? Bukankan kedatanganku kesini justru untuk mencoba dan merasakan kehebatan kontol mereka ? Memikir itu maka dengan mantap kuikuti langkah Ki Alugoro memasuki mulut goa. Ternyata goa itu seperti terbagi 2 bagian. Bagian yang aku masuki agak lebar kemudian menyempit lagi membentuk seperti sebuah pintu yang agak rendah. Dekat dinding goa yang aku masuki tedapat sebuah balai balai dari bambu yang dilapisi dengan tikar dari daun pandan. Dan anehnya diruangan ini hawanya agak hangat. Ki Alugoro segera menyalakan dua buah obor bambu yang rupanya disediakan disitu, entah oleh siapa. Setelah dinyalakan, suasana malah jadi romantis sekali, seperti candle light party. Tapi suasana itu langsung berubah menjadi mistis setelah Ki Alugoro membakar kemenyan pada tempat arang yang dinyalakanya (orang sini menyebutnya anglo) sambil menabur bunga setaman yang dibawa dari rumah.
“Neng harus menunggu sampai menjelang tengah malam karena Njeng Pangeran baru kerso tedak (mau datang) pada tengah malam nanti” kata Ki Alugoro memecah kesunyian.
“Sebelum itu neng harus sesuci dulu” lanjutnya. Ternyata yang dimaksud dengan sesuci adalah dimandikan dengan air kembang setaman, dan ceweknya harus tidak dalam keadaan sedang menstruasi. Tentu saja aku tidak ! Sebab kalau sedang menstruasi, ngapain aku kesini ? Acara selanjutnya, aku dimandikan oleh Ki Alugoro dengan air yang mengalir dari dalam goa dicampur dengan kembang setaman. Wuih, duingin sekali coy, sampai mengkerut semua peralatan tubuhku. Termasuk bibir vagina dan susuku, bahkan pentil susuku mengkerut dan menjadi keras sekali. Aku berpikir, beruntung sekali Ki Alugoro ini, entah berapa cewek yang sudah diraba raba tubuh telanjangnya dan disetubuhinya (orang sini menyebut dianceli). Tapi karena keinginanku untuk segera mencoba kehandalan kontol Njeng Pangeran tersebut. Maka perasaan dingin tersebut tidak kuhiraukan. Menjelang tengah malam, Ki Alugoro memberi aku segelas ramuan yang harus kuminum dan kemudian menyuruh aku memasuki pintu tersebut untuk bersemedi didekat batu rata yang katanya terdapat diruangan itu.
Maka dengan tubuh telanjang bulat dan hati berdebar debar, aku lalui pintu tersebut dan langsung menuju ke batu rata yang ternyata luas sekali, hampir seluas tempat tidur no 1. Disampingnya terdapat batu yang agak kecil. Aku segera tahu bahwa batu tersebut buat duduk orang yang bersemedi. Segera aku duduk dan … nyeessss….. pantatku langsung dirasuki perasaan dingin seperti menduduki sebongkah es batu. Dengan menguatkan diri aku langsung diam bersemedi. Entah karena pengaruh minuman yang diberikan Ki Alugoro atau pengaruh lainnya, tubuh telanjangku perlahan lahan merasa hangat dan nyaman sekali. Tetapi tiba tiba tubuhku terasa makin ringan dan ruangan disekitarku terasa bernuansa aneh sekali. Kemudian tubuhku terasa berputar kencang dan …… bummm…. Tubuhku terpental dan tahu tahu aku sudah terlentang di tempat tidur yang empuk dan wangi. Aku perhatikan tempat tidur tersebut berkelambu tapi kelambunya sudah disibakkan dan tiang tiang kelambunya berukir kepala kuda warna kuning yang menurut perdapatku, itu emas. Sedang spreinya terbuat dari kain semacam sutera dan bau wanginya ternyata berasal dari bunga bunga yang ditaburkan keatasnya. Yang dominan adalah bunga melati, kemudian sedikit mawar dan bunga agak panjang putih kekuningan, kalau tidak salah namanya kantil (inget lho, kantil ! bukan kontil / singkatan kontol dan itil). Belum sempat aku mengamati semua keanehan ini tiba tiba dari arah dalam goa datang seorang laki laki yang… alamak ! Tadinya aku kira Rado adalah cowok yang paling maco dan menarik di seluruh dunia. Tapi yang ini, jauh lebih menarik. Tubuhnya tinggi dan kekar. Lebih tinggi sedikit dari Rado, kulitnya kelihatan mulus kuning langsat keputihan dan bersinar ditimpa sinar yang entah berasal dari mana. Rambutnya kelihatan halus tergerai sampai ke bahu, hidungnya mancung dan matanya …….. aku baru ingat pesan Ki Alugoro bahwa aku tidak boleh menatap matanya. Itu tidak sopan, katanya. Jadi bertentangan dengan pelajaran Effective Comunication yang pernah aku dapat. Jadinya aku lantas menunduk, sedang mataku tetap melirik kearahnya. Dia memakai semacam kimono dari sutera dan (ini aku yakin) dia tidak memakai pakaian dalam ! Karena jelas sekali kontolnya menyeruak sehingga kimono terangkat kedepan. Membayang besar sekali kontolnya. Vaginaku langsung berdenyut membayangkan kontol itu memasuki Vaginaku. Wuih, sudah kebayang betapa nikmatnya.
“Diajeng …… “ mati aku, suaranya lembut sekali tapi amat berwibawa. Akupun gemetar sekali seperti seorang perawan yang baru pertama kali berdiri telanjang dihadapan kekasihnya. Tak tahu aku harus menjawab apa.
“Diajeng,…… coba tolong buka pakaian kanda ini”
Dengan gemetar akupun berdiri untuk menanggalkan pakaiannya. Ternyata kulitnya halus sekali, tapi seluruh tubuhnya ditumbuhi rambut yang amat halus. Tambah berdenyut vaginaku membayangkan betapa nikmatnya nanti seluruh tubuhku digesek gesek rambut ini. Sampai pada kancing paling bawah (kancingnya emas coy, emas beneran !), tanpa sengaja tanganku menyentuh kontolnya. Secara reflek kutarik tanganku, tapi tiba tiba tangannya (yang ternyata juga amat halus) menarik tanganku kembali dan berkata:
“Pegang saja diajeng, tidak apa apa …….”
Maka setelah kutanggalkan pakaiannya, sambil jongkok kuraih kontolnya. Begitu terpegang dan kuamati dengan seksama langsung aku terpekik “Mamamia……” pekikku menyebut namaku sendiri. Ternyata kontol itu benar benar besar dan panjang sekali coy, hampir tak dapat kupercaya. Mungkin hampir 30 cm, dan besarnya, jari jari tanganku sama sekali tidak bisa melingkari seluruh besar batang kontolnya. Hanya anehnya, dia tidak mempunyai jembut. Ada sih, bulu bulu halus disekitarnya, tapai bukan jembut. Aku membayangkan, apa bisa kontol sebesar ini masuk ke vaginaku ? Tapi setelah kupikir lagi, baby saja bisa melalui vaginaku, masa kontol ini tidak bisa ? Maka dengan keberanian yang luar biasa kuelus elus kontol itu dan secara reflek kucium cium juga. Rupanya dia keenakan juga karena kemudian dia elus elus rambutku. Bertambah berani aku. Maka selanjutnya kucoba untuk mengisapnya. Ternyata tidak masuk ke mulutku. Akhirnya setelah kucoba lagi tetap tidak bisa, kontol itu itu hanya aku jilat jilat saja. Tiba tiba dia membungkuk dan langsung memondong tubuh telanjangku. Sambil dipondong dihisap hisapnya susuku, tentu saja aku menggelinjang gelinjang kegelian karena nafsuku sudah tambah memuncak. Tak lama kemudian tubuh telanjangku dibaringkan telentang di tempat tidur tersebut. Aku tentu saja sudah tahu acara selanjutnya. Maka kutekuk kakiku sambil mengangkangkan pahaku lebar lebar. Dan benar saja, tak berapa lama kontol itu menghampiri tepat dilobang vaginaku. Tapi acara selanjutnya membutuhkan perjuangan hebat coy. Soalnya kontol sebesar itu benar benar susah sekali untuk memasuki tempikku. Untunglah, tempikku sudah mulai banjir dan aku termasuk sudah piawai dalam blantika persetubuhan. Maka sedikit demi sedikit walau dengan rasa sakit yang agak lumayan, berhasil juga kontol itu kutelan dengan vaginaku. Tapi ya ampun, ternyata tidak seluruhnya masuk, hanya sekitar tiga per empatnya, itupun sudah kuusahakan sedapatnya dan dinding tempikku sebelah dalam rasanya sudah mentok oleh kontolnya. Rupanya dia maklum juga akan hal ini. Karena ternyata, pelan pelan dia mulai memompa vaginaku. Tentu saja mula mula pelan pelan, setelah dirasa tempikku tambah membanjir maka pompaan kontolnya jadi semakin cepat. Celakanya, saudara saudaraku sebangsa, setanah air dan sehobby, dengan penuhnya vaginaku diisi oleh kontol besarnya, otomatis daerah sensitive didalam vaginaku (G-Spot) bolak balik tergesek oleh kontolnya. Sudah barang tentu aku menggelinjang gelinjang hebat menerima gesekan gesekan tersebut. Dan benar saja, tak sampai setengah jam, mulutku sudah mulai meracau tidak keruan :
“Ooocchh, kanjeng…….akkuuu mmauuuu… kkeeluaarrrrr….” Mendengar rintihanku makin gencar dia memompakan kontolnya ke tempikku sampai sampai aku lupa bahwa aku harus membuat dia orgasme dan …. Oouuccgghhh … mmmmmhhhhhh … aacchhh . uuggcchhhh….mmmmhhhhh……kkannjjeeengggggggg….. aakkuuu mmaauuu.. .. dan ……….. wuuusssshhhhh .. sampailah aku pada orgameku yang pertama malam itu sambil kurengkuh erat erat tubuh halusnya.
Rupanya dia mengerti keadaanku, buktinya walaupun tidak mencabut kontolnya yang masih ngaceng tegar dari tempikku, dia menghentikan kegiatannya. Sambil tetap membiarkan kontolnya tertancap di tempikku, tangannya meraih kesamping dan tahu tahu tanganya sudah memegang cangkir kuning berpahatkan kepala kuda berisi semacam ramuan. Aku sama sekali tidak tahu siapa yang meletakkan ramuan itu. Kemudian tangan satunya mengangkat kepalaku dan menyuruh aku meminum ramuan tersebut. Rasanya agak agak manis keaseman begitu, tapi kutelan juga, siapa tahu berkhasiat. Benar juga tidak sampai 5 menit, tubuhku sudah mulai hangat dan segar sekali, maka segera kugoyang goyangkan pantatku dan kuempot empotkan vaginaku untuk mencengkeran kontolnya. Rupanya dia mengerti isyaratku tersebut dan dengan perlahan dia mulai memompakan kontolnya kembali. Kali ini aku mulai bisa menguasai keadaan. Kugoyang goyang dan kuputar putar pantatku, sehingga ketika tak sengaja kutatap matanya, kulihat dia mulai merem melek keenakan. Tapi lagi lagi aku mulai menggelinjang gelinjang hebat ketika daerah G-spot ku tergesek gesek kontolnya. (Mestinya aku cari tahu dulu bagaimana cara menutup daerah itu). Bagaimanapun aku harus berusaha keras membuat dia orgasme sebelum aku mencapai orgasmeku yang ke tiga. Begitulah, setelah persetubuhanku yang kedua ini berlangsung hampir satu jam, kulihat matanya tambah merem melek dan nafasnya mulai mendengus dengus. Kutarik lehernya supaya aku bisa mencium bibirnya. Selanjutnya sambil aku menggoyang goyangkan pantatku, aku mulai menyedot nyedot bibirnya dan lidahku mencari cari daerah yang paling sensitive dirongga mulutnya. Rupanya daerah itu ada disekitar langit langit rongga mulutnya. Terbukti, setiap kali kusentuh daerah itu dengan lidahku, tubuhnya terasa bergetar. Maka tambah beringas aku menggoyang goyangkan pantatku sambil lidahku menggesek gesek langit langit rongga mulutnya. Berhasil ! Dia tambah bernafsu memompakan kontolnya ketempikku sambil mendengus dengus dan merem melek. “ Uucchhhh ….. eeccchhhh … mmmmmhhhhh…… heh, heh , dddiajjeengggg…… rintihnya. Tapi aku sendiri ternyata lupa menjaga daerah G-Spotku, sehingga karena tergesek gesek begitu hebat oleh kontolnya yang luar biasa besar itu, aku duluan tidak tahan lagi “ Oocccchhh, kkaannjjeeennggggg…. Aakkkkkuuuuu…. Kkkeeellluuuuuaaarrrrrrrr……… ooocccchhhhhhhh…….. jeritku tak tertahan dan sampailah aku pada orgasmeku yang kedua, sedang dia kulihat agak kecewa melihat aku terbaring lemah sambil masih menjepit kontolnya yang masih ngaceng tegar itu.
Selanjutnya, seperti tadi, dia mengambilkan aku ramuan yang harus aku minum. Kali ini dua cangkir sekaligus. Karena penasaran, aku meminta secangkir lagi yang diturutinya sambil tersenyum manis. Akibatnya, tak terbayangkan. Badanku terasa amat panas, tapi tubuhku amat segar seperti belum mengalami orgasme, sedang gairahku untuk bersetubuh memuncak tinggi sekali. Belum pernah aku merasakan gairah seperti itu. Maka tanpa sungkan sungkan kugoyang lagi pantatku dan kuempot empotkan vaginaku sejadi jadinya. Anehnya, kontolnya yang luar biasa panjang dan besar itu bisa tertelan seluruhnya kedalam vaginaku. Mungkin vaginaku yang melar atau kontolnya yang mengkerut aku tidak memikirkannya lagi. Dalam benakku hanya terpikir bahwa aku harus berhasil mengeluarkan sperma dari kontolnya dengan tempikku ini sebelum aku mengalami orgasme yang ke tiga. Dia pun melayani gairahku dengan hebat. Dihunjam hunjamkannya kontolnya dengan keras dan bernafsu sambil mendengus dengus hebat dan matanya tambah merem melek tak karuan. Mungkin pengaruh ramuan tadi atau karena sudah orgasme dua kali, daerah G-Spot ku seperti tertutup dan tidak terasa geli lagi digesek gesek oleh kontolnya. Dia malah sebaliknya, nafasnya tambah mendengus dengus tak karuan, matanya tambah merem melek, malah cenderung mendelik delik, dan genjotan kontolnya di vaginaku tambah bersemangat dan keras. Dan akhirnya, sekitar dua jam kemudian, seiring dengan makin kencangnya jepitan tempikku pada kontolnya, dan seiring dengan makin kerasnya hunjaman kontolnya pada vaginaku, sampai juga dia pada puncaknya dan……… “Aaaaarrrrrggggggccchhhhh ……..ddiiaaajjjeennngggggg ……….aaarrrggggcccchhhhhh ………. Hhhiiiieeeeeeeeccchhhhh ……..” Aku kaget setengah mati ketika dia mengeluarkan spermanya di tempikku dia meringkik mirip kuda dengan kuat sekali sehingga seluruh ruangan ini bergoncang hebat seakan ada geledek yang menyambar. Kemudian walaupun belum tuntas mengeluarkan spermanya didalam tempikku, buru buru dia mencabut kontolnya lalu meloncat pergi begitu saja sehingga spermanya tercecer dimana mana. Sedang aku sendiri kemudian merasakan tubuh telanjangku menjadi amat ringan lalu berputar hebat dan melayang kemudian terpental dan ….. bukkkkk ….. Kaget sekali aku ketika tersadar bahwa aku kembali ditempatku tadi, yaitu diatas batu datar yang dingin sekali. Aku pikir ini semua mimpi, tapi ketika kuraba vaginaku, masih tersisa banyak sekali sperma yang tadi dikeluarkan olehnya. Bahkan di badanku, didekat pentil susuku, sampai di wajahkupun ada tersisa cipratan spermanya akibat dia mencabut dengan tergesa gesa kontolnya tadi. Bahkan rasa manis manis asem ramuan tadi masih terasa dimulutku. Kemudian, dengan tertatih tatih akibat terlalu lelah dan badan terasa sakit semua, aku keluar melalui pintu tadi, menemui Ki Alugoro yang dengan setia masih menunggu disitu. Ternyata ada dua cewek lagi ikut menunggu disitu. Semuanya telanjang bulat.
“Aduh, badanku sakit semua ki …..” rintihku lemah
“Tidurlah diamben (balai balai) ini neng, nanti aku pijat dan aku baluri dengan ramuan ramuan” katanya
Kemudian tanpa sungkan terhadap kedua cewek itu, aku banting tubuh telanjangku berbaring telentang di balai balai.
Selanjutnya, seluruh tubuhku dibaluri dengan semacam minyak kelapa yang dicampur dengan ramuan yang menurut baunya kayaknya minyak sereh, diurut urut mulai dari kaki, naik keatas, berhenti sebentar membelai belai jembutku, kemudian lama sekali dia meremas remas susuku sambil memelintir melintir pentilnya. Lama lama tubuhku menjadi hangat lagi dan rasa sakit sakit berkurang banyak sekali.
“Bagaimana neng, sudah baikan ?”
“Lumayan ki, sudah mulai naik lagi nafsuku” jawabku tanpa menaruh rasa sungkan terhadap dua cewek yang juga telanjang bulat tadi. Kemudian sambil masih merasa keenakan susuku diremas remas Ki Alugoro, aku ceritakan bahwa aku berhasil membuat Kanjeng Pangeran Kudo Narpati orgasme setelah aku mengalami orgasme yang kedua.
“Jadi neng berhasil membuat beliau orgasme ?” tanyanya kaget sambil melepaskan tangannya dari susuku.
“Memang kenapa, ki ?” tanyaku heran
“Berarti dengan demikian neng telah menjadi selir Njeng Pangeran Kudo Narpati, dengan gelar Raden Ayu, dan keinginan Den Ayu akan segera terpenuhi” katanya. (Aku memang mempunyai keinginan untuk segera naik gaji, pangkat dan jabatan).
“Perlu Den Ayu ketahui, dalam persekutuan dengan jin jin disini pangkatku hanyalah Demang, jadi jauh lebih rendah dari Den Ayu, dan aku tidak boleh sembarangan memegang megang tubuh Den Ayu” katanya sambil beringsut menjauh. Tentu saja hal ini sangat mengecewakan diriku, karena kedatanganku kesini antara lain untuk menunjukkan padanya bahwa aku sekarang tidak cupu lagi seperti ketika dia menyetubuhi diriku dulu.
“Jadi beliau ini benar benar raja ?”
“Betul Den Ayu.”
“Tapi kenapa tingkahnya aneh sekali ya, waktu orgasme tadi beliau mengeluarkan ringkikan seperti kuda” gumamku lirih
“Memang beliau ini kuda !”
“Mak !!!!” jeritku kaget sehingga badanku terlonjak duduk “Betul betul kuda ?”
“Begini Den Ayu” jelasnya dengan amat santun “Beliau ini adalah jelmaan dari kuda kesayangan Gusti Ayu Endang Retno Dumilah, jin wanita yang amat cantik penguasa salah satu puncak gunung ini, yaitu Argo Dumilah (argo berarti gunung). Den Ayu mungkin belum tahu gunung ini mempunyai 3 puncak, salah satunya adalah Argo Dumilah tadi. Karena kuda tersebut juga bangsa jin, beliau menaruh hati pada Gusti Ayu Endang Retno Dumilah. Tentu saja Ibu dari Gusti Ayu yaitu Kanjeng Ratu Kidul marah sekali. Beliau lantas mengusir kuda itu yang lantas bermukim disini dan bergelar Pangeran Kudo Narpati. Beliau ini mempunyai sisihan (isteri) yang bergelar Raden Ayu Sekar Turonggoningsih. Inilah yang yang melayani para peziarah pria yang datang kesini.
“Ampuuunnn, berarti aku ini jadi selir kuda “gumamku lirih. Pantas seluruh tubuhnya ditumbuhi rambut dan dia tidak mempunyai jembut. Kontolnyapun sebesar kontol kuda. “Jadi aku harus melayaninya setiap beliau datang?” tanyaku cemas.
“Jangan khawatir Den Ayu, beliau hanya menyetubuhi sekali saja pada tiap tiap selirnya, dan itu sudah dilakukannya pada Den Ayu. Den Ayu pasti bertanya tanya mengapa beliau cepat cepat pergi setelah orgasme? Ini dikarenakan setelah orgasme beliau akan berubah wujud menjadi seekor kuda. Dan beliau tidak ingin hal ini dilihat para selirnya.”
Lega hatiku mendengar keterangannya.
“Tapi kenapa Aki tidak mau lagi menyentuh aku ?”
“Bukan tidak mau Den Ayu, tapi tidak berani”
“Kalau begitu, Aki aku ijinkan untuk mengurut aku lagi” kataku mantab
“Baik, Den Ayu, tapi Aki akan menjalankan ritual untuk minta ijin dulu” katanya sambil pergi kearah dalam goa. Akupun semakin menjadi tidak sabaran. Untuk sekedar membunuh waktu, akupun menyapa kedua cewek telanjang tadi. Ternyata mereka adalah pedagang pedagang kain dari sebuah pasar terkenal yang berinisial pasar Klw. Walaupun menurut pengakuannya mereka belum pernah bertemu dengan Njeng Pangeran, mereka tetap datang kesini. Siapa tahu suatu waktu berhasil, harapnya. Paling tidak untuk refresing dengan Ki Alugoro, daripada tiap kali menghadapi suami suami mereka yang katanya lemes lemes. Aku tersenyum mendengarnya. Tak lama kemudian Ki Alugoro datang.
“Silahkan Den Ayu”
Akupun segera berbaring telentang lagi dibalai balai tanpa merasa sungkan walaupun dilihat oleh dua cewek tadi. Toh mereka juga mendambakan persetubuhan juga, pikirku. Kemudian Ki Alugoro mulai mengurut tubuhku lagi. Tapi kali ini dengan sangat hati hati dan pakai bilang nuwun sewu segala bila mau menyentuh bibir vagina atau susuku. Tentu saja ini membikin aku tidak sabaran, dan setengah memaksa aku suruh dia membuka seluruh pakaiannya. Ternyata kontolnya sudah ngaceng juga. Segera kutarik dia untuk menindihku dan kupegang kontolnya untuk kumasukkan kedalam lubang vaginaku. Kusuruh dia mulai menggenjot. Tapi genjotannya terasa sangat hati hati dan pelan sekali. Baru setelah kuancam akan kuadukan pada Njeng Pangeran, dia mulai menggenjot sejadi jadinya. Nah, begitu dong. Aku sangat enjoy dibuatnya. Kugoyang pantatku sambil kuempot empotkan tempikku menghisap kontolnya yang cukup besar itu. Mungkin karena pengaruh ramuan tadi masih tersisa, aku tidak merasa kewalahan menghadapi Aki yang berpengalaman ini. Setelah berlangsung sekitar setengah jam, dia memanggil dua cewek tadi. Ternyata mereka disuruh menghisap hisap susuku kiri dan kanan. Tentu saja hal ini sangat menggembirakanku dan menambah semangatku. Sambil menghisap hisap pentil susuku yang makin mengembang keenakan, tangan merekapun menjalar membelai belai rambutku, dan bahkan seluruh permukaan kulitku yang bisa mereka gapai. Hal ini makin membuatku melayang. Karena selain vaginaku keenakan dipompa Ki Alugoro, pentil susuku dihisap hisap sambil digigit gigit kecil oleh mereka, seluruh tubuhkupun dibelai belai dan dicubit cubit kecil, sehingga semakin membuatku melayang layang. Untunglah aku masih terpengaruh oleh ramuan tadi, sehingga tidak segera mengalami orgasme. Karena dua cewek tadi menghisap hisap susuku sambil nungging dari arah kanan dan kiriku, maka jari jari kedua tangankupun segera bergerak menggosok gosok itil mereka sambil sebentar sebentar memencet mencetnya. Karena aku sudah makin piawai dalam hal persetubuhan, maka menghadapi tiga orang demikian tidak membuatku jadi keder. Maka sambil melayani enjotan enjotan kontol Ki Alugoro, jari jari kedua tangankupun segera kumasukkan kedalam lubang vagina mereka. Mendapat perlakuanku itu, mulut mereka segera mendesis desis keenakan. Tapi sialnya, gigitan mereka ke pentil susuku jadi makin agak keras. Untunglah mereka segera menyadari hal ini, dan sambil mendesis desis, mereka tetap menghisap hisap pentil susuku, sambil matanya merem melek keenakan karena itil dan lubang vaginanya semakin ganas aku gosok gosok. Tiba tiba salah seorang dari mereka yang itilnya kugosok gosok dengan jari tangan kananku, tiba tiba mengejang sambil merintih : aacchhh ….ouucchhhh ….mmmmhhhhhh …..ooouuuccchhhhh………. kemudian tubuhnya terguling lemas disamping kananku, sehingga tinggal dua orang lagi yang harus kulayani. Melihat orangnya “gugur” satu, maka Ki Alugoro semakin mempercepat pompaan kontolnya kedalam tempikku. Mungkin untuk membuatku segera orgasme. Tapi dia lupa bahwa aku bukan Mia yang disetubuhinya dulu, tapi Mia yang sudah berhasil membuat Njeng Pangeran orgasme dan mengeluarkan spermanya didalam tempikku. Maka, sambil tetap menggosok gosok itil dan lubang tempik cewek satunya tadi, vaginakupun aku empot empotkan menghisap kontol Ki Alugoro sambil menggoyang goyang pantatku sejadi jadinya. Dan setelah kira kira satu jam kemudian mengejanglah tubuh Ki Alugoro sambil mulutnya mendesis gemetar : “Dddeennn …. Ayyuuuuuuu……. Akki mmaaauuu kkkeluuaaarrrrrrrrrrr …………….” Dan menyemburlah sperma Ki Alugoro didalam tempikku se jadi jadinya, banyak sekali. Setelah tubuhnya melemas dan kontolnya dicabut dari tempikku, menggelosolah dia di dekat selangkanganku. Kini tinggal satu orang saja yang harus kulayani. Maka aku segera bangkit dan menelentangkan cewek tadi. Dia agak kaget tapi menyerah saja kuperlakukan demikian. Segera kuhisap hisap pentil susunya dan kugosok gosok itil maupun lubang vagiannya yang ternyata sudah banjir itu. Hanya membutuhkan waktu sekitar seperempat jam, mulutnya sudah mulai merintih rintih: ….. aaakkkggghhh ………ucchhh ……… mmmmhhhhh……. Dan tidak berapa lama kemudian tubuhnya mulai mengejang, sambil mengangkat angkat pantatnya dia menceracau : Oouuucccchhhhh …….. aaaaccchhhhhhhh………… aaaacccchhhhhhhhhh ………………. Sampailah dia pada puncak orgasmenya. Kemudian terbaring lemaslah dia menyusul temannya dan Ki Alugoro. Anehnya, walaupun tidak mengalami orgasme, aku merasa puas dan bangga sekali melihat itu semua, bisa “mengalahkan” empat orang sekaligus dalam satu malam ! Bayangkan ! Hal ini tidak pernah aku impikan sebelumnya. Maka dengan senyum penuh kemenangan aku menyusul mereka tidur dibalai balai yang sama. Jadilah empat orang dengan bertelanjang bulat tidur berdesakan di satu balai balai. Karena didalam goa, aku tidak tahu kalau hari sudah pagi. Tapi berhubung ngantuk sekali, akupun terlelap tidur.
Siangnya kami mandi bersama di pancuran dekat mulut goa. Segar sekali. Kemudian setelah turun ke dekat desa kemarin, kami mencari ojek, yang ternyata ada beberapa yang sengaja menanti para peziarah turun. Sesampai di rumah Ki Alugoro, kami berbasa basi sebentar kemudian pamitan pulang. Ternyata kedua cewek itu membawa mobil sendiri, sehingga akupun sorangan menyetir kembali ke kota Yga. Oh ya, mereka tidak meneruskan untuk berziarah kepada Kanjeng Pangeran Kudo Narpati, karena setelah mengalami orgasme, beliau hanya kerso tedak (mau datang) pada malam Jum’at Kliwon berikutnya. Jadi harus menunggu 35 hari lagi. Itupun kalau mujur.
Sebulan setelah peristiwa itu, aku dipanggil oleh Big Boss, diberi tahu bahwa pangkatku dinaikkan menjadi AVP. Gajiku otomatis juga naik, sedang tugasku dipindahkan menjadi Kepala Cabang disuatu kantor masih diseputaran Jabodetabek. Tentu saja berita gembira itu aku sampaikan pada Lina sahabat kentalku, sambil meminta supaya rekeningnya dipindahkan ke Cabang yang aku pimpin. Tentu saja dia sangat setuju. Oh ya, akupun diberi mobil dinas yang jenis dan warnanya aku rahasiakan kepada kalian, supaya jati diriku tetap terjaga kerahasiaanya. Penasaran kan ? Nah, jadi kalian sekarang tahu mengapa sekarang ini aku jarang sekali memakai mobil Honda Jazz warna pink pemberian Lina.
Dengan kedudukan baruku, aku jadi sering bergaul dengan banyak Top Managemen perusahaan perusahaan besar yang mempunyai hoby yang sama antara lain hoby pesta orgy. Pengin denger ceritanya ? Lain kali aja ya ? Soalnya aku sudah ngantuk nih.
Oh ya, soal janjiku dulu untuk menceritakan pengalamanku bersetubuh secara four in one dengan Lina, Rado dan satu temennya, juga akan aku ceritakan lain kali saja. Habis bener bener ngantuk sih. Mau nemenin tidur ? Tapi bener bener tidur lho! Bukan tidur tiduran, atau meniduri. Udah ya coy, I love you all, guys and girls. Daaggggg …….. mmmmuuuuuaaaaahh
Tulisan Terkait