Siang ini saya dan seorang sahabat wanita saya (sebut saja Mawar) memperoleh pelajaran berharga mengenai kehidupan berumahtangga. Ceritanya begini,
Mawar, sahabat saya ini telah menikah. Usia pernikahannya kira-kira 1,5 tahun. Sewaktu istirahat siang ini, si Mawar ternyata iseng-iseng membuka-buka FB mantan pacarnya sebut saja mas Kumbang, ternyata, mas Kumbang ini juga sudah menikah. Mawar menjelajahi seluruh FB mas Kumbang dan istrinya, sebut saja mbak Melati. Iseng-iseng saya mampir ke meja Mawar. Berhubung sudah berkali-kali si Mawar mengakses FB mantan pacarnya ini, jadi saya mengenali halaman tersebut. “Buka FB-nya mas Kumbang sama istrinya lagi ya War?” Tanya saya. Si mawar cuma nyengir lebar. “ati-ati lo, kamu bisa durhaka sama suamimu.” Tambah saya lagi.
“Durhaka? Kan saya cuma liat-liat FB-nya mas Kumbang (mantan pacar).” Jawab Mawar membela diri.
“Lagian ngapain sih War, masih penasaran sama mantan pacar. Toh kamu sudah punya suami, mantan pacarmu itu juga sudah menikah. Kalian sudah punya kehidupan masing-masing.” Terang saya. Saya tidak mau sahabat saya ini terjerumus ke dalam jurang kesalahan yang makin dalam tanpa dia sadari.
Kejadian intip-mengintip FB ini sudah Mawar lakukan sejak Mawar dan mas Kumbang putus sekitar tahun 2009 hingga saat ini keduanya telah menikah masing-masing. Cukup lama juga, mungkin 3 tahunan. Sedangkan usia pernikahan si Mawar saja saat ini sudah 1,5 tahun.
Nah, selama proses intip-intip FB mas Kumbang ini, si Mawar selalu membanding-bandingkan dirinya dengan pacar mas Kumbang waktu itu (yang sekarang sudah jadi istri, yaitu si Mbak Melati). Mawar selalu merasa dirinya lebih baik, lebih cantik dibandingkan mbak Melati dengan bilang, “kalo lagi pose begini, aku lebih cantik dari mbak Melati.” Atau, sewaktu Mawar melihat foto mbak Melati yang sedang wisata ke suatu taman di Jakarta, Mawar langsung nggak mau kalah, pengen pergi ke taman itu juga.
Saya suka jawab sambil bercanda, “Kalo lebih cantik kamu, berarti menurut kamu, seharusnya mas Kumbang lebih milih sama kamu ya daripada sama mbak Melati…” Si Mawar cuma nyengir lebar. Tapi, kenapa mas Kumbang lebih milih mbak Melati dibandingkan kamu, War? Berarti ada faktor lain yang menjadi pertimbangan mas Kumbang untuk memilih mbak Melati selain fisik. Seharusnya Mawar menyadari hal ini dengan menjadikannya bahan intropeksi dan bukan malah mengintip FB sepasang suami istri itu dan kemudian menjelek-jelekkan si istri.
Pernah suatu ketika saya bertanya, “Kok masih ngintipin FB-nya mas Kumbang dan pacarnya War? Kamu masih sayang ya sama mas Kumbang.” Mawar jawab, “Nggak, cuma iseng aja!”
Hmmm… Mawar tidak menyadari jika perbuatannya didasari oleh perasaan aneh di dalam hatinya ketika mengakses FB mas Kumbang dan istrinya, bukan Cuma perasaan iseng. Tidak menyadari perasaan ‘bersaing’ yang aneh ketika membandingkan dirinya dengan istri mas Kumbang. Bersaing yang aneh? Iya, menurut saya aneh. Kenapa? Karena si Mas Kumbang ini toh sudah menjadi miliknya mbak Melati, sedangkan Mawar posisinya hanyalah mantan pacar. Jadi, mas Kumbang sudah bukan pria free yang sedang diperebutkan 2 orang gadis, melainkan pria yang sudah menjadi milik orang lain. Jatuhnya, si Mawar malah menjelek-jelekkan pacar mas Kumbang. Parahnya lagi, sekarang mbak Melati sudah menjadi istrinya, berarti si Mawar sedang menjelek-jelekkan istri orang.
Apa dong tujuannya, membanding-bandingkan diri dengan pacar/istri orang lain kalo bukan menginginkan si suami? Apa dong tujuannya, menguntit setiap gerak kehidupan pasangan lain? Apalagi, lelakinya adalah mantan pacar. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah si lelaki ini. Tujuan Mawar adalah mas Kumbang.
Anehnya lagi, ketika Mawar tidak bisa mengakses FB mas Kumbang dan istri, si Mawar langsung bete alias bad mood. Hilang semangat dan gairah. Isengnya sudah berubah menjadi OBSESI tanpa Mawar sadari. Ya sebenarnya di dalam hati mawar mungkin masih terobsesi dengan mas Kumbang meskipun dia telah menikah dengan mas Tawon.
Kalo memang sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi, kenapa masih penasaran sama kehidupan mas Kumbang dan istrinya? Padahal mantan pacar Mawar ada banyak selain mas Kumbang, apalagi Mawar sudah punya mas Tawon yang sekarang sudah jadi suaminya.
Kalo memang sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi, kenapa Mawar masih membanding-bandingkan dirinya dengan istri mas Kumbang? Merasa dirinya lebih baik dan lebih cantik dari istri mas Kumbang. Lalu, kalo Mawar merasa lebih cantik, mau apa? Bisa berbuat apa? Toh sekarang mereka sudah menikah masing-masing. Sudah punya kehidupan sendiri-sendiri.
Jadi, sebesar apapun Mawar merasa dirinya lebih cantik dibandingkan dengan mbak Melati, tapi mbak Melati itu istri sahnya mas Kumbang, sedang Mawar ‘hanya’ mantan pacar. Kedudukannya beda jauh. Istri sah dengan mantan pacar. Istri = halal, mantan pacar = haram. Istri = mahrom, mantan pacar = bukan mahrom. Di mata Allah pun mbak Melati-lah yang secara agama dan hukum sah untuk mendampingi mas Kumbang sepanjang hidupnya. Mawar akan dicatat berdosa oleh Allah jika masih saja mengganggu ikatan suci pernikahan mereka.
Saya khawatir, sahabat saya si Mawar ini lama-lama jadi gelap mata melihat kebahagiaan mbak Melati dan mas Kumbang lalu berniat untuk merusak rumahtangga mereka. Huufff… Saat ini mas Kumbang dan mbak Melati sudah bukan pacaran lagi, Mawar. Mereka sudah menikah. Jadi, hinalah sahabat saya ini jika berniat untuk merusak ikatan suci pernikahan orang lain.
Lalu masalahnya lagi, apa mas Tawon, suami Mawar tau perbuatannya ini? Kalo tau, apakah mas Tawon tidak merasa dikhianati oleh istrinya? Bagaimana perasaan mas Tawon kalo tau istrinya masih kepikiran terus sama mantan pacarnya? Duh, bisa durhaka Mawar kepada suaminya, tanpa dia sadari. Inilah yang paling saya takutkan, Mawar tidak menyadari dia telah durhaka kepada suaminya.
Bukankah saat ini seharusnya yang menjadi pusat perhatian, pusat fokus, pusat cinta, pusat kerinduan Mawar adalah hanya mas Tawon seorang, yang sudah jelas-jelas suaminya. Dan bukan malah memperhatikan pria lain yang cuma mantan pacar. Apalagi pria itu sudah bahagia dengan istrinya. Seharusnya saat ini fokus mawar hanya membahagiakan suaminya, melayani suaminya sebaik-baiknya apapun keadaan suaminya meskipun mungkin tidak sama dengan mas Kumbang. Mas Tawon adalah surga sekaligus nerakamu Mawar, dan bukan mas Kumbang, ingatlah! Mas Kumbang itu bukan siapa-siapa bagi Mawar.
Hushain bin Mihshon telah berkata, “Bibiku telah menceritakan kepadaku seraya berkata, “Saya mendatangi Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- untuk suatu keperluan. Beliau bertanya:”siapakah ini? Apakah sudah bersuami?. “sudah!”, jawabku. “Bagaimana hubungan engkau dengannya?”, tanya Rasulullah. “Saya selalu mentaatinya sebatas kemampuanku”. Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Perhatikanlah selalu bagaimana hubunganmu dengannya, sebab suamimu adalah surgamu, dan nerakamu”. [HR. An-Nasa'iy dalam Al-Kubro (8963), Ahmad dalam Al-Musnad (4/341/no. 19025), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (2612), dan Adab Az-Zifaf (hal. 213)]
Jadi, mulai sekarang, fokuslah hanya pada mas Tawon suamimu, Mawar. Ingat, surganya istri itu dari keridhoan suaminya. Layanilah dia sebaik-baiknya agar kalian berdua bisa memperoleh surga bersama. Jangan kuatir sama mas Kumbang, toh mas Kumbang sudah mempunyai mbak Melati yang menjadikan mas Kumbang sebagai pembuka pintu surganya. Jangan kuatir mas Kumbang tidak terlayani dengan baik oleh mbak Melati. Selain itu bukan urusan dan tanggung jawab Mawar sama sekali, saya yakin, mbak Melati orang yang beragama dan mengerti bagaimana meraih surga dari ridho suaminya.
Beda ceritanya kalo Mawar mengintip-intip FB mantan pacar mas Tawon, wajar. Mas Tawon adalah suaminya. Merasa cemburu dengan mantan pacar suami lalu membanding-bandingkan diri dengannya, itu masih wajar. Sekali lagi karena mas Tawon adalah suaminya. Tapi kalo merasa cemburu dan membanding-bandingkan diri dengan mbak Melati, itu sudah diluar kewajaran karena mas Kumbang bukan siapa-siapa bagi Mawar.
Dari hadits sebelumnya, kita telah mengetahui betapa besar dan agungnya hak-hak suami yang wajib dipenuhi seorang istri sampai Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda, “Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada lainnya, niscaya akan kuperintahkan seorang istri sujud kepada suaminya” . [HR. At-Tirmidziy dalam As-Sunan (1159), dan lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Al-Irwa' (1998)]
Jadi Mawar seharusnya sujud, taat, patuh kepada mas Tawon, bukannya malah bersibuk-sibuk ria mengintip FB-nya mas Kumbang dan istrinya. Huufff…
Seorang wanita yang durhaka kepada suaminya, akan selalu dibenci oleh suaminya, bahkan ia akan dibenci oleh istri suaminya dari kalangan bidadari di surga. Istri bidadari ini akan marah. Saking marahnya, ia mendoakan kejelekan bagi wanita yang durhaka kepada suaminya. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia, melainkan istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu; hampir saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami”. [HR. At-Tirmidziy Kitab Ar-Rodho' (1174), dan Ibnu Majah dalam Kitab An-Nikah (2014). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Adab Az-Zifaf (hal. 212)]
Demikianlah bahayanya seorang wanita melakukan kedurhakaan kepada suaminya, yakni tak mau taat kepada suami dalam perkara-perkara yang ma’ruf (boleh) menurut syari’at. Semoga wanita-wanita yang durhaka kepada suaminya mau kembali berbakti, dan bertaubat sebelum ajal menjemput. Pada hari itulah penyesalan tak lagi bermanfaat baginya.
Nanti di tulisan yang lain akan saya ceritakan, bagaimana cemburunya wanita-wanita langit (para bidadari yang akan menjadi istri dari suami kita di surga kelak) kepada kita, para istri dari suami mereka di dunia, ketika kita bercumbu dengan suami. Setiap malam para bidadari itu turun dari langit untuk memandangi suami mereka yang masih di dunia dengan pandangan penuh rindu dan cemburu.
Huufff… sekian curhat saya, semoga Mawar, sahabat saya diberikan petunjuk jalan yang benar oleh Allah SWT begitu juga saya dalam melayani suami-suami kami tercinta. Ayo, bikin bidadari surga cemburu padamu. Duuuh jadi kangen sama abi.
*Lalu, selama proses intip-mengintip itu ada komentar/tulisan dari mbak Melati dan mas Kumbang yang sekiranya menyinggung si Mawar. Dia selalu bilang, “Ya Allah aku teraniaya”. “Hanya Allah yang Maha Tahu isi hatiku”. “Allah akan menolongku”. “Allah bersama kita”.
Ingatlah mawar, Allah tidak akan menolong orang dalam perbuatan maksiat dan dosa termasuk perbuatanmu mengintip kehidupan rumah tangga orang lain sedangkan kamu sendiri punya suami (Ini juga berlaku buat para suami yang hobby mengintip FB wanita lain atau isteri orang lain). Allah memang benar-benar Maha Tahu. “Sapa suruh ngintipin rumah tangga orang. Salah sendiri kan?”
Tulisan Terkait