Hobi mancing itu biasa, tapi jikalau hobinya bunuh diri, mungkin baru Ny. Karti, 30, (bukan nama sebenarnya) dari Surabaya. Gara-gara diancam suami mau diceraikan, sudah 3 kali dia mencoba bunuh diri, dari silet pergelangan tangan hingga minum racun serangga. Tapi karena belum waktu ajalnya, ada saja yang menolong.
Siapa menabur angin, akan menuai badai; begitu kata pepatah. Artinya sudah jelas: barang siapa suka mencari gara-gara, bakal kena akibatnya. Makanya, jika takut suami marah, ya jangan coba-coba berbuat hal-hal yang bisa memancing kemarahan suami. Jadi istri bertindak yang lurus-lurus sajalah, jangan cari masalah dan setialah pada nasihat orangtua:
istri itu cukup mamah dan mlumah.Sebagai perempuan bekerja sebagai pelayan toko, rupanya Karti tak bisa terus-terusan tunduk dan patuh atas duli suami. Lha wong
mitra koalisi saja bisa membangkang pada SBY, apa lagi hanya mitra ranjang. Maka ketika dinasihati suami, Karti suka membantah. Dari katuranggan (ilmu karakter manusia) memang begitu. Pendek kata jika perempuan mangap nampak gelap mulutnya, pastilah dia sosok yang berani melawan suami.
Perlawanan Karti bukan hanya sekedar kata-kata sak kecap padha sak kecap (ngeyel), tapi juga dalam bentuk perilaku. Apa itu? Marasa suami sudah loyo, diam-diam dia menjalin hubungan dengan seorang PIL, yang sanggup mengadakan “serangan umum” non 1 Maret kapan saja. Padahal “senapan” Joko, 35, (bukan nama sebenarnya) suaminya sudah lama menggencat diri, meski tak ada
perjanjian Renville, Linggarjati maupun Kaliurang.
Sekali waktu Joko mencium adanya
aksi mesum itu. Maka ancamannya segera keluar: akan diceraikan. Kata-kata itu membuatnya Karti trauma dan putus asa. Padahal sesungguhnya, Joko sekedar
gertak sambal, meniru cara dan gaya Pak SBY. Berkali-kali mengatakan akan ada
reshufle kabinet, tapi tak pernah ada kenyataannya. Padahal mustinya, Karti juga bisa meniru sikap partai, diancam reshufle tetap tenang saja, toh tak pernah ada kenyataannya.
Demikianlah, saking stressnya mau dicerai, Karti mau bunuh diri saja. Padahal
Nazarudin bendahara Demokrat, diancam mau dicopot malah “tetirah” di Singapura . Dan itulah yang terjadi, beberapa bulan lalu dia pernah nekad minum racun serangga, tapi berhasil diselamatkan. Beberapa minggu berikutnya, kembali Karti unjuk kebolehan, potong urat nadi di pergelangan tangan. Tapi lagi-lagi berhasil diselamatkan orang.
Agaknya setan selalu menggoda bahwa bunuh diri merupakan cara jitu untuk
mengatasi masalah tanpa masalah. Dan untuk ketiga kalinya, Karti pegawai toko di
Pasar Turi itu menenggak racun serangga. Tapi karena di luh mahfudz jadwal kematian Karti belum jatuh tempo, untuk kesekian kalinya dia berhasil diselamatkan. Kata teman-temannya, sebelum berbuat nekad Joko datang ke tokonya. Sepeninggal suaminya dia menangis dan terjadilah peristiwa tragis itu.
Jangan main-main dengan nyawa, di minimarket nggak dijual.
Tulisan Terkait