Menurut penulis buku The Secrets of Happily Married Men: Eight Ways to Win Your Wife's Heart Forever, Scott Haltzman, MD, setiap perempuan memiliki pendekatan pernikahan yang berbeda-beda.
Di bawah ini adalah 7 tipe istri secara umum:
Pengayom
Tipe ini akan selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan pasangannya. Tipe ini akan berusaha memanjakan pasangannya, terutama lewat kebutuhan-kebutuhan harian pasangannya.
Tipe ini akan berusaha membuat pasangannya nyaman, contoh dengan membuatkan bekal makanan untuk pasangan, menyiapkan pakaian suami, dan sebagainya.
Namun, menurut Les Parrott, PhD, pengarang buku Trading Places: The Best Move You'll Ever Make in Your Marriage, tak ada salahnya menjadi istri pengayom. Namun, pastikan si istri tidak mengorbankan kebutuhan pribadi.
Depresi ringan, pengasihanan diri, dan ekspresi negatif, seperti tiba-tiba meledak marah adalah tanda-tanda tipe pengayom sedang berada di tepi kesabaran dan butuh dimanjakan.
Keibuan
Istri yang memiliki sifat keibuan terhadap pasangannya cenderung berusaha mengurus segala aspek hidup suaminya.
Mulai dari membuatkan makanan, menyusun jadwal suami, mengingatkan waktu minum obat, dan hal-hal lainnya.
Menurut Haltzman, tipe semacam ini adalah yang paling umum. "Karena pada dasarnya lelaki suka diurusi. Ada perasaan dicintai, serta mengurangi kekhawatiran mengenai pemenuhan kebutuhan si suami," jelas Haltzman.
Sayangnya, tipe semacam ini bisa berbahaya bagi hubungan karena membuat si suami merasa seakan bergantung pada istrinya. Lebih parah bila si suami menyukainya dan menyia-nyiakan kasih si istri. Lama kelamaan istri bisa memandangnya sebagai anak yang harus diurus, dan si suami merasa tidak dihormati.
Ada beberapa pasangan yang bisa bertahan dengan model berpasangan seperti ini, namun bila si istri sudah mulai lelah mengangkat baju-baju kotor suami atau menyusun vitamin untuk suaminya, mungkin sudah saatnya untuk mundur dan berpikir sejenak mengenai pendekatan terhadap hubungannya, saran Haltzman.
Si Gadis Kecil
Biasanya tipe ini dilakukan oleh perempuan yang cenderung manja dan tergantung pada pasangannya untuk membantunya senantiasa.
Bingung ganti bohlam, tidak tahu cara membersihkan AC, atau membayar tagihan rumah, dan hal-hal lainnya butuh bantuan suaminya.
"Tipe ini memang bisa memenuhi keinginan lelaki untuk menjadi pemimpin dan penyedia kebutuhan. Lelaki yang berada di posisi ini bisa merasa terdorong dan termotivasi memperkaya diri dengan pengetahuan segala hal," kata Haltzman
Sayangnya, menurut Haltzman, skenario semacam ini lebih banyak berhasil di awal hubungan, dan sulit untuk dipertahankan seiring berjalan waktu, bahkan bisa tumbuh menjadi problema. Ada kalanya suami butuh orang untuk bersandar atau diandalkan.
Bagi pasangan yang ingin menyelessaikan masalah semacam ini dr Parrott menyarankan untuk mencoba melihat alasan mendasarnya. Perempuan yang sering ditinggalkan atau tidak mendapat perhatian penuh semasa kecil cenderung jatuh kepada peran semacam ini.
Bossy
Tipe ini cenderung mengambil alih segala hal tentang apa yang terjadi di rumah dan kehidupan suaminya. Bahkan membuat segala macam larangan untuk suaminya.
Tipe ini cukup tipikal, menurut Haltzman. "Sikap kepemimpinan semacam ini dari istri tak apa sesekali, namun bila kelewat batas, bisa berbahaya," katanya.
Coba sesekali berikan kendali kepada suami. Hal ini bisa meningkatkan ketertarikan seksual juga. "Karena lelaki juga ingin memiliki pasangan yang rapuh supaya ia bisa menjadi yang gagah," kata Haltzman.
Istri Super
Tipe ini memenuhi stereotip perempuan yang bisa melakukan segalanya tanpa bantuan suaminya.
Istri super dalam waktu cepat bisa berubah menjadi istri yang superkelelahan. Bahkan, menurut riset terkini, perempuan cenderung mengalami kekurangan waktu tidur saat mencoba melakukan segalanya.
"Sang istri bisa merasa sangat kelelahan dan merasa disia-siakan, juga tak dihargai, yang bisa berujung pada ketidakbahagiaan, serta bisa menyebabkan masalah komunikasi antara suami-istri," jelas Haltzman.
Disarankan untuk istri yang seperti ini untuk berhenti melakukan tetapi belajar untuk meminta tolong. Coba duduk bersama suami dan bicarakan apa yang bisa ia lakukan untuk membantu pekerjaan di rumah.
"Perempuan yang benar-benar bahagia adalah yang belajar untuk melihat pasangannya sebagai sebuah sumber, bukan sebagai penghalang kebahagiaan," kata Haltzman.
Berpusat pada Suami
Mantan istri pesepeda Lance Armstrong, Kristin, dalam sebuah wawancara dengan majalah pada tahun 2006 mengaku, kegagalan pernikahannya adalah karena ia terlalu berfokus pada kesuksesan suaminya.
"Pernikahan punya potensi mengikis setiap serat identitas diri Anda. Kalau tidak hati-hati, bisa membuat Anda menjadi perempuan yang akan menjawab 'ya' untuk segala hal," kata Kristin.
Tipe semacam ini, menurut Haltzman, melihat diri sebagai bagian besar dari kesuksesan suaminya. Menyemangati suami adalah hal yang baik, namun jangan sampai kehilangan jati diri karenanya.
Saran Haltzman, "Tidak apa untuk mencoba melakukan hal-hal yang tidak berfokus untuk membuatnya bahagia. Entah itu melakukan hal-hal yang Anda sukai, seperti berolahraga atau lainnya. Untuk menyeimbangkan diri dengan pasangan."
Berfokus pada Anak
Menjadi orangtua memang jelas bisa meningkatkan tekanan pada pernikahan. Faktanya, studi selama 8 tahun oleh A&M dari Texas dan University of Denver menemukan, 90 persen pasangan mengalami pengurangan kepuasan pernikahan setelah mendapatkan anak.
Menurut dr Parrott, hal ini terjadi ketika si perempuan berubah dari istri yang penuh cinta menjadi ibu yang sangat berdedikasi. Permasalahannya adalah si istri lupa menyiapkan ruang untuk memerhatikan suaminya.
Mendedikasikan diri untuk anak-anak memang bukan selalu berarti hal yang buruk, tetapi jangan sampai menaruh hubungan pernikahan ke titik penuh risiko. Tunjukkan kepedulian dan rasa kasih kepada suami dengan melakukan hal-hal romantis yang ia sukai sesekali. Lakukan hal-hal yang biasa Anda dan dia suka lakukan sebelum kehadiran si kecil. Jika ia suka bicara, siapkan kondisi supaya ia bisa banyak cerita kepada Anda. Jika ia suka beraktivitas bersama, siapkan kencan seru.
Tulisan Terkait