Satu keluarga di Nusa Dua, Bali, hilang secara misterius. Tak hanya anggota keluarga, pembantu pun turut lenyap. Keluarga ini terdiri atas pemilik rumah Made Purnabawa, istrinya Ayu Mahayani, anaknya Risna serta seorang pembantu.
Selain keluarga inti, saudara beserta istri dan anaknya yang tinggal bersama Purnabawa pun hilang. Merasa khawatir, keluarga besar pun melaporkan kehilangan keluarga ini sejak Rabu 15 Februari lalu, karena tak ada kabar.
Keluarga besar melaporkan hilangnya satu keluarga yang tinggal di Perumahan Kampial Residence, Nusa Dua itu, Kamis 16 Februari 2012.
"Mendapat laporan ini, kami langsung terjun ke lokasi," kata Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Gede Putu Dedy Ujiana. Dari laporan sementara, tak hanya keluarga itu saja yang hilang, namun anjing dan mobil milik korban juga ikut raib tak jelas rimbanya.
Hingga kini, kepolisian masih terus menyelidiki keberadaan keluarga Made Purnabawa beserta kerabatnya itu. Dari olah TKP, polisi menemukan bercak darah di ruang tempat tidur Risna, anak Purnabawa.
Selain di garasi rumah, bercak darah yang paling terlihat ditemukan di kamar anak korban. "Bercak darah ditemukan di springbed dan tembok kamar anaknya," tutur Deddy.
Polisi juga menemukan dua gigi tanggal di dalam rumah korban. Dua gigi itu terdiri atas satu gigi atas dan satu gigi bawah. Bercak darah dan kedua gigi itu, menurut Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Hariadi hingga saat ini masih dalam uji laboratorium forensik.
Saat menggeledah isi rumah, seluruh lampu dan pendingin ruangan masih menyala. Dari hasil pemeriksaan, sebuah mobil Kijang Innova, dua sepeda motor, dan perhiasan lenyap bersama penghuninya. Polisi juga menemukan anjing korban sudah terkubur tak jauh dari lokasi.
Setelah lima hari melakukan pencarian, warga Banjar Sumbul, Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Bali digegerkan dengan penemuan tiga mayat di semak-semak yang menjorok ke bawah. Awalnya, seorang warga mencium bau busuk menyengat. Tahu sumber bau itu dari bangkai manusia, temuan itu pun dilaporkan ke Polsek Mendoyo.
Polsek Mendoyo meneruskan laporan ini ke Polres Jembrana yang diteruskan ke Polda Bali. Tim pun diterjunkan. Tak tanggung-tanggung, tim identifikasi Polda Bali langsung terjun ke lokasi. Ketiga mayat itu kondisinya sudah mengenaskan. "Sudah agak sedikit membusuk," kata Hariadi melalui sambungan ponsel.
Polisi pun mencocokkan temuan yang dimiliki di rumah keluarga hilang di Nusa Dua dengan mayat yang ditemukan di Jembrana itu. Pihak keluarga pun diikutsertakan untuk memastikan apakah kebenaran ketiga mayat itu berhubungan dengan hilangnya satu keluarga pada pekan lalu.
Di lokasi, polisi menemukan barang bukti antara lain di sekitar mayat suami istri ditemukan boneka kelinci warna pink, bantal hati, bedcover coklat tua, HP BlackBerry hitam, HP Nexian putih, remote TV LG, sandal jepit hitam, dan sebatang kayu berukuran 60 sentimeter.
Tidak jauh dari penemuan kedua mayat suami istri tersebut juga ditemukan mayat seorang anak perempuan berusia sekitar sembilan tahun dalam keadaan terbungkus bedcover. Namun, tengkorak kepalanya terpisah kira-kira 2,5 meter dari tubuh korban. "Itu barang bukti yang kami temukan di lapangan, di lokasi penemuan ketiga orang mayat itu," ujar Kapolsek Mendoyo, Ida Bagus Sudarsana.
Sementara itu, Kelian atau Kepala Lingkungan Desa Adat Suka Duka Banjar Peminge, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Made Sana memastikan, jika ketiga mayat yang ditemukan di Desa Yehembang, Dusun Sumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembarana, Bali adalah satu keluarga yang hilang di Perumahan Kampial Residence, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali beberapa waktu lalu.
Kepastian itu disampaikan Sana setelah ia mengutus orang untuk mengecek ketiga mayat itu. "Jadi, ketiga mayat itu adalah warga kami yang hilang sejak beberapa hari lalu," kata Made Sana.
Menurut Sana, keyakinan jika ketiga mayat itu adalah warganya setelah melihat langsung ciri-ciri fisik berikut pakaian yang dikenakan korban. "Dari semua ciri-ciri, baik fisik maupun pakaian, semua cocok bahwa itu adalah warga kami yang hilang sekeluarga," papar Sana.
Ia pun meminta kepada aparat kepolisian untuk mengungkap tuntas kasus ini. Meski sudah memastikan, Sana mengaku pihak keluarga belum mempersiapkan prosesi apa pun untuk menyambut jenazah keluarga mereka.
Lain Made Sana, lain pula Hariadi. Ia mengatakan sah saja keluarga berpendapat jika ketiga mayat itu adalah keluarga mereka yang hilang sejak beberapa hari lalu.
Kendati begitu, menurut dia, pihak kepolisian belum menyimpulkan jika ketiga mayat itu adalah keluarga korban hilang. "Kalau keluarga berpendapat demikian, sah saja. Sementara itu, kami belum bisa memastikan hal itu. Kami mengkuti prosedur yang ada. Kami belum bisa memastikan jika itu mereka (keluarga yang hilang)," kata Hariadi.
Di lapangan, Hariadi melanjutkan, kondisi mayat sudah sedikit hancur. "Jadi, kami belum bisa memastikan hal itu," imbuh dia.
Kerabat keluarga yang hilang di Bali menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian. Hal itu ditegaskan oleh Made Jaya, salah seorang kerabat yang ditemui di kamar jenazah RSUP Sanglah.
Saat ini, ketiga mayat itu masih menjalani otopsi sesuai permintaan kerabat korban. Ketiga mayat itu adalah I Made Purnabawa (suami), Ni Luh Ayu Sri Mahayoni (istri), serta anak semata wayang pasangan ini, Ni Wayan Krisna Ayu Dewi.
Di lokasi, polisi masih berjaga-jaga. Pihak kerabat keluarga korban pun berkumpul. Senin malam pihak kepolisian akan menyerahterimakan jasad ketiga korban yang dirujuk dari RSUD Negara itu. "Masih menunggu Kapolresta Denpasar untuk penyerahan jenazah kepada pihak keluarga," kata Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Hariadi di lokasi, Senin malam, 20 Februari 2012.
Ketiga mayat itu ditemukan oleh warga Banjar Sumbul, Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Bali sekira pukul 07.00 WITA Senin. Warga kemudian melapor kepada Polsek Mendoyo. Ketiga mayat itu akhirnya dievakuasi ke RSUD Negara, lalu dibawa ke RSUP Sanglah dan tiba sekira pukul 20.00 WITA.
Sementara itu, mengenai pelaku dan motifnya, Hariadi mengaku masih melakukan penyelidikan. Ia belum bisa memastikan siapa pelaku dan apa motifnya. Prinsipnya, Hariadi mengatakan, pihak kepolisian sedang bekerja keras mengungkap kasus ini.
Hariadi juga mengaku sedang mencari sopir dan pembantu korban untuk meminta keterangan dari yang bersangkutan. "Prinsipnya kami membutuhkan semua keterangan, termasuk dari sopir dan pembantu korban," kata dia. (art)
Tulisan Terkait