Sebelumnya tidak terasa waktu berjalan demikian cepat, 3 (tiga) bulan telah berlalu sejak kejadian
tersebut. Buat
Tri kejadian tersebut merupakan mimpi buruk yang tidak begitu saja dapat dihilangkan. Sampai saat itu seakan-akan masih terasa tangan besar berbulu dari lelaki India tersebut yang merangkulnya dengan erat badan nya yang langsing itu, disamping perasaan tidak berdaya menelungkupinya ketika tangan tersebut mengelus-elus seluruh badannya dan bermain-main pada kedua buah dadanya dan yang lebih menggelisahkannya lagi adalah perasaan yang masih membekas pada pangkal pahanya sampai saat ini.
Terlebih-lebih ketika Tri sedang tidur telentang di tempat tidurnya, terbayang dan terasa penis besar hitam lelaki tersebut mengaduk-aduk lubang kemaluannya yang menimbulkan perasaan sensasi dan membuat seluruh badan Tri panas dingin diliputi kenikmatan yang tidak terbayangkannya. Kadang-kadang ada perasaan yang mendesaknya untuk mau lagi mengalami peristiwa itu, tapi di lain pihak perasaan halusnya dan harga diri sebagai seorang wanita yang bermartabat tinggi, mengingatkan bahwa peristiwa yang dialami itu adalah merupakan suatu perkosaan yang brutal yang tidak pantas untuk diingat-ingat kembali.
Hari demi hari berlalu dengan cepat tanpa ada kejadian istimewa, pekerjaan-pekerjaan di kantornya semakin sibuk menyita waktu Tri, sehingga kejadian tersebut mulai dapat dilupakannya. Sampai pada suatu hari, tiba-tiba terjadi demonstrasi para mahasiswa di sekitar Bundaran Semanggi tidak jauh dari kantor tempat Tri bekerja. Karena situasi pada saat itu sangat memanas, maka pimpinan kantor memutuskan untuk memulangkan para karyawannya lebih awal untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Saat itu baru menunjukan pukul 14.30 siang, setiap karyawan buru-buru mengemasi barang-barangnya di atas meja, mengunci laci dan lemari-lemari pada ruang kerja masing-masing dan cepat-cepat turun dari gedung kantor untuk buru-buru pulang. Demikian juga dengan Tri, dengan cepat dia membereskan surat-surat yang bertebaran di atas meja kerjanya dan segera dimasukkan ke dalam laci meja kerjanya. Setelah menguncinya dengan rapi Tri segera keluar ruang kerjanya dan cepat-cepat menuju lift untuk turun ke bawah.
Di lantai 25 tempat Tri bekerja itu telah kosong, seluruh karyawan telah turun terlebih dahulu, hanya Tri sendirian yang menunggu lift untuk turun ke bawah. Setelah lift yang turun dari atas terbuka, Tri dengan cepat segera masuk ke dalamnya dan segera lift itu menutup kembali dan bergerak turun. Tiba-tiba Tri menyadari, dia hanya berdua dengan seseorang di dalam lift tersebut dan saat bersamaan orang tersebut menyapa Tri dengan halus, "Tri, mau pulang juga ya!" dengan kaget Tri segera mengangkat mukanya dan melihat ke belakang, ke arah suara tersebut berasal. Mukanya mendadak menjadi merah setelah menyadari bahwa orang tersebut yang hanya berdua saja dengan dia adalah Mr. Gulam yang bejad itu. Tri hanya diam tidak menyambut sapaan Mr. Gulam tersebut. Mr. Gulam mencoba menawarkan jasanya untuk mengantar Tri pulang dengan alasan pada saat itu kendaraan umum tidak ada yang beroperasi akibat demonstrasi para mahasiswa di sepanjang jalan Sudirman. Akan tetapi tawaran Mr. Gulam itu ditolak secara halus oleh Tri.
Sesampai di bawah, begitu lift terbuka, Tri buru-buru keluar dan berjalan ke depan gedung untuk mencari taksi, sementara Mr. Gulam menuju tempat parkir untuk mengambil mobilnya yang kebetulan hari itu dibawa sendiri olehnya tanpa supir. Dengan gelisah Tri menunggu taksi di depan kantor, akan tetapi tidak terlihat satupun taksi dan kendaraan umum lainnya melintas di depan gedung tersebut, sementara aksi mahasiswa yang sedang berdemonstrasi di sepanjang jalan tersebut semakin panas saja. Sementara dalam kegelisahan itu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya dan ketika kaca jendela mobil tersebut terbuka, kepala Mr. Gulam menongol keluar, "Ayolah, jangan takut, mari kuantar anda pulang, keadaan semakin berbahaya kalau anda terjebak di sini!" Melihat situasi sekelilingnya yang semakin gawat itu, dengan terpaksa Tri menerima ajakan Mr. Gulam tersebut. Dengan cepat Tri masuk ke dalam mobil Mr. Gulam dan mobil tersebut segera meninggalkan tepat tersebut.
Di dalam mobil, Mr. Gulam menanyakan Tri arah tempat rumah tinggal Tri. Segera Tri menjelaskan bahwa dia tinggal di daerah Kebayoran Baru. Karena arah ke Kebayoran Baru melalui Jl. Sudirman tertutup oleh para mahasiswa yang sedang berdemonstrasi tersebut, maka Mr. Gulam mengambil arah Jl. Gatot Subroto untuk memutar melalui Jl. Buncit Raya masuk ke daerah Kebayoran Baru. Akan tetapi sepanjang jalan Gatot Subroto ternyata macet total, akhirnya Mr. Gulam mengusulkan untuk mampir dulu ke apartement temannya yang terletak di dekat situ sambil menunggu lalu lintas lancar kembali. Karena tidak ada pilihan lain, maka akhirnya Tri menyetujui usul tersebut. Mendapat persetujuan Tri, segera Mr. Gulam mengambil jalur kiri dari jalan dan kemudian membelok pada sebuah jalan kecil yang menuju ke sebuah bangunan apartement yang tidak jauh letaknya.
Setelah memarkir mobilnya, keduanya masuk ke lobby dan menuju lift. Apartment teman Mr. Gulam terletak di lantai 9, setelah lift berhenti mereka menuju ke apartement bernomor 916. Mr. Gulam segera memencet bel yang terletak depan pintu dan tak lama kemudian pintunya terbuka dan terlihat seorang pria India yang berumur kurang lebih 35 tahun, berwajah tampan dengan tubuh yang tinggi tegap dan berkulit gelap dengan kedua tangannya dan dadanya yang bidang ditumbuhi rambut hitam lebat. Mr. Gulam segera memperkenalkan Tri kepada temannya yang ternyata bernama Raj Kumar yang adalah seorang tenaga ahli pada sebuah pabrik tekstil yang terletak di Jakarta Selatan.
Kedua lelaki tersebut terlibat sebentar dalam percakapan dalam bahasa mereka, yang tidak dimengerti oleh Tri, yang hanya bisa memandang mereka dengan pandangan mata curiga. Setelah mengambil tempat duduk pada sebuah sofa panjang yang terletak di ruangan tamu, Tri memperhatikan keadaan apartement tersebut. Apartement itu hanya terdiri dari satu kamar, beserta ruang duduk yang menyambung menjadi satu dengan ruang makan dan dapur yang terletak paling ujung dari ruangan tersebut. Terlihat apartement tersebut adalah apartement yang dihuni oleh bujangan, dimana pada tempat cuci piring terlihat piring dan gelas kotor masih menggeletak belum dicuci. Setelah berbincang-bincang sejenak, Raj meminta diri sebentar untuk keluar, karena akan membeli minuman dingin dan makanan kecil di toko makanan yang terletak di ground floor.
Sepergian Raj, suasana di antara Tri dan Mr. Gulam menjadi agak kikuk, kepala Tri hanya tertunduk ke bawah tanpa berani memandang ke arah Mr. Gulam. Terlihat bibir bawah Tri agak bergetar dan kedua jari-jari tangannya saling menggenggam dengan erat. Tri agak grogi, sambil membayangkan apa yang telah terjadi beberapa bulan lalu, ketika lelaki di hadapannya itu memperkosanya dengan brutal. Terlintas dengan jelas bagaimana lelaki tersebut menekan badannya ke atas meja dan mengangkangi kedua pahanya, serta menyetubuhinya dengan ganas. Seakan-akan masih terasa ngilu kemaluannya dikocok-kocok oleh senjata lelaki tersebut, akan tetapi perasaan nikmat tiba-tiba melandanya ketika membayangkan kedua puting susunya tergesek-gesek pada dada bidang berambut tebal dari Mr. Gulam, ketika dia terduduk dan terlonjak-lonjak di atas pangkuan Mr. Gulam karena senjata Mr. Gulam menyodok-nyodok lubang kemaluannya. Membayangkan hal tersebut, tiba-tiba kemaluannya dirasakan basah.
Melihat muka Tri yang berubah-ubah dan matanya yang semakin sayu saja, Mr. Gulam yang telah berpengalaman itu, tidak mau melewatkan momentum yang menguntungkannya. Segera dia berpindah duduk di samping Tri pada sofa panjang dan sebelum Tri menyadari apa yang terjadi, kedua tangan Mr. Gulam dengan cepat telah merangkul bahu Tri dan segera menarik badan Tri menempel ke badannya. Dagu Tri diangkatnya menengadah ke arahnya sehingga kedua mata mereka saling menatap. Mata Mr. Gulam berkilat-kilat menatap muka Tri yang ayu itu dan akhirnya terpaku pada kedua bibir Tri yang merah merekah yang sedang bergetar dengan halus.
Cerita Dewasa -Perlahan-lahan Mr. Gulam menundukkan kepalanya dan bibirnya yang kasar yang ditumbuhi kumis lebat menyentuh kedua bibir Tri yang mungil dan perlahan-lahan mulai melumat bibir-bibir yang indah yang telah pasrah itu. Menjelang beberapa saat, ketika Mr. Gulam mulai merasakan badan Tri tidak tegang lagi dan bibirnya mulai melemas, maka lidahnya segera ditekan masuk menerobos ke dalam mulut Tri dan menyapu langit-langit dan mempermainkan lidah Tri. Hal ini membuat badan Tri bergetar dan kepalanya serasa melayang-layang dan tanpa terasa terdengar keluhan halus keluar dari mulut mungil tersebut, "Ooohh... eeehhmm...!" Merasakan Tri mulai merespon aksinya itu, Mr. Gulam segera meningkatkan serangannya. Secara perlahan-lahan tangannya segera membuka kancing-kancing blouse yang dikenakan Tri dan segera mencopotnya dari badan Tri.
Segera terlihat BH Tri yang putih menutupi kedua buah dadanya yang kecil mungil itu. BH tersebut tidak dapat bertahan lama melindungi kedua gundukan daging kenyal tersebut, karena segera tercampakkan oleh tangan-tangan lelaki tersebut. Dengan cepat kedua bukit kenyal mungil itu menjadi sasaran mulut dari Mr. Gulam, yang segera mencium dan mengisap-hisap puting yang telah tegang itu. Badan Tri hanya bisa menggeliat-geliat dan dari mulutnya keluar suara seperti orang kepedasan. Melihat keadaan Tri yang telah pasrah itu, Mr. Gulam tidak mau menyia-nyiakan momentum yang ada, dengan tangkas kedua tangannya segera melucuti rok dan sekalian CD Tri, sehingga sekarang Tri terbaring telentang di sofa dengan tubuh yang mulus yang tidak ditutupi selembar benang pun.
Lelaki India tersebut menindihkan tubuhnya pada Tri yang sudah terbaring pasrah di sofa, sambil dia memperbaiki posisi tubuhnya agar senyaman mungkin, lelaki tersebut dengan kedua tangannya membuka kaki Tri dan segera menempatkan badannya tepat berada di tengah, di antara kedua paha Tri yang telah terkangkang itu. Dengan tangan kirinya memegang batang penisnya yang besar itu, lelaki tersebut mulai mengarahkan penisnya, ke arah sasarannya yang telah pasrah terbuka di bawahnya. Begitu kepala penis bertemu dengan belahan bibir vagina luarnya, badan Tri terlihat bergetar dan kedua tangannya mencengkeram dengan kuat pada sofa, pandangan matanya menjadi sayu, wajahnya keringatan. Dengan perlahan-lahan Mr. Gulam mulai mendorong penisnya memasuki relung tubuh Tri yang paling rahasia itu. Seirama dengan masuknya penis Mr. Gulam yang besar itu, mata Tri terlihat membalik ke atas dan rintihan nikmatnya terdengar jelas keluar dari mulut mungilnya, "Aahh... eeehhmm..." pada mulanya agak susah juga masuknya, sedikit-sedikit, terlihat Mr. Gulam menggerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan-lahan, sambil mulutnya mencium bibir ranum Tri.
Tak berselang kemudian tiba-tiba dengan suatu sentakan keras, lelaki tersebut menekan pinggulnya dan terus mendorong penisnya, sehingga terbenam seluruhnya ke dalam liang vagina Tri. Pas ketika mentok tidak bisa masuk lagi Tri menggigit bibirnya, dan... "Aahddduhh..." terdengar jeritan halus kesakitan ataupun mungkin kenikmatan keluar dari mulutnya. Selanjutnya pelan-pelan Mr. Gulam mulai menggerakkan keluar masuk penisnya, sofa itu berderit-derit menahan gerakan dan tekanan tubuh Mr. Gulam yang besar itu pada tubuh mungil Tri, kembali rintihan, desahan, dan lenguhan khas kenikmatan terdengar memenuhi ruangan, semakin lama semakin keras, tubuh Tri menggeliat dalam pelukan ketat Mr. Gulam yang besar, kadang-kadang terlihat Tri mengangkat kepalanya, giginya menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan yang melanda seluruh pori-pori badannya, kadang-kadang dia menjerit kecil kalau lelaki India tersebut menekan terlampau dalam.
Beberapa saat kemudian, rintihan Tri semakin keras, dan cairan tubuhnya terasa semakin banyak, tubuhnya melenting kaku dan dari mulutnya keluar suara seperti orang sekarat, Tri tengah dibuai perasaannya yang sedang menuju puncak kenikmatan. Wajahnya benar-benar cantik pada saat itu, setelah didera depresi sekian lama, sepertinya ini semacam pelepasan buat dia. Bagian dalam dinding vaginanya menjepit keras dan berdenyut-denyut, badannya terhentak-hentak, Tri mengalami orgasme yang dahsyat, yang membuat perasaannya melayang-layang dan setelah masa kenikmatan itu mereda, badannya terhempas lemas di atas sofa. Dadanya terlihat naik turun dengan nafas memburu seakan-akan orang yang baru menyelesaikan lari cepat 100 m dan kedua matanya terkatup rapat. Bintik-bintik keringat menghias pelipisnya menandakan satu ronde dari suatu pergulatan seru yang banyak memakan tenaga, yang baru saja diselesaikannya.
Akan tetapi bagi Mr. Gulam pertarungan ini belum selesai, bahkan baginya ini baru babak permulaan ataupun babak pemanasan saja. Melihat Tri yang ayu itu sudah terkapar lemas itu dengan kedua matanya yang tertutup dan badannya yang langsing itu tergolek pasrah, menimbulkan suatu perasaan sensasi pada Mr. Gulam. Lelaki India tersebut sangat bersyukur bisa menguasai dan menikmati tubuh gadis ayu tersebut yang langsing dan mulus itu. Dengan penisnya yang besar masih terbenam dalam kemaluan gadis tersebut, Mr. Gulam memeluk badan Tri dan mengangkatnya dari sofa.
Sekarang badan yang langsing dari gadis tersebut digendong oleh lelaki tersebut, kedua bukit kecil dengan putingnya yang menonjol keras dari buah dada Tri tertekan rapat dan tergesek-gesek pada rambut-rambut lebat pada dada Mr. Gulam. Kepala Tri terkulai lemas bersandar pada pundak lelaki tersebut, kedua tangan Mr. Gulam memegang kedua bongkahan pantat Tri dan kedua kaki Tri melingkar pada pinggang Mr. Gulam. Dari belakang kelihatan belahan pantat Tri merekah dan penis hitam besar lelaki India tersebut masih bersarang di dalam liang kemaluan gadis tersebut yang menjepit rapat batang penis tersebut. Mr. Gulam membawa badan gadis tersebut merapat ke tembok ruangan tersebut, menekannya di tembok dan mulai menggerakan pantatnya sendiri maju mundur menekan pantat Tri ke tembok, akibatnya penisku yang hitam besar itu menerobos keluar masuk kemaluan Tri yang telah basah oleh cairan kenikmatan yang keluar pada waktu gadis itu mengalami orgasme. Gerakan pantat lelaki itu semakin lama semakin cepat dan tekanannya semakin dalam saja. Badan Tri menggeliat-geliat, "Oooohh... oooohh... eeehhmm...!" suara lirih terdengar keluar dari mulut Tri setiap kali lelaki tersebut menekan pantatnya dengan kuat.
Sementara sedang asyik-asyiknya Mr. Gulam mengerjai Tri yang telah lemas itu, tiba-tiba pintu apartement itu terbuka dari luar dan Raj Kumar yang katanya hendak membeli minuman masuk, kedua tangannya membawa minuman Fanta merah 2 botol besar. Dia melihat sejenak pada aksi Mr. Gulam yang sedang mengerjai Tri itu dengan senyum-senyum. Sementara itu Tri yang terkejut dengan kedatangan Raj tersebut, merasa sangat malu dan mencoba melepaskan diri dari Mr. Gulam, akan tetapi Mr. Gulam dengan ketat tetap memeluk Tri dan melanjutkan kegiatannya itu. Kemudian Mr. Gulam dengan tetap menancapkan penisnya ke dalam kemaluan Tri mengambil posisi duduk di sofa dengan kedua kakinya terjulur mengangkang di lantai dan Tri berada dalam posisi duduk di atas pinggul Mr. Gulam dengan kedua kakinya terkangkang di samping kiri kanan pinggul Mr. Gulam. Penis Mr. Gulam tetap berada dalam kemaluan Tri dan sekarang kedua tangan Mr. Gulam memegang pinggul Tri dan mengangkat ke atas dan menekan kembali ke bawah berulang-ulang sehingga kemaluan Tri sekarang yang terlihat aktif menelan dan mengeluarkan penis hitam besar itu.
Sementara itu Raj Kumar yang telah meletakkan minuman yang dibawanya ke atas meja, dengan cepat segera melepaskan baju yang dikenakannya beserta sekalian CD-nya, sehingga telanjang bulat. Terlihat senjatanya yang tidak kalah besarnya dengan Mr. Gulam telah tegang siap tempur. Badannya tegap berbulu dengan kedua pahanya yang gempal juga ditutupi rambut tebal. Kemudian Raj mendekati kedua orang yang sedang bergelut di sofa itu dan berjongkok di antara kedua kaki Mr. Gulam yang terbuka, sehingga posisinya tepat berada di belakang pantat Tri.
Melihat itu Tri segera menyadari akan bahaya yang bakal menimpanya dan mencoba memberontak, akan tetapi dengan cepat kedua tangan Mr. Gulam segera membekap badan Tri ke arah badannya, sehingga Tri tertelungkup di atas badan Mr. Gulam yang bersandar setengah tidur pada sofa. Rupanya dalam hal mengerjai wanita secara bersama-sama, ini bukan merupakan yang pertama kali mereka lakukan, pada 2 minggu yang lalu, mereka juga menggarap Kim Lan, cewek manis yang bertubuh putih langsing yang bekerja pada perusahaan tempat Raj Kumar bekerja. Masih terbayang-bayang di benak Raj bagaimana tubuh putih mulus Kim Lan menggeliat-geliat dan jeritan-jeritan tertahan yang keluar dari mulutnya, ketika penisnya mulai menerobos belahan pantat Kim Lan dalam posisi yang sama seperti saat ini. Raj bertekad untuk merasakan lagi pengalaman yang mengasyikan itu.
Raj yang telah berada tepat di posisi belakang pantat Tri, menundukan kepalanya dan menjilat-jilat pantat Tri. Lidahnya bermain-main pada lubang anus Tri, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat geli pada Tri yang tidak bisa dilukiskan, akibatnya badan Tri menggeliat-geliat dengan kuat dan... "Aagghh... jaanggaan... jaanggaan... lakukan itu!" Tri berusaha melepaskan diri, akan tetapi bekapan tangan Mr. Gulam pada tubuhnya terlalu kuat, sehingga Tri hanya bisa menggerak-gerakan pantatnya ke kiri kanan, tetapi juga tidak bisa bergeser terlalu jauh, karena penis besar Mr. Gulam masih tertancap di dalam kemaluan Tri.
Raj melanjutkan kegiatannya itu dan sekarang dia membasahi pantat dan bagian anus Tri dengan ludahnya, sementara dengan ibu jarinya yang telah basah dengan ludah, mulai ditekan masuk ke dalam lubang anus Tri dan diputar-putar di sana. Tri terus menggeliat-geliat dan mendesah, "Jaannnggaann jaannggaan... aaddduuhh... aadduuhh... saakiitt... saakiitt...!" akan tetapi Raj tidak menanggapinya dan terus melanjutkan kegiatannya. Selang sesaat setelah merasa cukup membasahinya, Raj sambil memegang dengan tangan kiri penisnya yang telah tegang itu, menempatkan kepala penisnya tepat di tengah liang masuk anus Tri yang telah basah dan licin itu.
Kemudian Raj membuka belahan pantat Tri lebar-lebar. "aaduhh, janggaann! Sakkiiit! aammpuuunnn, aammppuunn! Aagkkh" Raj mulai mendorong masuk, terus masuk. Sementara Tri menjerit-jerit dan menggelepar-gelepar kesakitan. Tri meronta-ronta tak berdaya, hanya semakin menambah gairah Raj untuk terus mendorong masuk. Tri terus menjerit, ketika perlahan seluruh penis hitam besar Raj masuk ke anusnya. "aauuugghh...! Saakkiiit! jerit Tri ketika Raj mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anus Tri. Akhirnya dengan tubuh berkeringat menahan sakit, Tri terkulai lemas tertelungkup di atas badan Mr. Gulam kelelahan dan tidak berdaya.
Secara berirama Raj menekan dan menarik penisnya dari lubang anus Tri, dimana setiap kali Raj menekan ke bawah, bukan saja penisnya yang terbenam ke dalam lubang anus Tri, tetapi penis Mr. Gulam juga tertekan masuk lebih dalam ke dalam lubang kemaluan Tri. Benar-benar sangat menyesakkan melihat kedua penis besar hitam itu berada di kedua lubang bawah Tri. Terlihat kedua kaki Tri yang terkangkang itu bergetar-getar lemah setiap kali Raj menekan masuk penisnya ke dalam lubang anusnya. Dalam kesakitan dan ketidakberdayaan itu, Tri telah pasrah menerima perlakuan kedua lelaki tersebut.
Cerita Seks - Tak lama kemudian mereka bertukar posisi, sekarang Raj duduk melonjor di sofa dengan penisnya tetap berada dalam lubang anus Tri, sehingga badan Tri tertidur telentang di atas badan Raj dengan kedua kakinya terpentang lebar ditarik melebar oleh kedua kaki Raj dari bawah dan Mr. Gulam mengambil posisi di atas Tri. Mr. Gulam mulai memompa penisnya keluar masuk kemaluan Tri, yang sekarang semakin basah saja, cairan pelumas yang keluar dari dalam kemaluan Tri mengalir ke bawah, sehingga membasahi dan melicinkan lubang anusnya, hal ini membuat penis Raj yang sedang bekerja pada lubang anusnya menjadi licin dan lancar, sehingga dengan perlahan-lahan perasaan sakit yang dirasakan Tri berangsur-angsur hilang diganti dengan perasaan nikmat yang merambat ke seluruh badannya.
Tri mulai dapat menikmati kedua penis besar laki-laki tersebut yang sedang menggarap kemaluan dan lubang anusnya. Perlahan-lahan perasaan nikmat yang dirasakannya melingkupi segenap kesadarannya, menjalar dengan deras tak terbendung seperti air terjun yang tumpah deras ke dalam danau penampungan, menimbulkan getaran hebat pada seluruh bagian tubuhnya, tak terkendali dan meletup menjadi suatu orgasme yang spektakuler melandanya. Setelah itu badannya terkulai lemas, Tri telentang pasrah seakan-akan pingsan dengan kedua matanya terkatup.
Melihat keadaan Tri itu semakin membangkitkan nafsu Mr. Gulam, lelaki tersebut menjadi sangat kasar dan kedua tangan Mr. Gulam memegang pinggul Tri dan lelaki tersebut menekan pinggulnya keras-keras ke depan dan "Aduuuh... aauuggghh...!" keluh Tri merasakan seakan-akan vaginanya terbelah dua diterobos penis Mr. Gulam yang besar itu. Kedua mata Tri terbelalak, kakinya menggelepar-gelepar dengan kuatnya diikuti badannya yang meliuk-liuk menahan gempuran penis Mr. Gulam pada vaginanya.
Dengan buasnya Mr. Gulam menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan cepat dan keras, sehingga penisnya keluar masuk pada vagina Tri yang sempit itu. Mr. Gulam merasa penisnya seperti dijepit dan dipijit-pijit sedangkan Tri merasakan penis lelaki tersebut seakan-akan sampai pada dadanya, mengaduk-aduk di dalamnya, di samping itu suatu perasaan yang sangat aneh mulai terasa menjalar dari bagian bawah tubuhnya bersumber dari vaginanya, terus ke seluruh badannya terasa sampai pada ujung-ujung jari-jarinya.
Tri tidak bisa menggambarkan perasaan yang sedang menyelimutinya, akan tetapi badannya kembali serasa mulai melayang-layang dan suatu perasaan nikmat yang tidak dapat dilukiskan terasa menyelimuti seluruh badannya. Hal yang dapat dilakukannya pada saat itu hanya mengerang-erang, "aahh... ssshh ooouusshh!" sampai suatu saat perasaan nikmatnya itu tidak dapat dikendalikan lagi serasa menjalar dan menguasai seluruh tubuhnya dan tiba-tiba meledak membajiri keluar berupa suatu orgasme yang dahsyat yang mengakibatkan seluruh tubuhnya bergetar tak terkendali disertai tangannya yang menggapai-gapai seakan-akan orang yang mau tenggelam mencari pegangan. Kedua kakinya berkelejotan. Dari mulut Tri keluar suatu erangan, "aaduhh... laagii... laagiii... oohh... ooohh..." Hal ini berlangsung kurang lebih 20 detik terus menerus. Sementara itu kedua lelaki itu terus melakukan aktivitasnya, dengan memompa penis-penis mereka keluar masuk vagina dan anus. Mr. Gulam menjadi sangat terangsang melihat ekspresi muka Tri dan tiba-tiba Mr. Gulam merasakan bagian dalam vagina Tri mulai bergerak-gerak melakukan pijitan-pijitan kuat pada keseluruhan batang penisnya. Gerakan kaki Tri disertai goyangan pinggulnya mendatangkan suatu kenikmatan pada penis kedua lelaki tersebut, terasa seperti diurut-urut dan diputar-putar.
Tiba-tiba secara bersamaan Mr. Gulam dan Raj merasakan sesuatu gelombang yang melanda dari di dalam tubuh mereka, mencari jalan keluar melalui penis masing-masing, terasa suatu ledakan yang tiba-tiba mendorong keluar, sehingga secara besamaan penis mereka terasa membengkak seakan-akan mau pecah dan... "Aaduuuh!" secara bersamaan tangan-tangan mereka memeluk erat-erat badan Tri dan pinggul mereka dengan kekuatan penuh yang satu menekan ke bawah dalam-dalam pada pinggul Tri yang mengakibatkan keseluruhan penisnya terbenam ke dalam vagina Tri, disertai suatu semburan sperma yang keluar dan menyemprot secara deras ke dalam vagina Tri, sedang Raj mengangkat ke atas pinggulnya mendorong masuk penis terbenam habis ke dalam lubang anus Tri, sambil menyemburkan cairan kental panas ke dalam lubang anus Tri. Menerima semburan cairan kental panas pada lubang kemaluan dan lubang anusnya Tri merasakan suatu sensasi yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, hanya reaksi badannya yang bergetar-getar dan ekspresi mukanya yang seakan-akan merasakan suatu kengiluan yang tak terbayangkan, diikuti badannya yang tergolek lemas, tanpa dapat bergerak. Tri terlena oleh kedahsyatan orgasme yang dialaminya dan diterima dari kedua lelaki tersebut.
Setelah beristirahat sejenak, Raj dengan cepat segera pulih kembali dan penisnya telah tegak dengan perkasa siap tempur. Tri yang masih telentang lemas di atas sofa tidak diberi kesempatan oleh Raj, segera ditindihnya. Dengan cepat penisnya dibenamkan ke dalam kemaluan Tri dan Raj Kumar terus mengerjai Tri yang kelihatan sudah sangat lemas dan hanya bisa menuruti saja apa yang diinginkan oleh Raj. Berkali-kali kelihatan Tri mengalami orgasme yang dahsyat, itu kelihatan tiap kali dari getaran tubuhnya yang diikuti oleh kedua kakinya yang berkelejotan. Kedua matanya terlihat sayu, seakan-akan orang yang sudah sangat mengantuk.
Mr. Gulam dan Raj Kumar terus mengerjai gadis ayu tersebut secara bergantian terus-menerus sampai menjelang sore hari. Tri mengalami orgasme berulang-ulang sepanjang waktu itu. Menjelang jam 5 sore mereka menghentikan kegiatannya, meninggalkan Tri yang telentang lemas di atas sofa dengan kaki yang terkangkang dan dari vaginanya masih mengalir sisa-sisa sperma dari kedua lelaki tersebut. Sejam kemudian setelah tenaganya pulih, Tri dengan tertatih-tatih bangkit dari sofa dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah itu bersama Mr. Gulam yang setengah memapahnya mereka pamitan dan Mr. Gulam mengantar Tri ke rumahnya. Sepanjang jalan pulang, Tri hanya bisa berdiam diri merenung akan apa yang baru saja dialaminya. Ada perasaan bingung yang melanda dirinya yaitu antara perasaan puas atas kenikmatan yang dirasakannya dan perasaan benci pada kedua lelaki tersebut atas perlakuan mereka terhadap dirinya.
Kejadian ini merupakan pengalaman buruk yang terakhir yang dialami Tri, karena tak lama kemudian Mr. Gulam dan para tenaga asing di group perusahaan tempat Tri bekerja memutuskan untuk tidak lagi memperpanjang kontrak kerja mereka berhubung dengan krisis ekonomi yang terjadi yang berdampak juga pada usaha group perusahaan tersebut. Setahun kemudian Tri bertemu dengan seorang pria yang berasal dari pulau seberang yang sangat mempesonanya dan juga sangat mencintainya dan setelah berpacaran beberapa bulan, mereka melanjutkan dengan pernikahan. Tri sekarang masih tetap bekerja pada perusahaan itu dan dalam kehidupan keluarganya hidupnya sangat berbahagia dengan suaminya yang penuh pengertian, sehingga secara perlahan-lahan ia dapat melupakan segala kejadian buruk yang pernah dialaminya itu, serta dapat menikmati tumpahan cinta kasih suaminya padanya.
Tamat.
Tulisan Terkait