VIVAnews - Pengamanan yang akan diterapkan terhadap tim nasional (Timnas) Uruguay tidak seheboh saat menyambut kedatangan Manchester United. Jumlah pasukan yang diturunkan juga jauh lebih sedikit.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua LOC Bidang Keamanan, Nugroho Setiawan, Senin, 4 Oktober 2010. Menurutnya, Nugroho, pengamanan akan melibatkan anggota Polri bersama dengan security swasta.
"Kerja sekarang jauh lebih ringan, karena ancamannya tidak seheboh MU meski ada dua bintang top di timnas Uruguay," kata Nugroho.
"Saya justru lebih khawatir saat Australia datang. Soalnya, cap-nya kan lebih condong ke Barat. Kalau Uruguay kan Amerika Latin yang negaranya juga tidak jauh beda dengan kita," lanjut Nugroho.
Nugroho menambahkan, untuk pengamanan timnas Uruguay, panpel meminta bantuan 700 anggota Polri. Selain itu, saat laga digelar, panpel juga akan menempatkan 300 match steward di pinggir lapangan.
"Pengamanannya juga pakai sistem Bill Clinton. Jadi, pemain-pemain bintang masih memungkinkan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang ada di bandara maupun di hotel," kata Nugroho.
"Meski demikian, kami akan berusaha memberikan yang terbaik untuk pengamanan timnas Uruguay. Kami akan tetap waspada," tandas Nugroho.
Nugroho sendiri merupakan Koordinator Bidang Keamanan LOC saat MU ingin berkunjung ke Indonesia, Juli lalu. Untuk mengamankan kedatangan Setan Merah saat itu, Nugroho berniat menurunkan 3500 personel.
Pengamanan super ketat juga rencananya akan diberlakukan di lokasi laga. Antara lain adalah sterilisasi ring road Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada saat hari H pertandingan.
Namun kunjungan MU akhirnya batal. Pemicunya adalah aksi teroris yang meledakkan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Kuningan, Jaksel sehari sebelum jadwal kedatangan Setan Merah ke Jakarta.
MU sejatinya akan bertemu timnas Indonesia, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, 19 Juli 2010. Duel persahabatan ini merupakan salah satu rangkaian tur MU ke Asia saat itu.
Tulisan Terkait