Innalillahi waa inna ialaihi rojiun, ini
Banser NU ini buta mata atau hatinya yah? udah jelas si Irshad Manji sang homoseks laknat ini kok dibela-bela? apakah mereka ini tidak tahu, bahwa si manji ini sudah murtad dan layak untuk dibunuh karena aktifitas homoseks lesbinya, dia sadar, dan dia melakukan hal tersebut dengan alasan kebebasan beragama! lalu, para kaum JIL membelanya dengan dalih demokrasi kufur! sungguh hinanya mereka! Jika tidak kembali kepada jalan Islam yg benar, maka bersiaplah untuk ke Jahannam!
Di tengah hujan deras warga masyarakat Muslim mendatangi kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Sabtu (5/5/2012) di Kalibata, Jakarta Selatan untuk tetap mendesak penghentian acara diskusi buku "Allah, Liberty, and Love", karya feminis lesbi asal Kanada Irshad Manji.
Namun, kedatangan warga masyarakat tersebut nampaknya sudah diantisipasi oleh panitia acara. Pasalnya, sejumlah puluhan anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) Nuberseragam dan bersenjata lengkap menjaga kantor AJI Jakarta dengan membuat pagar betis yang menghalau kedatangan warga masyarakat.
Menurut sumber kami di lokasi, suasana sebelumnya sempat sedikit panas. Pasalnya, warga masyarakat enggan dihalang-halangi kedatangannya.
“Suasana seperti mau bentrok” katanya kepada arrahmah.com, sabtu malam (5/5).
Menurut dia, nampaknya panitia memang menyiapkan banser untuk menjaga jalannya acara diskusi tersebut.
“Panitia kayaknya sengaja mengundang Banser untuk menjaga diskusinya” tuturnya.
Pihak kepolisian juga mendatangi lokasi diskusi tersebut, sempat terjadi negosiasi antara warga, kepolisian dan panitia acara.
“Negosiasi saat ini masih berjalan alot” ungkapnya.
Meski acara di protes warga, diskusi yang di hadiri Irshad Manji dapat dilangsungkan dan selesai pada pukul 20.00 WIB di Kantor AJI Jakarta. Irshad Manji hadir didamping dua pembicara lain yaitu Dosen Universitas Paramadhina Novrianto Kahar, dan wartawan senior Jakarta Post, Endi Bayuri. Diskusi ini seputar profesionalisme jurnalis dalam meliput hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan.
Akhirnya warga masyarakat pun, membubarkan diri ketika acara tersebut dikabarkan telah selesai, tidak ada bentrokan ataupun gesekan dengan pihak Banser yang mengawal acara tersebut.
Gelombang penolakan terhadap Irshad manji terus berdatang. Pasalnya, Irshad manji dengan karya-karyanya dan pemikirannya sering sekali menghina ajaran islam. (bilal/arrahmah.com)
Tulisan Terkait