Mengingat televisi merupakan media pendidikan, selayaknya apa yang disajikan juga berkualitas. Terlepas dari
Bulan Ramadhan sekalipun, tontonan di televisi seharusnya bernilai.
Pemerintah hendaknya tegas menyikapi tontonan sahur yang tidak mendidik di beberapa stasiun televisi swasta nasional.
Tontonan sahur menjelang sahur kendati lucu tapi sangat tidak mendidik karena mengesampingkan beberapa hal seperti etika. Adapun jika dicermati lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya selain minim dari nilai edukasi, banyolan fisik yang jauh dari cerdas jelas tidak bisa diharapkan untuk pembentukan karakter generasi Indonesia masa mendatang. Oleh sebab itu, negara melalui instansi terkait harus bertindak tegas atau bahkan mengambil alih tontonan sahur yang tidak mendidik dan menggantinya dengan tayangan bermutu semisal sejarah nabi.
materi yang disajikan di televisi swasta nasional sekitar 70 persen tidak bermanfaat bagi pembangunan bangsa Indonesia.Sebagai contoh tayangan sinetron yang sebagian besar hanya menawarkan hal-hal tidak membangun, dan tidak memotivasi bagi perubahan bangsa, sangat disayangkan jika media tidak mendukung kemajuan bangsa.
Dan Saya berpendapat jika pemegang kebijaksanaan memang menghendaki Indonesia menjadi maju harus menggunakan “tangan besi” untuk mengarahkan televisi memberikan sajian berkualitas kepada masyarakat Indonesia Terkecuali jika memang kemunduran dan kehancuran bangsa ini yang diinginkan, tayangan tidak mendidik tentu akan diberikan izin untuk bisa tayang, guna mendoktrin masyarakat bangsa Indonesia dengan hal-hal yang negatif
Tulisan Terkait