Teror bom kembali merebak. Kali ini super-heboh. Pesan singkat (SMS) kini tersebar luas dalam masyarakat. Isinya, bertepatan vonis Ustaz Abu Bakar Baasyir yang didakwa terkait kasus terorisme, 36 bom serentak meledak di berbagai wilayah Tanah Air.
Selengkapnya isi pesan singkat dari nomor 082123552496 sebagai berikut :
"Asslm. Wahai singa2 Tauhid Indonesia persiapkan mental, fisik & silah yg kalian punya. Utk Jihad Global yg dilaksanakan di PN Jaksel 16 Juni 11. Kami telah memasang 36 peledak di seluruh Indonesia, yg akan meledak bersamaan ketukan palu hakim yg menghakimi Ust Abu Bakar Basyir. Sebarkan berita gembira ini."
Pesan singkat ini merebak luas, termasuk diterima Direktur Jamaah Asharut Tauhid (JAT) Sonhadi yang di-forward temannya. "Saya di-forward oleh beberapa teman, tapi saat nomor pengirim pertamanya dihubungi sudah tidak aktif," kata Sonhadi di Jakarta, Sabtu (11/6).
Agendanya, Baasyir menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (16/6) mendatang. Pengasuh Ponpes Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah ini, dituntut jaksa penuntut umum (JPU), hukuman penjara seumur hidup.
Ketua JPU Andi M Taufik menyatakan, Baasyir terbukti secara sah menggerakkan orang lain untuk mengumpulkan dana aksi terorisme. Mengenai SMS teror, Sonhadi mensinyalir bagian provokasi agar persidangan Baasyir, rusuh.
"Ini provokasi agar sidang tak aman," tegasnya. Sonhadi memastikan SMS ancaman bom bukan dari pendukung Baasyir. JAT kini menelusuri pengirim SMS teror tersebut.
"Bukan, itu (SMS teror) bukan ciri-ciri kami. Teman-teman masih menelusuri nomor itu, tapi gak bisa dihubungi," tegasnya. Merebaknya SMS teror tak akan menyurutkan spirit pendukung Baasyir untuk membela pimpinannya.
Mereka tetap memberikan dukungan saat sidang putusan. "Bagi kami apapun yang terjadi takdir Allah, besok kami hadir mendampingi beliau dan menggelar doa, tanpa orasi," tandas Sonhadi.
Polda Metro Jaya proaktif menyelidiki SMS teror bom ini. "Kami belum terima, tapi tentu secepatnya kami telusuri," janji Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Baharuddin Djafar.
Racun Sianida
Bersamaan merebaknya SMS teror bom kemarin, polisi menyita berbotol-botol cairan seukuran air minum kemasan tanggung di rumah terduga teroris, Jumarto alias Qomarudin di Panca III Kemayoran, Jakarta Pusat.
Jumarto ditangkap Densus 88 setelah Salat Jumat. Botol-botol cairan Sianida dicantolkan di pintu belakang rumah. Istri Jumarto, Nur yang ditemui di rumahnya menolak memberi keterangan. "Saya tak tahu apa-apa," elak ibu dua anak itu.
Malam hingga Sabtu dinihari, Densus 88 menyergap lima terduga teroris lainnya di berbagai tempat di Jakarta. Antara lain, Santhanam (30) ditangkap di Utan Panjang III Kemayoran, Wartoyo (34) di Jl Trikora Tambora, Umar (25) di Jl Kramat Pulo, Paimin (34) di Serdang Baru Kemayoran dan Budi Supriyadi (33) di Bendungan Jago.
Penangkapan ini dilakukan setelah Densus 88 menangkap dua terduga di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis lalu. "Mereka diduga masuk jaringan Wijayanto, koordinator Al-Qaidah Asia Tenggara," kata petinggi Mabes Polri yang menolak disebut identitasnya.
Enam terduga rata-rata masih berusia muda, kelahiran 1977-1984. Mereka mengontrak rumah secara terpisah. Modus operandi kelompok ini relatif baru, meracuni makanan di kantin Kepolisian menggunakan zat Sianida.
Jaringan kelompok ini menyebar di Tanah Air, termasuk di Poso, Sulteng. Polisi menemukan tiga bom rakitan siap ledak di belakang gereja Poso. Tiga bom rakitan dililit lakban kuning itu diamankan di Mapolres Poso.
Selain bom, aparat gabungan pimpinan Kombes Martinus, menemukan dua pucuk senjata api rakitan laras panjang dan satu popor senjata, tiga magazin laras panjang SS1, 58 butir amunisi kaliber 5,56 mm, dan 51 butir amunisi junggle US Carabin di kebun, arah Desa Lape. [komisikepolisianindonesia.com]
Tulisan Terkait