Berbagi Tips Menghangatkan Ranjang
Pada kesempatan ini aku ingin berbagi pengalaman rumah tanggaku. Aku dan Mas Teddy (bukan nama sebenarnya) sudah menjalani usia pernikahan selama 17 tahun dan kami punya 2 anak yang beranjak remaja.
Semenjak 5 tahun belakangan ini bara api kehidupan ranjangku dengan Mas Teddy kurasakan meredup, seiring dengan meningkatnya karir Mas Teddy. Ia jadi jarang pulang tepat waktu. Paling cepat ia sampai di rumah jam 9 malam. Itu pun kadang masih harus menerima telepon dari atasan atau sejawatnya. Akibatnya, frekuensi hubungan intim kami jadi turun drastis. Kalau dulu kami melakukannya 5 sampai 6 kali seminggu, belakangan satu bulan sekali pun belum tentu. Aku tak sampai hati minta jatah padanya, apalagi kalau melihat wajahnya yang kuyu dan letih. Biasanya, sampai rumah ia langsung mandi dan setelah ngobrol sebentar denganku dan anak-anak ia tidur.
Pernah suatu ketika, saat ia sedang tidur dan libidoku meronta-ronta ingin disalurkan, kubuka celana Mas Teddy dan kukulum “senjata”nya. Aku berharap Mas Teddy terangsang dan bangun sebentar untuk melayaniku. Anehnya, “senjata”nya memang berdiri, tapi ia tetap ngorok. Akupun akhirnya main sendiri dengan “senjata”nya sampai aku orgasme, dan setelah itu kubenahi lagi celananya. Meskipun agak kecewa, tapi lumayanlah. Yang penting dapet, daripada tidak sama sekali
Suatu saat aku mengikuti piknik ke luar kota selama 2 hari bersama ibu-ibu teman arisanku. Aku sekamar dengan Bu Risa (nama samaran), seorang wanita paruh baya yang suaminya menduduki jabatan penting di perusahaan ternama. Malam hari usai makan malam aku dan Bu Risa ngobrol banyak di kamar, mulai membahas soal anak masing-masing sampai ke urusan ranjang. Ternyata Bu Risa juga pernah mengalami masalah yang mirip dengan masalahku. Bahkan lebih parah, karena suaminya sempat berselingkuh dan beberapa tahun setelah perselingkuhannya berakhir, suaminya tiba-tiba saja impoten. Dengan kesabaran dan keuletan akhirnya suami Bu Risa pulih kembali. Aku salut padanya, karena meskipun suaminya selingkuh, tapi ia tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Aku juga mendapat pelajaran berharga dari Bu Risa dan bertekad untuk mempraktekkannya demi menghangatkan kembali ranjang kami yang telah lama dingin.
Pertama, setiap pagi dan malam kusiapkan minuman khusus untuk Mas Teddy, berupa campuran kuning telur kampung, madu dan merica hitam yang diseduh dengan air jahe. Kukatakan pada Mas Teddy kalau minuman itu akan menjaga staminanya agar selalu fit bekerja, di samping sebagai daya tahan tubuh. Untungnya suamiku menurut dan menenggak habis minuman itu.
Kedua, kubeli baju tidur dan pakaian dalam sexy beberapa model sekaligus. Aku pun pergi ke salon untuk mengubah gaya rambutku yang dari dulu itu-itu saja. Tak lupa aku mencukur habis bulu kemaluanku agar terlihat tampil beda.
Ketiga, aku rajin membersihkan “milikku” dengan cara merendam bagian bawah tubuhku di ember berisi air hangat yang kuberi beberapa helai daun sirih. Kata Bu Risa, daun sirih akan membuat miss V keset dan rapet.
Beberapa hari kemudian aku mulai menikmati hasilnya. Mas Teddy pulang dalam keadaan masih segar. Dan matanya membeliak saat melihatku mengenakan baju seksi tembus pandang. Aku tak perlu minta karena ia sudah menerkam dan mencumbuiku habis-habisan. Ia pun tampak sangat menikmati “milikku” yang bersih dari bulu. Kubiarkan lidahnya menari-nari di sana dan kunikmati benar-benar karena sudah lama aku tidak merasakannya.
Lambat laun kehidupan seks kami membara kembali. Itu karena aku selalu berinisiatif melakukan variasi agar Mas Teddy betah bersamaku. Contohnya, waktu itu kami berdua baru pulang dari menghadiri resepsi pernikahan salah seorang anak buah Mas Teddy. Di jalan yang sepi dan agak gelap menuju kompleks perumahan kami, kuminta Mas Teddy untuk melambatkan mobilnya. Setelah itu kubuka resleting celananya, kukeluarkan “senjata” Mas Teddy dari dalam celana dalam, lalu kukulum habis-habisan. Aku pun sengaja mengeluarkan suara-suara sensual dan erotis di setiap goyangan kepalaku. Mas Teddy tampak senang dengan perlakuanku. Kami berputar-putar kompleks sampai 3 kali baru Mas Teddy ejakulasi. Ia terpana saat mengetahui kalau spermanya kutelan bulat-bulat, suatu hal yang baru kali itu kulakukan. Memang ada rasa risih dan mengganjal di tenggorokan, tapi demi kebahagiaan suamiku, aku rela melakukannya. Akhirnya menelan sperma jadi agenda rutin setiap kali kami pergi berdua atau saat aku sedang menstruasi.
Variasi lain yang membuat Mas Teddy takjub adalah ketika ia selesai mandi sepulang kerja jam 10 malam, aku sudah siap dengan hanya mengenakan BH dan celana dalam sexy berenda-renda yang menjadikannya tembus pandang, tapi aku tak melepas jilbabku. Kurebahkan tubuhku di kasur menunggu Mas Teddy keluar dari kamar mandi. Ia tercengang melihatku dan tanpa pikir panjang melepas handuk yang menutup bagian bawah tubuhnya. Ia membombardirku dengan ciuman panas di sekujur tubuhku tanpa melepas BH, celana dalam dan jilbabku. Ia sibak BH-ku saat mencumbui payudaraku, dan melakukan penetrasi di sela-sela celana dalamku. Tak heran jika kemudian celana dalamku belepotan dengan spermanya.
Tampaknya ia menikmati sensasi bercinta kali itu dengan mengucapkan, “Baru kali ini aku menyetubuhi perempuan berjilbab dan berpakaian dalam seksi”. Aku hanya tersenyum sambil mencubit mesra pinggangnya.
Yang tak kalah sensasionalnya adalah saat kami bercinta di kantornya. Ceritanya waktu itu sekitar jam 7 malam, aku sedang belanja di minimarket dengan diantar anak sulungku. Selesai belanja Mas Teddy meneleponku. Ia minta aku datang ke kantornya saat itu juga. Sambil berbisik ia minta aku untuk tidak pakai celana dalam. Dalam hati aku tersenyum dan tahu apa yang diinginkannya. Karena kantornya tak begitu jauh, aku dan anakku langsung meluncur ke sana. Sesampainya di kantor kuminta anakku untuk menunggu di mobil, sementara aku naik ke kantor Mas Teddy di lantai 5. Suasana kantor sudah agak sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang kulihat masih sibuk di mejanya. Aku mampir sebentar ke toilet untuk buang air kecil sekaligus melepas celana dalam dan kumasukkan tasku.
Benar saja. Sampai di ruang kerjanya, Mas Teddy langsung mengunci pintu dan menghujaniku dengan ciuman penuh nafsu. Katanya, saat itu sedang jeda rapat, dan ia merasa terangsang karena ingat padaku. Ketika kami sudah sama-sama terangsang, aku didudukkannya di meja kerjanya, lalu ia menghunjamkan ““senjata”nya” yang tegak berdiri dengan gagahnya. Begitu aku orgasme, aku merubah posisi jadi menungging dengan kedua tanganku bertumpu di meja. Tapi dasar Mas Teddy termasuk perkasa soal seks, apalagi sejak kuberi ramuan khusus, ia tak kunjung ejakulasi sampai akhirnya kukulum “senjata”nya yang basah oleh cairanku sampai ia klimaks dengan spermanya menghuni perutku. Setelah itu aku pulang, sementara Mas Teddy melanjutkan rapat.
Satu hal lagi yang juga jadi “oven” untuk memanaskan bara api hubungan intim, yaitu melakukan masturbasi bersama. Waktunya seperti biasa, malam hari saat Mas Teddy selesai mandi. Saat ia mandi aku sudah telanjang bulat dan mulai merangsang diriku sendiri dengan jariku. Begitu Mas Teddy selesai mandi, lagi-lagi ia terpana melihat aksiku. Sambil mendesah-desah penuh kenikmatan kuminta Mas Teddy juga melakukan hal sama. Ia pun membuka handuknya dan berbaring di ujung ranjang, sementara aku di ujung satunya. Mas Teddy meremas-remas dan mengocok pelan ““senjata”nya” yang tak butuh waktu lama untuk ereksi. Sambil saling memandang mesra kami memainkan organ intim kami masing-masing. Aku menjerit tertahan saat kucapai orgasme pertamaku. Kupandangi Mas Teddy dengan tatapan sayu dan kugeser tubuhku mendekatinya.
“Masukin, Mas … Ayo masukin, Mas”, pintaku. Dan Mas Teddy pun melaksanakan tugasnya dengan sangat baik. Aku tidur pulas dalam keletihan setelah dibuat orgasme 4 kali oleh Mas Teddy.
Begitulah pengalamanku. Semoga bermanfaat, khususnya bagi para wanita yang merasa kehidupan ranjangnya tak sepanas dulu. Terima kasih. [Rina (nama samaran), 48 tahun, Bekasi]
Tulisan Terkait