Harapan Putra

Delivery to you the hottest news from harapanputra.com 2013 everyday with no delay

Home » keluarga » Membuang Kata "Jangan" Dalam Mendidik Anak

Membuang Kata "Jangan" Dalam Mendidik Anak

keluarga
“Al-Qur’an itu kuno, Bu, konservatif, out of dated!. Kita telah lama hidup dalam nuansa humanis, tetapi Al-Qur’an masih menggunakan pemaksaan atas aturan tertentu yang diinginkan Tuhan dengan rupa perintah dan larangan di saat riset membuktikan kalau pemberian motivasi dan pilihan itu lebih baik. Al-Qur’an masih memakai ratusan kata ‘jangan’ di saat para psikolog dan pakar parenting telah lama meninggalkannya. Apakah Tuhan tidak paham kalau penggunaan negasi yang kasar itu dapat memicu agresifitas anak-anak, perasaan divonis, dan tertutupnya jalur dialog?“ Katanya sambil duduk di atas sofa dan kakinya diangkat ke atas meja.

Membuang Kata Jangan Dalam Mendidik Anak
Pernahkan Bapak dan Ibu sekalian membayangkan kalau pernyataan dan sikap itu terjadi pada anak kita, suatu saat nanti?

Itu mungkin saja terjadi jika kita terus menerus mendidiknya dengan pola didikan Barat yang tidak memberi batasan tegas soal aturan dan hukum. Mungkin saja anak kita menjadi demikian hanya gara-gara sejak dini ia tidak pernah dilarang atau mengenal negasi ‘jangan’.

Saat ini, sejak bergesernya teori psikoanalisa (Freud dan kawan-kawan) kemudian disusul behaviorisme (Pavlov dan kawan-kawan), isu humanism dalam mendidik anak terus disuarakan. Mereka membuang kata “Jangan” dalam proses mendidik anak-anak kita dengan alasan itu melukai rasa kemanusiaan, menjatuhkan harga diri anak pada posisi bersalah, dan menutup pintu dialog. Ini tidak menjadi masalah karena norma apapun menghargai nilai humanisme.

Tidak perlu ditutupi bahwa parenting telah menjadi barang dagangan yang laris dijual. Ada begitu banyak lembaga psikologi terapan, dari yang professional sampai yang amatiran dengan trainer yang baru lulus pelatihan kemarin sore. Promosi begitu gencar, rayuan begitu indah dan penampilan mereka begitu memukau. Mereka selalu menyarankan, salah satunya agar kita membuang kata “jangan” ketika berinteraksi dengan anak-anak. Para orang tua muda terkagum-kagum member applausa. Sebagian tampak berjilbab, bahkan jilbab besar. Sampai di sini [mungkin] juga sepertinya tidak ada yang salah.

Tetapi pertanyaan besar layak dilontarkan kepada para pendidik muslim, apalagi mereka yang terlibat dalam dakwah dan perjuangan syariat Islam. Pertanyaan itu adalah “Adakah Engkau telah melupakan Kitabmu yang di dalamnya berisi aturan-aturan tegas? Adakah engkau lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an menggunakan kata “jangan”?

Salah satu contoh terbaik adalah catatan Kitabullah tentang Luqman Al-Hakim, Surah Luqman ayat 12 sampai 19. Kisah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang Dia beri hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya (“walaqod ataina luqmanal hikmah..” dst)

Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya “Wahai anakku, JANGANLAH engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar”.

Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “laa” (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu “laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka linnaasi”, dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”

Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya) “esakanlah Allah”. Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.

Adakah pribadi psikolog atau pakar patenting pencetus aneka teori ‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada. Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog kita temukan dalam kitabullah itu.

Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar. Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang, tetapi karena lebih memilih berdamai. Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya. Dan, kelak, ia tidak berzina bukan karena takut dosa, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang tuanya.

Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of syariah” dan keterikatan hukum. Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiyatan bertebaran karena dalam hatinya berkata “itu pilihan mereka, saya tidak demikian”. Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi “mereka memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya”.

Itulah sebenar-benar paham liberal, yang ‘humanis’, toleran, dan menghargai pilihan-pilihan.

Jadi, yakini dan praktikkanlah teori parenting Barat itu agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi liberal. Simpan saja Al-Qur’an di lemari paling dalam dan tunggulah suatu saat akan datang suatu pemandangan yang sama seperti kutipan kalimat di awal tulisan ini.

Edited From
Untukmu yang Mengharamkan Kata “Jangan”: Adakah Engkau Telah Melupakan Kitabmu?
Tulisan Terkait

No comments:

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Daftar Isi Blog

Blog Archive

  • ►  2017 (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (10)
    • ►  December (10)
  • ►  2014 (23)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  May (13)
    • ►  February (4)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (8)
    • ►  October (7)
    • ►  September (47)
  • ▼  2012 (72)
    • ►  November (3)
    • ▼  August (7)
      • Membuang Kata "Jangan" Dalam Mendidik Anak
      • Pengorbanan Seorang Ibu
      • Cara Meningkatkan Pendapatan adf.ly $15 Per Klik
      • God Of War 2 Full RIP
      • USB Disk Security 6
      • AutoHideIP v5.2.7.8 Final
      • Menolak Ajakan Suami di Ranjang
    • ►  July (7)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (20)
    • ►  February (19)
    • ►  January (9)
  • ►  2011 (358)
    • ►  December (15)
    • ►  November (24)
    • ►  October (33)
    • ►  September (51)
    • ►  August (27)
    • ►  July (3)
    • ►  June (28)
    • ►  May (51)
    • ►  April (48)
    • ►  March (38)
    • ►  February (22)
    • ►  January (18)
  • ►  2010 (440)
    • ►  December (98)
    • ►  November (59)
    • ►  October (123)
    • ►  September (33)
    • ►  August (44)
    • ►  July (47)
    • ►  June (29)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)

Entri Populer

  • Bude Yayuk [Kisah Nyata]
    Beliau adalah kakak kandung dari istri kedua pamanku. Selisih umur dengan adiknya sekitar 3 tahun, mendekati 50 tahun. Sehari-hari mengajar...
  • Janda Bahenol Penjual Nasi Kuning
    Bu Sarmin gak kpikiran bakal ngalamin nasib tragis hari itu, dia pikir dgn karakternya yg keras hati bisa naklukin segalanya, termasuk gue. ...
  • Kisah Nyata Antara Aku, Mama dan Kakak Erni
    Tak terasa sudah hampir setahun lebih aku menjalani hari – hari menyenangkan bersama mama. Saat itu usiaku sudah mau 17 tahun, sudah naik k...
  • Awal Liarnya Istriku
    “Lihat nih, bini aku sexy kan?” kataku bangga. Rendy melotot dan berdecak kagum, “Ck..ck…sexy sekali ya?” “Yuli (nama istri Rendy) pernah d...
  • Merawat Mama
    Liburan semester, Musa tak bisa kemana-mana, karena harus merawat mama-nya. Mamanya mendapat kecelakaan lalu lintas, hingga betisnya mengala...
  • Tidur Dengan Kakak Ipar
    Ketika aku menikah dua tahun yang lalu, rasanya dunia ini hanya milikku seorang. Betapa tidak, aku mendapatkan seorang pria yang menjadi im...
  • Smartphone Nokia Ram 3 GB Monster Keyboard QWERTY
    Nokia Express Music vs BlackBerry Priv: Dua Smartphone Dengan Keyboard QWERTY Seirin dengan Nokia yang menegaskan kebangkitannya kemb...
  • Dilema (Mama)
    Namaku Rio umur 16 th,anak tunggal dan masih sekolah SMK otomotif kelas 2 di Yogyakarta. Aku pendiam dan tak pandai dalam hal pergaulan, ta...
  • Serial number, patch, crack IDM 6.05 BUILD 8 Full Version
    UPDATE - Mei 24 2011 : Bagi anda penggemar Internet Download Manajer (IDM) pada tanggal 25 April idm telah mengeluarkan update terbarunya ya...
  • Salahkah Aku Menikmati Saat Ku Di Perkosa?
    Cerita ini merupakan cerita yang terjadi antara diriku dengan seorang lelaki yang telah tega memperkosaku meskipun aku akhir nya menikmati ...
Copyright © Harapan Putra All Right Reserved
Template by SEO Template