Harapan Putra

Delivery to you the hottest news from harapanputra.com 2013 everyday with no delay

Home » Archives for February 2014

Kesempatan Dalam Kesempitan Dirumah Mertua

2016 No comments:
Kira2 jam 3 sore, sedang enak2 nya baca koran di ruang tamu rumah mertuaku sambil minum kopi, Si Ami ( anaknya adik ibu mertuaku yang masih duduk di kelas 1 SMU dan adiknya Asih ) datang menghampiriku lalu duduk di kursi sebelahku dengan wajah yang agak serius. Ooom, Ami mau ngomong sedikit dengan Om ( menceng juga si Ami ini, aku masih terhitung Masnya kok malah di panggil Om ).

Aku jadi agak deg-degan melihat wajah Ami yang serius itu dan aku jadi yakin kalau yang ngintip tadi malam itu pasti dia, tapi dengan mencoba menenangkan diri aku bertanya pelan .Ami ..ada apa kok .kelihatannya serius benar..sih ? Ami mau cerita ke Ibu dan mbak Sri, soal Om tadi malam dengan mbak Asih.., sahut Ami dengan ketusnya. Lho lho tenaaang..sedikit dong Aaam , Om kok nggak mengerti maksud Ami, jawabku dengan sedikit gemetar. Aaaaah .Om ini .pura2 nggak mengerti .. padahal Ami melihatnya cukup lama apa yang Om lakukan dengan mbak Asih dikamarnya.

Aku jadi benar2 kaget mendengar kata2 Ami, yang rupanya cukup lama melihat apa yang aku kerjakan dengan Asih, tapi aku masih berusaha tetap tenang dan berpikir
masak sih kalah dengan anak kemarin sore ? Ami , kataku lirih tapi tetap kubuat agar setenang mungkin, jadi ..Amiii .lama melihatnya ? Kok Ami .sampai tahu sih , tanyaku lagi.

Dengan tetap menunjukkan wajahnya yang serius segera Ami menceritakan bahwa tadi malam, sewaktu selesai kencing di kamar mandi dan mau kembali ke kamarnya, samar2 seperti mendengar orang sedang merintih. Karena berpikiran pasti ada yang lagi sakit, lalu Ami mencari dari mana datangnya suara rintihan itu dan ternyata datangnya dari kamar mbak nya.

Tetapi karena rintihannya terdengar bukan seperti rintihan orang sakit, Ami membatalkan niatnya untuk masuk kamar Mbaknya tetapi hanya mengintip lewat korden yang menutupi pintu kamarnya Asih yang setengah terbuka dan diperhatikannya agak lama. Ami segera meninggalkan kamar Mbaknya dan lalu pergi tidur karena Ami menyangka kalau aku melihatnya sewaktu wajahku menatap ke arah pintu kamar Asih.

Ooooh .., Ami melihatnya cukup lama .yaaaa ? jadi tahu doong semuanya, kataku seperti bertanya tapi nggak mendapat jawaban dari Ami yang tetap membisu. Amiii .., kataku tetap lirih sambil kupegang tangannya, toloooong .dooong . Am ., jangan cerita ke orang lain apalagi ke Ibu dan mbak Sri, Ooom janji nggak ngulangi lagi deeeh dan oom mau deh bantu Ami apa saja..asaaal .Ami nggak cerita-cerita, kataku lanjut. Ami tidak segera menjawab kata2ku dan juga nggak berusaha melepas tangannya yang kupegang, tapi tiba2 Ami menarik tangannya dari peganganku dan balik memegang tanganku sambil mengguncangnya serta berkata .jadiiiii Oom mau bantu Amiiii ? Mendengar kata2 Ami terakhir ini, dadaku terasa agak plong. Amiii , seperti kata Oom tadi, Oom akan bantu Ami apa saja .asaaaal .Ami janji nggak cerita-cerita, jawabku dengan sedikit penuh kehawatiran, kataku. Jadiii apa yang bisa Oom bantu buat Ami ..? tanyaku melanjutkan. Amiii .janji..deeeh Oom, cuman Ami saja yang tahu, kata Ami lalu diam sebentar. Oom .begini.., kata Ami lalu dia menceritakan kalau pacarnya mau Ulang Tahun besok dan Ami mau mentraktir makan dan memberikan hadiah ultah pacarnya, karena dulu dia juga diberi hadiah sewaktu ultah, tetapi waktu kemarin minta ke ibunya bukannya dikasih tetapi malah dimarahi. Setelah Ami menyelesaikan ceritanya, lalu kutanya ..Amiiii ., Ami butuh uang berapa..? Ami nggak segera menjawab, tapi kemudian katanya .yaaaa .terserah..oom saja seratus ribuu juga boleh oom, katanya sambil meremas tanganku yang dari tadi di pegangnya.

Nggak kusangka aku bisa diperas oleh anak kecil, tapi yaa..apa boleh buat daripada rahasia terbongkar, kataku dalam hati sambil terus kucabut dompetku dari kantong belakang dan mengeluarkan uang sebesar 250 ribu dan kusodorkan ke tangan Ami sambil kukatakan niiiih ..Am .oom kasih 250 buat Ami ..tapii .sekali lagi janjii..lho .yaaaa ? Ami menyambut uang yang kusodorkan sambil memelototkan matanya seperti tidak percaya serta berseru ..betuuul .niiih ..oom ? dan aku menjawabnya dengan senyuman saja dan tiba2 Ami berdiri, memelukku sehingga kedua teteknya yang kurasa lebih kecil dari teteknya Asih kakaknya menempel di dadaku serta terus mencium pipiku sambil berseru maa kasiiiih .yaaa Ooom . Ami.. janjiii deeeeeh dan langsung mau lari ngabur karena kesenangan.

Tetapi langkahnya tertahan ketika tangannya kupegang dan segera kukatakan .Amiiii .tunggu dulu dooong kita ngobrol dulu . mumpung nggak ada orang. Ngobrool ..apaan sih..Oom, tanya Ami sambil duduk kembali di kursinya.
Ami ., oom mau tanya yaaaa ., tadi malam Ami melihatnya sampai lamaaaa . sekali .kenapa siiiih ? pasti Ami pernah melakukannya juga yaaa dengan pacar Ami ?. Aaaahh ..Oom siiih .mancing mancing, jawab Ami sambil ketawa cekikikan.
Bener kan .Am ? Buat apa sih Oom .mancing2, lihat dari jalannya Ami saja, Om sudah yakin kok kalau Ami sudah pernah, kataku sedikit serius agar Ami mempercayai omongan bohongku, padahal dari mana tahunya kataku dalam hati. Ami sepertinya sudah termakan dengan omonganku, lalu sambil menggeser kursinya mendekati kursi yang kududuki Ami segera bertanya bee tul yaaa Oom ? Jadi kira2 Ibu apa juga tahu .Oom ? Aduuuuh .mati..saya Oom, kalau Ibu sampai tahu ? kata Ami sedikit sedih dan ketakutan.

Karena aku sudah bisa menguasai Ami, lalu kuteruskan saja gombalanku. Amiii ., coba deh ceritain ke Oom dan Om juga yakin kalau Ibu nggak akan tahu, karena sesama wanita biasanya nggak bisa melihat gelagat2nya, kataku dan kelihatannya Ami percaya betul dengan gombalanku.
Setelah diam sebentar dan mungkin Ami sedang berpikir dari mana mau memulai ceritanya, lalu setelah menarik nafas panjang kudengar Ami mulai bercerita beginiii .. oom .. Untuk menyingkat cerita, jadi pada prinsipnya Ami sudah dua kali melakukan dengan pacarnya yang duduk di kelas 2. Pertama, dilakukan dirumah pacarnya, tapi baru saja nyenggol barangnya Ami, eh..sudah moncrot dan yang kedua katanya kira2 dua minggu yang lalu dan kembali dilakukan dirumah pacarnya, barang Ami terasa sakit sewaktu pacarnya mulai menusukkan barangnya, tapi ketika Ami baru memegang barang pacarnya, eh..tiba2 barang pacarnya mengeluarkan cairan putih dan langsung letoi, katanya Ami sambil terus ketawa cekikikan.

Oom .., apa sih enaknya gituan, tanyanya Ami kok nggak pernah merasakan apa2, tapi yang tadi malam sepertinya ..mbak Asih .kok terus2an .merintih keenakan dan Oom juga begitu, katanya lagi. ..memangnya ..enak.. yaaaa .oom ? Gila juga anak2 sekarang ini, pikirku, sudah berani berbuat sejauh itu padahal Ami baru kelas 1 SLA. Yaaaa .enaaak doooong Miiii, kataku sambil kuusap-usap salah satu pipinya yang terasa sangat mulus dengan punggung tanganku dan kelihatannya Ami mendiamkan saja dan menikmati usapan itu. Pacar Ami saja yang .payah yang nggak bisa membuat Ami enak .memangnya .Ami kepingin yaaaa, sambungku.

Iiiiiihhhh .Oom .genit aaaah, jawab Ami sambil menepuk pahaku agak keras lalu terdiam sesaat seperti sedang berpikir. Oom .., kata Ami sambil terus berdiri dari kursi Ami mau pergi dulu ..yaaaa mau cari2 hadiah Oh iyaaa..Oom yang tadi terima kasih yaaa ,katanya lagi sambil terus beranjak meninggalkanku, tapi baru beranjak selangkah Ami segera berbalik melihatku sambil berkata .Oom , nanti malam tolong ajarin Ami pelajaran kimia yaaa ? Karena takut Asih curiga lalu kujawab saja permintaan Ami Nggak mau ah Am, besok siang saja nanti mbak Asih curiga. Lho .Om Tris .nggak tahu..yaaa kalau mbak Asih dan Ibu tadi pagi pergi ke Surabaya mau lihat Bapak ? Apa..tadi nggak pamit..Om ? kata Ami sambil terus pergi tanpa menuggu jawabanku.

Malam harinya setelah selesai mendengarkan Dunia Dalam Berita dan beranjak mau mengunci pintu2 rumah mertuaku lalu terus tidur, muncul si Ami dari rumahnya sambil agak berlari dan memegang pintu yang akan kututup serta langsung berkata ..lho Oom sudah mau tidur ? Iyaa Am om sudah ngantuk, jawabku malas. Yaa oom kok gituuuuu .katanya mau ngajarin Ami .ayooo..dong Oom ajarin pelajaran kimia, rengek Ami sambil mengguncang tanganku. Melihat Ami hanya pakai celana pendek dan baju yang cekak sehingga perut dan pusarnya kelihatan, memdadak kantukku jadi hilang, lalu sambil keluar dari pintu dan menutupnya dari luar, lalu kujawab ayooo .kalau mau Ami begitu .

Ami duduk ditempat di satu satunya tempat duduk yang diduduki oleh Asih kemarin di meja makan sambil membuka buku pelajarannya dan karena nggak ada kursi lain, aku berdiri dibelakang kursi yang diduduki Ami. Ketika aku menuliskan dan menerangkan rumus2 kimia, aku hanya menjulurkan kepalaku kesamping kanan kepala Ami dan sesekali kualihkan pandanganku kedalam baju Ami dan terlihat tetek Ami yang kecil tanpa memakai Bh. Melihat ini kontolku mulai berdiri didalam celana pendek yang kupakai, sedangkan Ami tetap serius mendengarkan keterangan2 yang kuberikan dan tidak menghindar atau menjauhkan badannya kala aku beberapa sengaja menempelkan pipiku ke pipinya. Pada saat Ami sedang menulis jawaban soal2 yang kuberikan, kudekatkan wajahku ke wajahnya dan segaja kuhembuskan nafas ku ke dekat kupingnya sehingga Ami sambil terus menulis berkomentar Oom ..nafasnya.. kok panas ? Komentar Ami nggak kujawab, tapi segera kucium pipinya dua kali dan Ami segera menghentikan menulisnya dan berkata oom ..jangaaan . nakaaal dooong ., sambil kembali mau menulis.

Karena nafsuku semakin meningkat dan Ami hanya mengatakan begitu, keberanianku semakin bertambah dan pelan2 tanganku menyelusup lewat baju pendeknya bagian bawah dan kudekap kedua tetek Ami yang kecil itu serta kuremas pelan, dan Ami kulihat melepaskan pinsil yang di pegangnya dan menutup kedua matanya sambil berdesah lirih..Ooom ssssssshhh .. jaa ngaaan oooom .dan memegang serta meremas pelan kedua tanganku dari luar bajunya. Sambil tetap kuremas remas teteknya, segera wajahku mencari bibir Ami dan kucium dan Ami seperti kesetanan melumat bibirku dengan ganasnya sehingga dalam benakku terlintas pikiran anak sekecil ini kok sudah pintar berciuman.

Dengan masih tetap kudekap kedua teteknya dan berciuman, kugunakan kekuatan badan dan sikuku untuk merubah posisi kursi yang diduduki Ami dan setelah kuanggap baik, sambil tetap kucium bibirnya kupelaskan dekapan tangaku pada teteknya dan kuraih kedua pahanya serta kubopong badan Ami serta kukatakan ..Amiiii .. kitaaaa .kekamar ..mbak Asih ..yaaaa , Ami tidak menjawab tapi hanya memegangkan tangannya ke bahuku.

Kutidurkan Ami ditempat tidurnya kakaknya dan segera kuangkat bajunya dari bawah serta kujilat dan kuisap-isap tetek Ami yang masih terbilang kecil, maklum baru kelas 1 SLA tapi sudah berani belajar ngewe dengan pacarnya dan Ami meremas-remas rambutku sambil mendesah Ooooom ooom sssssshhhh .. ssssshhh . ooooom. Kuteruskan jilatan dan isapanku di kedua teteknya bergantian dan kugunakan tangan kananku berusaha mencari dan membuka celana pendek Ami dan setelah kutemukan ternyata celana pendeknya memakai resleting.

Kubuka resletingnya pelan2 dan kususupkan tanganku kedalam Cdnya serta kuelus permukaan memeknya yang kecil dan terasa masih licin dan mulus seperti punya bayi tanpa ada bulu2 nya dan ketika kuelus permukaan memeknya, terasa Ami menggerakkan pinggulnya pelan dan masih tetap dengan desahannya yang kudengar semakin agak teras oooooomm . sssssshhhh .. ssssshh oooom. Lalu sambil mengelus memek Ami yang cembung, kuselipkan jari tengahku di belahah memeknya dan terasa sudah basah sekali dan jari telunjukku itu kutekan agak masuk dan kuusap-usapkan sepanjang belahan memek Ami dan ketika sampai di itilnya yang terasa kecil, kuusap-usapkan di seluruh itilnya sehingga membuat Ami menggelinjang agak keras dan mendesah semakin kuat ooom ..ssssshhh ..ooom ..jaaaa ngaaaan oooom .ssssshhh..dan desahan ini membuat nafsuku semakin tinggi dan kontolku semakin tegang dan agak sakit terjepit celana pendekku.

Perlahan-lahan aku menurunkan badanku kebawah dan jilatankupun sudah disekitar perut dan pusarnya, dan kedua tanganku kugunakan melepas celana pendek dan celana dalam Ami bersamaan, sedang tangan Ami masih tetap meremas-remas rambut dan kepalaku. Sambil melepas kedua celananya, mulutku sekarang sudah sampai di memeknya yang menggembung mulus tanpa bulu2 sama sekali dan tercium bau aroma memek yang khas. Karena Ami masih tetap merapatkan kedua kakinya, lalu kugunakan kedua tanganku untuk membuka kedua kakinya. Pertama-tama agak susah karena Ami berusaha menahan supaya kakinya tetap rapat sambil terdengar rintihan desahannya.. oooom ..jaaaaa ngaaaaaaan ..oooom suuuu .daaaah .ooom, tetapi ketika lidahku kujulurkan dan kujilatkan sepanjang belahan memek Ami yang agak terbuka itu, pertahanan kaki Ami untuk tetap merapat itu sudah hilang dan kedua kakinya dapat kubuka lebar dengan mudah dan terlihat bagian dalam memek Ami yang basah dan kemerahan itu dan malah terasa Ami menaik naikkan pinggulnya tapi tetap mengeluarkan rintihannya ..ooooom ..suuuu daaaah oooom .ssssshhhh .oooom.

Semakin Ami mendesah atau merintih, nafsuku semakin kuat dan kujilati seluruh bagian memek Ami dan sesekali itilnya kuhisap-hisap membuat desahan Ami semakin kuat dan kedua tangannya semakin keras meremas-remas rambut dan menekan kepalaku sehingga seluruh wajahku terasa basah semuanya dengan cairan yang keluar dari memek Ami, dan beberapa saat kemudian kurasakan gerakan pinggulnya naik turun semakin cepat dan jambakan di rambutku semakin kuat serta desahannya semakin keras oooooohh ..ooooooh .oooom aduuuuuuh ..oooom sssssshhh ..aaaaaahh ..oooooh.. dan aku jadi agak kaget karena tiba2 kepalaku terjepit kedua kakinya yang dilingkarkan dibadanku serta kepalaku di tekan kuat2 kedalam memeknya serta tubuhnya bergerak kekiri dan kekakan sambil mgngeluarkan erangan agak kuat .aaaaaaaaah aaaaaah aduuuuuh ..ooooom aaaaahh oooom .enaaaaaaaaaaaak, lalu Ami terkapar diam, kedua kakinya yang tadi menjepit kepalaku jatuh diatas kasur disertai nafasnya terengah-engah dengan cepat, rupanya Ami telah mencapai orgasmenya.

Aku hentikan jilatanku di memeknya dan merangkak keatas dan kupeluk Ami serta kuelus elus rambutnya, serta merta dengan nafasnya yang masih tersengal-sengal, Ami menciumi pipiku serta berkata oooom .aduuuh kook .begitu yaaa rasanyaaaa.
Itu..belum seberapa .Am .., nanti pasti Ami akan merasakan yang lebih enak lagi, kataku meyakinkannya sambil tetap kuusap-usap rambutnya dan kucium pipinya . Ami tidak menjawab tapi malah menutup kedua matanya dan kelihatan sedang mencoba mengatur nafasnya.
Setelah kuperhatikan nafas Ami mulai teratur, lalu sambil kucium pipinya kubisiki.. Amiiii .sekarang ..Oom..boleh masukin punya .oom .ke punya Amiii ., Ami yang masih menutup matanya tidak segera menjawab. Setelah kutunggu sebentar dan tetap tidak ada jawaban lalu kuulangi bisikanku didekat telinganya .boleeeeh .. Aaaaam ? dan Ami membuka matanya sebentar dan melihatku dengan wajah yang agak khawatir serta menjawab tapi dengan suara agak lirih yang hampir2 tidak terdengar ooom ..Ami ..ta kuuut oooom. Takut apa Am .,tanyaku pelan .oom . nanti pelan2 koook ..nggak apa2, sambil pelan2 kunaiki badan Ami dan kupegang kepalanya dengan kedua tanganku serta kuelus-elus rambutnya serta kucium kedua pipinya bergantian, sementara kurasakan kedua kaki Ami bergerak agak terbuka sedikit, entah karena menghindar tindihan kakiku atau memberikan persetujuan permintaanku serta kudengar suaranya kembali yang pelan didekat kupingku ooom Amiiii .ta .. kuuuut ..jaa .ngaaaaan ..ooom.

Sambil kembali kucium pipinya, kubisiki Ami .Ammm .nggak..apa2 ..oom .pelan2 kok, sambil segera kugunakan tangan kananku untuk memegang batang kontolku serta mulai kuusap-usapkan kepala kontolku di belahan memek Ami, sedangkan Ami yang mungkin merasakan memeknya tergesek oleh kepala kontolku lalu dia membuka kaki nya lagi agak lebar. Kepala kontolku sekarang kumasukkan sedikit di belahan memeknya dan kuusapkan keatas dan kebawah beberapa kali sepanjang belahan memek Ami yang masih sangat basah.

Lalu ketika kepala kontolku berada di bagian bawah memeknya dan kurasakan sudah tepat di lobang yang kutuju, lalu kucoba menekannya kedalam sedikit dan kusetop tekanan kontolku ketika terasa mentok. Karena nggak ada reaksi dari Ami, segera kutekan lagi kontolku lebih dalam dan kuperhatikan wajah Ami agak meringis sambil berkata agak berbisik aduuuuh ooom saa..kiiiiiit jaaaaa ngaaaan oooom dan mendengar suara ini segera ku hentikan tekanan kontolku kedalam memeknya. Setelah kudiamkan sebentar, kutekan lagi kontolku dan kembali kudengar Ooooom ..saa .kiiiiit, sambil kurasakan kuku Ami mencengkeram di punggungku. Aku jadi berpikir, kata Ami kontol pacarnya sudah pernah masuk walau belum semuanya, kok sekarang sulit betul masuknya, padahal ukuran kontolku termasuk ukuran normal-normal saja. Setelah beberapa kali kucoba tekan dan setiap kali kuhentikan karena Ami berkata sakit.

Pada tekanan kontolku yang entah ke berapa kali nya dan tekanan kontolku kulalukan agak kuat, tiba2 kontolku terasa seperti menyobek sesuatu crrrreeeeet ., terperosok sedikit lalu terjepit dan bersamaan dengan itu kudengar Ami agak berteriak aduuuuuuh . ooooom .. sakiiiiiit .. dan dari kedua matanya yang masih tertutup terlihat keluar air mata. Kuhentikan tekanan kontolku dan aku juga tidak berusaha untuk menariknya keluar, jadi kubiarkan kontolku terjepit di memeknya dan bisa kupastikan kalau kontolku saat ini sudah masuk sedikit dalam memek Ami. Lalu kulepas pegangan tanganku pada batang kontolku dan kembali kugunakan kedua tanganku untuk memeluk kepala Ami serta mengelus rambutnya serta kucium kedua matanya yang tegenang air mata.

Lalu kucium bibir Ami yang serta merta dengan matanya masih tetap merem mengimbangi ciumanku dengan menjulurkan lidahnya kedalam mulutku dan kesempatan ini kugunakan untuk menekan kontolku masuk lebih dalam ke memek Ami dan kulihat Ami merapatkan merapatkan matanya lebih rapat lagi serta melepas ciumanku serta berteriak kecil aaaaaaaaah sakiiiiiiiiit oooom dan kembali kuhentikan tekanan kontolku walau posisinya sekarang mungkin sudah setengahnya masuk kedalam memek Ami dan kembali kuciumi kedua pipinya dengan harapan Ami akan lebih tenang.

Ketika kembali kucium bibirnya dan Ami kembali meladeni ciumanku dengan menjulurkan lidahnya kedalam mulutku, kembali kugunakan kesempatan ini untuk menekan kontolku masuk semuanya kedalam memeknya dan kulihat sekarang hanya memejamkan matanya lebih rapat lagi seakan menahan rasa sakit tapi ciumanku tidak dilepaskannya dan untuk sementara kudiamkan kontolku tanpa gerakan. Beberapa saat kemudian, sambil tetap masih berciuman kugerakkan kontolku naik turun pelan2 dan kulihat sesekali Ami lebih merapatkan kedua matanya seperti menahan rasa sakit. Tetapi lama kelamaan sambil tetap kumasuk keluarkan kontolku dalam memeknya, wajah Ami sudah tidak lagi kelihatan tegang lalu gerakan kontolku sedikit kupercepat dan aku tidak menyangka kalau sekarang Ami juga mulai menggerakan pinggulnya pelan2.

Beberapa saat kemudian kuhentikan gerakan kontolku keluar masuk sambil kubisiki Amiiii ..coba Ami sekarang hentikan gerakan pinggul Ami dan konsentrasikan otot2 memek yang bagian dalam sehingga memek Ami bisa .menjepit dan menghisap ..kontol Oom. Ami nggak menjawab tapi segera menghentikan gerakan pinggulnya dan diam sambil tetap masih memelukkan kedua tangannya di punggungku. Ooom ..Amiii ..nggak bisaaaaa , kata Ami lirih, cobaaaa teruuus Aaam tadi sudah terasa memek Ami .sudah menjepit-jepit ..cuma masih lemah, jawabku sambil kucium bibirnya.

Kulihat Ami tetap diam tapi wajahnya dengan matanya masih tertutup, terlihat seperti lebih berkonsentrasi dan sekarang kurasakan jepitan-jepitan memek Ami terasa lebih kuat dan membuat kontolku lebih enak karena terpijit-pijit memek Ami dan kubisiki dengan desahanku dan sekalian memberitahukan kalau usahanya mempraktekkan pelajaran kilatku sudah cukup berhasil..Amiii yaaaa ..begituuuu Aaaam teruuus . enaaaaak aaaam . ooouuhhh .. yaaaaa begituuuu enaaaak .aaam, dan sehingga secara nggak sadar aku kembali menggerakkan kontolku keluar masuk memeknya lagi dengan agak cepat dan Ami pun segera menggoyangkan pinggulnya serta jepitan-jepitan memeknya pada kontolku terasa makin kuat dan kembali kudengar desahan Ami lirih ..Oooom ..ooom . ooouuhhh .ssssshhhh .oooouuuuhh . enaaaaaak ooom berulang-ulang sambil kedua tangannya menekan nekan punggungku dan kuimbangi desahan Ami dengan bisikan berulang ulang yaaaaa . Aaam ., teruuuus ..saa .yaaaang . aaaaaooohh . teruuuus . Aaam ., jepit yang keras Aaaam .aduuuuh . enaaak .sayaaaaaang. Mungkin merasa usaha menjepit-jepit kontolku berhasil dan mungkin menjadi terangsang dengan bisikan-bisikanku, Ami semakin mempercepat gerakan pinggulnya dan tangannya semakin kuat menekan punggungku dan kadang terasa agak sakit karena kuku2 tangannya seakan menusuk punggungku serta desahannya semakin kuat terdengar ooooooh oooouuh ..ooom .. oooouuuh aduuuuuuh ..ooom dan kuimbangi ini semua dengan mempercepat kocokan kontolku keluar-masuk memeknya yang kayaknya sudah sangat becek dengan cairan2 sehingga sangat jelas terdengar bunyi ccccrrooot ..ccccrrrooottt cccrroooottt.

Beberapa saat kemudian kurasakan gerakan pinggul Ami semakin cepat dan liar serta kepalanya digeleng gelengkan kekiri kekanan dan wajahnya menegang seperti menahan sesuatu dan tiba2 Ami mengeluarkan teriakan agak keras dan panjang, sambil menekankan tangannya kuat2 dipunggungku oooooouuhh .. aaaahhh . ooooooom .. aaaaacccrrrhh .. oooouuh . aaduuuuuuh .ooooom . aaaaaaaarrrccchhhh ..dan terus terkulai lemas dengan nafas terengah engah, rupanya Ami sudah mencapai orgasmenya.

Walaupun nafsuku sudah mendekati puncak tapi aku masih bisa menahan diri agar pejuku tidak keluar dan melihat Ami sudah terkapar lemas dan untuk memberi kesempatan Ami melepaskan lelahnya aku segera menghentikan gerakan kontolku keluar-masuk memek Ami, tapi masih tetap berada di dalam memeknya sambil kupegang kepala dan keciumi seluruh wajahnya. Setelah nafas Ami mulai agak teratur, sambil mencium pipiku Ami berkata lirih ooooom , Amiiiiii ..capeeeeeek ..ooom ., sudaaaaah yaaa ooom ? sambil tangannya terasa berusaha sedikit mendorong punggungku.

Amiii ., Oom kan belum selesai .sayaaaaaang ? Ami istirahat dulu saja sebentar sampai cepeknya hilang , sahutku lirih sambil kucabut kontolku dari dalam memek Ami dan tiduran disampingnya dengan tangan kiriku kuletakkan dibawah kepalanya sambil kuelus elus rambutnya serta tangan kananku kuremaskan pelan di salah satu teteknya yang kecil dan hanya terlihat menonjol sedikit karena Ami tidur terlentang dan Ami dengan masih merapatkan matanya, hanya diam saja dan memegangkan serta sedikit meremaskan tangan kirinya ke tanganku yang sedang mendekap teteknya.

Setelah berdiam beberapa saat, lalu sambil kucium pipinya segera kubisiki didekat telinganya Amiiiii masih capeeeek .yaaaaang ? Ami tidak segera menjawab bisikanku melainkan hanya sedikit meremaskan tangannya yang ada ditangan kananku, entah apa yang dimaksud dengan remasan ini. Setelah kutunggu sebentar dan masih tidak ada jawaban dari Ami, lalu segera kucium pipinya dan kubisiki lagi..Amiiii .., kalau sudah nggak capek ..tolooooong doong ..isap .punya Oom dengan .iniiii yaaa .sayaaaang , sambil ku letakkan jari tangan kananku di mulut Ami dan kembali kuremaskan di teteknya serta kucium lagi pipinya sambil menunggu jawaban Ami.

Ami membuka matanya sebentar seperti terperengah mendengar kata2ku tapi kemudian matanya ditutup kembali seraya menjawab lirih .Ooom ., Ami nggak bisaaa ..oom, Ami ..belum pernaaah. Aku segera menjawab dicoba . sayaaang, nanti juga bisa ., kataku sambil terus bangun dan memiringkan badan Ami kearah kanan serta aku duduk agak mengangkang sehingga kontolku sekarang sangat dekat dengan wajah Ami. Lalu kupegang tangan kanannya dan kubimbing serta kupegangkan di batang kontolku yang masih basah kuyup dengan cairan yang keluar dari memek Ami, mula2 jarinya seperti ditegangkan dan nggak mau memegang batang kontolku, tapi setelah kuremaskan tanganku di jarinya, sekarang jarinya sudah memegang seluruh batang kontolku walaupun terasa agak kaku sambil berkata lirih jaaaa ngaaaan .oooom.

Kemudian dengan tanganku masih menggenggam jarinya yang sudah menggenggam kontolku, kubawa mendekati mulutnya dan sekarang kepala kontolku sudah menempel pada mulutnya dan mungkin karena merasa mulutnya ditempeli kontolku, Ami berusaha menggeleng gelengkan kepalanya lemah sambil dari mulutnya berbunyi ..hhhhhmmmm ..hhhhmmmm.. hhhhmmm tanpa kata2, mungkin karena takut membuka mulutnya. Usaha ini terus kulakulan sambil menggeser-geserkan kepala kontolku di sepanjang mulutnya yang kecil mungil itu dan kadang2 sedikit kutekankan pada mulutnya yang semakin dirapatkan sambil tetap berbunyi hhhhmmm ..hhhmmm . hhhmmm.., tapi sekarang sudah tidak sering lagi menggelengkan kepalanya.

Pada usahaku berikutnya, ketika kepala kontolku kembali kutekankan lebih kuat pada mulutnya yang masih tertutup rapat itu, dari mulut Ami masih terdengar bunyi hhhhhmm ..hhhhmmmm, tapi tiba2 kudengar dia mengatakan jaaaaa .ng dengan mulutnya sedikit terbuka, kesempatan ini nggak kusia siakan, segera kusodokan kepala kontolku pada mulutnya yang terbuka sedikit dan masuk seperempat batang kontolku kedalam mulutnya dan terdengar suara hhhhhppppp dari mulut Ami yang tidak sempat menyelesaikan kata2nya tadi karena sekarang sudah tersumpal oleh kontolku.

Ayoooo .Aaam .tolooong .diisaaaap .yaaaang, kataku sambil kulepaskan tangan kananku dan kugunakan untuk mengelus elus rmbut Ami dan dari mulut Ami hanya terdengar benyi hhhhhmm .hhhhhmmm hhhhmmm tanpa mau menghisap apalagi menggerakkan mulutnya. Terpikir dalam benakku, mungkin Ami nggak mau berbuat lebih jauh mungkin malu karena wajahku ada didekatnya, apalagi ini baru pengalaman pertamanya mengulum kontol orang. Lalu aku berusaha merebahkan badanku disampingnya sehingga sekarang kepalaku sudah berada di depan memek Ami ( posisi 69 ) dan aku menjadi agak kaget karena di bibir memeknya terlihat ada bekas darah yang sudah mengering. Aku jadi terpikir, kata Ami sudah pernah dengan pacarnya walau nggak masuk semua.

Dasar Ami belum pengalaman, mungkin waktu itu punya pacarnya belum sampai masuk. Jadi aku rupanya yang beruntung dapat perawannya dan dengan agak was-was kucari di alas tempat tidur Ami mungkin ada tercecer disitu dan untungnya nggak ada, sehingga was-was ku menjadi hilang.

Segera saja kujilat jilatkan lidahku pada belahan bibir memeknya dan benar saja dugaanku tadi, sekarang Ami sudah berani menggerakkan tangannya yang memegang batang kontolku dan mulutnya maju mundur walaupun masih pelan2 sehingga membuat kontolku terasa enak dan secara nggak sadar aku menyuarakan Aaaam ..teruuuus aam .enaaaak .aduuuuh . enaaak . Yaaaang, teruuuus .sampai dalaaam yaaaang .sedooooot ..aaam, sedangkan dari mulut Ami hanya kudengar suara hhhhmmm ..hhhhhhmm hhhhhmm saja.

Karena posisi badan Ami yang miring dengan kedua kakinya bertumpu satu dengan lainnya, sehingga membuat memeknya Ami menjadi rapat dan ini membuatku sulit untuk menjilati dan menyedot lobang memeknya, lalu kuangkat kaki kirinya dan kuselipkan kepalaku diantara kedua kakinya, sehingga sekarang kepalaku bersandar pada kaki kanannya serta kugunakan kedua tanganku untuk memegang kedua bibir memek Ami dan membukanya lebar2 sehingga dengan mudah lidah dan mulutku menjilati dan menghisap bagian dalam memek Ami yang kemerahan serta penuh dengan cairan itu sehingga terasa seluruh wajahku seperti basah semua dan mungkin jilatan dan hisapanku ini membuat nafsu Ami semakin tinggi sehingga membuat Ami semakin cepat dan semakin dalam mengulum kontolku keluar masuk mulutnya dan sesekali disertai sedotan yang kuat serta kocokan tangannya di batang kontolku semakin cepat disertai suara yang keluar dari mulutnya hhhhhhmmm .hhhhmmm .. hhhhhmmm hhhmmm .semakin keras. Ini semua membuat nafsuku semakin tinggi dan lagi lagi secara tidak sadar, kubalik dan kuangkat badan Ami sehingga sekarang sudah berada diatas tubuhku dengan memeknya menutupi seluruh mulutku dan sekarang makin leluasa mulut dan lidahku menjilati seluruh memeknya tanpa perlu harus membuka bibir memeknya dan kugunakan kedua tanganku bergantian kadang2 kucengkeramkan di pantatnya, kadang2 ku remas-remas kedua teteknya yang kecil dan memijat badannya dan posisi ini pun yang ada diatasku , rupanya membuat Ami lebih bebas sehingga Ami dapat memaju-mundurkan mulutnya lebih jauh sehingga kadang2 kontolku terasa ditelannya semua dan kocokan tangannya lebih cepat dan Ami pun menggerak pinggulnya naik-turun dengan cepat sampai2 kadang2 terasa sulit bernapas karena hudingku tertutup memeknya.

Hal ini berlangsung beberapa menit dan akhirnya aku merasa agak sulit mempertahankan agar pejuku jangan keluar dulu, lalu kudekapkan tanganku pada pantat Ami dan berteriak Aaammm .aaam ..ooom . nngak tahaaaaan ..mau .keluaaaaaar ayoooo .yang cepaaaat ..aduuuuhhh . aaam . aaaaaaaaaaaaaaccrrrhhhhh , sambil kutekan kontolku kuat2 kedalam mulut Ami dan kutumpahkan pejuku didalam mulutnya dan yang kudengar dari mulut Ami hanya suara ..aaaaarcccrhhh ..aaaarrccrhh ..aaaarrccchhhhh sambil melepas kontolku dari mulutnya dan membantingkan badannya turun dari atas badanku.

Dengan nafasku masih terengah engah, aku memutar badanku dan sambil kupeluk dan kucium dahinya aku bilang Aaam ..terima..kaaa siiiiiiih .sayaaaaang, sedangkan Ami sambil mengelap mulutnya yang penuh dengan ceceran pejuku dengan tangannya lalu memencet hidungku sambil berkata Ooom ..jahaaat ..mau keluar nggak bilang2 .sampai ada yang ter telaaaan sambil terus memelukku dan mencium pipiku. Sambil balas kupeluk dan kucium bibirnya yang masih tercium bau pejuku, kubilang . saayaaaang . nggak apa apa, ..itu ..vitamin kooook.

Setelah berciuman beberapa kali, lalu kubilang Aam .sudah..malaaam .oom mau pulang yaaaa .terima kasih yaa Aaam, kataku sambil terus bangkit dari tempat tidur serta melihat lihat seluruh alas tempat tidur Ami, siapa tahu ada darah gadisnya yang tercecer dan untungnya nggak ada dan Ami pun segera bangkit dari tempat tidur dan segera mengenakan Cdnya sambil terus merangkulku dan mencium pipiku sambil berkata .Ooom , Ami . puaaas oom, dan setelah berhenti sebentar dia lanjutkan kata2nya Oom kalau nanti Ami kepingin lagiiii .gimana .doooong ? Lho kan ada pacarnya..Ami , kataku. Aaah nggak enak..oom .dia masih..bodo.

Setelah selesai kukenakan celana pendekku lalu aku pamit Aaam oom pulang yaaa.. dan sekali lagi Ami mencium pipiku sambil berkata..tidur .yang nyenyak yaa..oom.

Nah begitulah kawan2, true story yang kudapat selama cuti di rumah mertuaku yang secara nggak sengaja maupun direncanakan aku bisa meniduri 2 keponakanku yang sedikit bandel serta yang satu masih perawan dan mungkin nggak akan bisa terulang lagi.
Selengkapnya → Kesempatan Dalam Kesempitan Dirumah Mertua

Sayang Mama

2016 No comments:
Aku hanya bisa memandangi foto orang yang menurut mama adalah ayahku. Disaat aku menyesali segala macam perbuatan terkutukku terhadap mama, orang yang selama 18 tahun telah merawatku seorang diri hingga tumbuh menjadi seperti ini. Aku terlahir sebagai anak yatim karena tak pernah melihat ayahku kecuali foto yang kusaksikan saat ini. Ayahku tewas kecelakaan saat akudalam kandungan. Dulu ayahku adalah seorang pekerja proyek bangunan irigasi, hingga selalu bekerja berpindah-pindah dari satu pelosok ke pelosok lainnya.

Pada suatu saat di dusun pedalaman sumatera barat, ayahku berkenalan dengan seorang gadis yangselanjutnya menjadi ibuku. Memang mama terlalu dini untuk menikah, saat itu ayahku berumur 27 tahun sedangkan mama baru berumur 15 tahun tapi hal itu bukan menjadi penghalang mereka untuk menikah. Saat itulah ayahku memboyong mama ke jakarta. Namun naas tak dapat dihindari, tiga bulan kemudian ayahku tewas dalam kecelakaan lalu linrtas. Dari saat itu mama mengasuhku seorang diri dengan membuka toko kelontong kecil dari uang sisa warisan ayahku hingga berkembangseperti saat ini.

Kejadiannya bermula ketika ujian EBTANAS selesai, waktu itu pukul 9:00 pagi. Aku langsung saja meluncur pulang karena memang aku mesti pulang. Sesampainya di rumah aku melihat mama sedang memasak makanan, hal itu biasa dan memang seperti biasanya, yang luar biasa adalah saat itu mama hanya menggunakan daster yang sangat pendek, hanya setengah paha.

"Ma.. itu baju siapa?" tanyaku heran. Aku dapat melihat walaupun diumurnya yang akan menginjak 34 tahun tapi mama masih memiliki tubuh yang sintal, terlihat dari balik daster itu masih menampakkan tonjolan di pantat dan dadanya. Aku pun larut membantu mama menyiapkan bahan masakan, tapi kembali aku terpaku disaat duduk berhadapan mengiris sayuran, mataku menangkap warna putih celana dalam mama, sebenarnya mama duduk dalam posisi yang biasa, namun ia belum sadar kalau saat itu ia hanya menggunakan daster pendek, aku berusaha mangalihkan pandanganku, tapi selalu saja kembali melirik ke arah itu sampai akhirnya aku tertangkap basah, saat aku melirik disaat itu pula mama melihat ke arahku, kemudian secara perlahan ia merapatkan pahanya. Kejadian itu membuatku tidak tenang, selalu akumemikirkan apa yang ada di balik warna putih kain penutup tersebut, walau aku selalu mendapatkan ranking di kelasku tapi dalam hal wanita dan isi dalamnya, aku berada di nomor 39 alias nomor absensi terakhir di kelasku. Hal ini menimbulkan ide edan di kepalaku, tanpa sepengetahuan mama, lubang kunci pintu kamar mandi akan menjadi teropongku! Benar saja sekitar pukul 5 sore jadwal mama mandi. Aku pura pura saja membaca koran di ruang tamu manakala mama lewat hanyamelilitkan handuk di tubuhnya.

"Donny.. udah mandi belumm?" tanyanya sembari berlalu. "Iya ntar.. Mama dulu deh" sahutku sambil berpura-pura serius membaca koran. Aku mendengar suara pintu kamar mandi ditutup, secepat kilat aku berlari untuk menngintip. Perlahan mama melepaskan handuk yang melilit di tubuhnya. Hufss.. tampaknya tak ada lagi yang menutupi tubuh mama, dadanya tampak membulat indah, dengan bulu-bulu lembut menghiasi selangkangannya, lalu ia mulai mengguyurkan tubuhnya denghan air. "Jduk.." tiba-tibakepalaku terbentur gagang pintu karena kurang konsentrasi. Aku tak tahu apakah mama merasa curiga atau tidak karena saat itu aku telah lari kembali ke ruang tamu.

Seminggu telah berlalu dari kejadian tersebut dan kini aku telah mempunyai ide yang lebih edan lagi, "Obat tidur!" Aku membeli pil atifan, kata temanku itu adalah pil penenang dengan efek samping tidur. Disaat makan siang aku membubuhkan atifan yang telah kutumbuk menjadi tepung ke gelas mama. Ternyata memang benar, tak beberapa lama berselang mama telah pulas di kamarnya. Aku menuju kamar mama sejam kemudian, aku berusaha untuk membangunkannya untuk meyakinkan bahwa ia benar-benar tidur.
"Ma.. ma.. Mama.." tak ada reaksi, aku memegang tangannya untuk lebih yakin lagi, tapi masih juga tak ada reaksi, aku merasa lega. Namun masalah kemudian timbul, saat itu mama menggunakan celana panjang lantaran tak sempat untuk mengganti dengan daster tidurnya.

Perlahan aku membelai wajahnya, mama memang mempunyai wajah yang sangat cantik, setidaknya itu menurutku. Setelah puas, belaian tanganku mulai turun ke pangkal lehernya yang putih mulus dan jenjang. Ada rasa hangat mulai berdesir di tubuhku, jantungku mulai berpacu tak normal. Sangat pelan aku mulai meraba dada yang masih terbalut oleh bra berwarna krem. Aku sudah tidak sabaringin melihat yang lebih jauh lagi. Perlahan sekali aku melepaskan kancing celana panjangnya, kemdian menurunkan reitslitingnya lebih perlahan lagi, yang kemudian menampakkan celana dalam warna krem juga. Saat itu aku merasa telah berada di dunia lain karena jantungku berdetak begitu kencangnya. Dari ujung kaki aku menarik celana panjang hitam itu hingga terlepas sama sekali. Tak lupa celana dalam krem itupun kulorotkan juga. Dalam seumur hidup, baru saat itulah kalipertama aku melihat vagina seorang wanita dari jarak yang begitu dekatnya. Kucoba untuk meregangkan kedua pahanya untuk memperhatikan lebih detail isi dari vagina wanita. Hufhh.. dengan warnan kemerahan sepertinya menantang untuk disentuh, kucoba untuk membelainya kemudian memasukkan jari tengahku ke dalam lubang hangat tersebut, ternyata masih sempit. Sampai disitu aku tak melanjutkan aksiku, kupakaikan kembali pakaiannya seperti semula, akhirnya aku onani sendiri di kamar mandi.

Setelah kejadian itu aku jadi semakin berani, saat bercanda dengan mama aku sering mencubit pantatnya bahkan kadang aku sudah berani mencium belakang lehernya, tapi aku tak tahu apakah mama masih menganggapnya itu suatu kewajaran atau mama telah sadar bahwa ada kelainan pada diriku tapi berpura-pura tidak tahu. Terakhir, aku menyewa sebuah VCD, walaupun bukan filmporno tapi dapat dikatakan film itu setingkat diatas film semi.

"Ma.. umur Donny sekarang berapa?" tanyaku mencari alasan. "18.. emang kenapa sayang?" jawabnya sambil mengerutkan dahi. "Berarti Donny boleh nonton film 17 tahun ke atas, khan?" lanjutku kembali. "Bolehh.. Donny khan sudah besar.." sahut mama membuatku merasa dewasa. "Mau khan Mama nonton bareng Donny?" pintaku, dan aku merasa senang saat mama menganggukkan kepalanya tanda ia mau menemaniku. Terlebih saat itu mama memakai daster pendeknya lagi.

Sepuluh menit berlalu setelah film di putar, posisinya masih seperti semula, aku memeluk mama dari belakang karena memang sebelumnya adalah biasa kalau aku memeluk mama saat nonton film.Adegan mulai panas ketika memasuki menit ke 15, tak terasa adik kecilku mulai bangkit dari tidurnya, sialnya lagi badan mama menempel di tubuhku hingga menyulitkan posisi adikku, untungnya mama mengerti, kemudian menarik badan untuk tidak bersandar lagi ke tubuhku. Kesempatan itu kugunakan untuk memperbaiki posisi adikku. Tak berselang lama kemudian aku memeluk mama lagi, perlahan kutarik tubuhnya untuk bersandar lagi di dadaku. Aku tidak tahu apakah ia merasakan di punggungnya ada benda keras melintang, sementara tanganku masih melingkar manis di perutnya yang ramping.

Adegan film semakin panas, kami hening tak bicara, yang ada hanya suara cegukan air ludah yangditelan paksa keluar dari mulut kami berdua. Aku semakin memeluknya lebih erat lagi, mama masih diam dan terus menyaksikan film, darahku sepertinya berdesir hebat, kuberanikan diri kembali untuk mengecup leher bagian belakangnya, satu dua kali mama masih terpaku diam. Akhirnya kubuka pembicaraan. "Gimana sih rasanya gituan.." tanyaku lirih ketika di layar TV adegan telah menjurus ke hubungan seks. "Nggak tau Don.. Mama juga sudah lupa.." jawabnya lebih lirih lagi tapi matanya tetap lurus ke layar TV. "Mama nggak pengen gituan lagi?" tanyaku terbata-bata. Yang pasti pertanyaanku tidak terjawab karena setelah itu hening kembali, sepertinya mama sangat menikmati film tersebut dan tidak mempedulikan semua pertanyaanku.

Pelan sekali aku mulai menggerak-gerakan tangan di sekitar perutnya, dasternya begitu tipishingga terasa sekali kalau tanganku sedang mengitari pusarnya. Aku menciumi lagi leher bagian belakang, antara hidup dan mati aku memberanikan diri untuk menaikkan rabaan tanganku hingga pelan namun pasti tanganku sampai di dada yang menurutku tidak begitu besar tapi masih padat dan montok.
"Ehem.." mama terbatuk, entah sengaja atau tidak hal itu seperti halilintar bagiku dan menampar pipiku. Tapi sampai saat itu mama masih membiarkan tanganku di dadanya. Aku memberanikan diri lagi untuk mencium belakang lehernya, nafasku seperti memburu, aku sudah lupa diri, kuciumi semua leher sampai belakang telinganya.

"Hhhsstthh.." terdengar suara rintihan mama walau pelan tapi terdengar begitu berarti bagiku. Tanganku mulai meremas dadanya, sedangkan tangan kiriku mulai turun menyingkap daster mininya. "Donny jangan nakal ahh.." mama mulai bicara namun masih juga belum menangkis tanganku. Suaranya begitu pelan dan lembut. Akupun mulai menurunkan reitliting daster yang ada dipunggung mama, hingga sebatas pinggang. "Donny jangan.." Mama mulai bereaksi namun masih belum menghindar. Kuciumi punggung indah mama sembari tanganku berusaha untuk melepaskan tali BH-nya hingga terlepas sama sekali. "Sayang mau ngapain sih.." ujar mama sambil menyeringai penuh arti. Aku terus berusaha untuk menelanjangi mama. Aku melorotkan daster mini itu, dengan mengangkati sedikit saja pantatnya untuk meloloskan daster itu, lepaslah daster mini aduhai tersebut. Kini mama hanya menggunakan celana dalam saja, tanganku tak henti-hentinya meremas dada mama.

"Hhssthh.. Donny.." mama merintih menikmati belaianku. Di layar TV nampak adegan permainan yangsensasional, mama terus memandangi film itu sambil menikmati remasanku. Aku mulai mengusap celana dalam mama, mama masih diam. Perlahan kugosokkan secara melingkar, sepertinya mama menikmati setiap sensasi yang kuberikan. Perlahan aku mulai membuka celana dalam mama, dan sepertinya mama memberikan jalan untuk itu, dalam sekejap celana dalam itu telah berada disampingku alias mama telah bugil total. Kembali tanganku mengusap vagina yang sudah sangat basahbahkan cenderung becek itu, sangat hangat dan seperti ada denyutannya.

"Uhh.. Donny jahat.." kata mama sambil meringis kenikmatan. Kini aku memberanikan diri untuk mencium bibirnya, tapi sepertinya mama menolak, mama tak mau berhadapan denganku. "Jangan sayang, ini Mama lho bukan orang lain.." kata mama lagi, kesempatan itu kugunakan untuk membuka bajuku sendiri dalam sekejap aku telah bugil juga. Aku masih berusaha untuk menciumi bibirnya.
Dua menit kemudian baru aku mendapatkan. Aku merebahkan mama di lantai, seluruh bibirnya telah kulumat dan mama membalas dengan sangat garang sepertinya ia sangat haus akan sentuhan setelah sekian lama tak terjamah laki-laki. Aku menindih mama. "Donny..?" ujar mama sambil membeliakkan matanya seolah tak percaya dengan yang digenggam, ketika tangannya memegang adikku yang sangat sangat tegang. "Emang kenapa Ma..?" tanyaku disela-sela nafasku yang makin memburu.Mama kembali terdiam, sedangkan aku terus merangsangnya, aku tak mau mama keburu sadar, pikirkukalau basah ya mandi sekalian. Aku berusaha memasukkan penisku ke vaginanya namun selalu meleset dan meleset, sepertinya ukuran penisku terlalu besar untuk ukuran vagina mama. Di samping mamayang selalu menhindari tusukanku.

"Ma.. nggak bisa masuk" ujarku perlahan. "Jangan ya sayang ya, ini mama lho.." mama mulai melarangku sambil membelai rambutku sepertinya ia mulai tersadar. "Donny tau kok, Mama pengen juga khan? " aku berusaha untuk menghindar disalahkan. "Mama nggak munafik, mama akui mama pengen, tapi jangan sama Donny dong.." jawab mama lembut untuk meyakinkanku. "Berarti Mama pengen gituan sama orang ya?" tanyaku balik tak terima. Sejenak mama terdiam membisu, sekilas aku melihat mata mama mulai berkaca-kaca. Seolah mama tak percaya dengan apa yang baru kuucapkan. Kemudian berkata, "Mama nggak mungkin gituan sama orang lain, mama terlalu sayang sama Donny.. nggak pernah terlintas di kepala mama untuk mencari laki-laki lain.." mama mulai menangis yang membuatku diam sejuta bahasa. "Bahkan mama rela mati untuk Donny." lanjutnya kembali sambil mengusap air mata yang mulai menetes. "Mama nggak tega untuk meninggalkan Donny." kembali mama melanjutkan kesahnya.

Aku merebahkan tubuh di samping mama, kondisi kami berdua masih bugil, sedangkan film di TV telah kumatikan. Kami diam, hening sunyi tanpa ada pembicaraan berarti. Aku berpikir bahwa aku benar-benar anak durhaka, bahkan mama sendiri ingin kutiduri.
Ketika tiba-tiba mama bersuara pelan, " Kenapa sih Donny pengen tidurin mama.." tanya mamaterdengar seperti pertanyaan seorang hakim di pengadilan. "Mama.. cantik." ujarku pelan hampir tak terdengar. "Karena Donny sayang Mama," lanjutku kembali berusaha untuk meyakinkan mama. "Mama juga sayang sama Donny, tapi apa harus seperti ini penyampaiannya." tanya mama lagi lebih mendetail. "Iya emang Donny salah kok.. Donny salah.. Donny salah.." tukasku keras sambil duduk dan memakai celana dalam yang sejak tadi berserakan. "Donny marahh?" ujar mama lembut sambil berusaha meraih kepalaku untuk mengelus rambut yang acak-acakan.
Tak lama kemudian mama memelukku sambil sesekali terisak, "Jangan marah ya.. jangan siksa perasaan mama." kata mama disela-sela isak tangisnya. "Maafin Donny Ma, tadi Donny kurang kontrol," sahutku pelan sambil membelai punggung mulusnya. "Donny pengen menyerahkan keperjakaan Donny untuk mama, pengen kalau mama orang pertama yang mengajari tentang semuanya, tapi Donny sadar itu salah.." ujarku memperbaiki kesalahan ketika ciuman hangat jatuh di keningku, kemudian turun dan tanpa sadar mulut kami beradu lagi tapi tidak sekencang yang pertama namun begitu lembut hangat dan mesranya. Giliran mama sekarang yang memelukku erat seolah tak ingin dilepaskannya lagi.

"Maafin mama.." ujarnya sambil terus memelukku. "Mama terlalu egois.." lanjutnya sembari menciumi pipiku dengan penuh kasih sayang. "Kalau memang itu yang Donny mau," tanpa meneruskan kalimatnya selanjutnya, mama bangkit kemudian berjalan menuju kamarnya. Seribu pikiran telah merambah kepalaku, aku bingung harus bagaimana. Tapi akhirnya aku memilih alternatif kedua, ikut masuk ke dalam kamarnya.

Aku terpana saat melihat mama tidur terlentang sambil matanya menatap sayu ke arahku. Bulu-bulu lembut tampak semerawut di sekitar selangkangannya. Pelan aku mendekatinya, sepertinya gayung bersambut. "Mama ingin jadi orang pertama yang memberikan sayang seluruhnya pada Donny." kata mama sambil berusaha menutupi selangkangannya dengan kedua tangan, nyata sekali kalau mama masih caanggung untuk bugil di depan orang. Seketika seranganku ke mulutnya dibalas lebih garang lagi. Aku benar-benar tidak tahan, kucoba memasukkan penisku secepat mungkin. Namun selalu meleset. "Abis Donny sihh besar sekali.." sambil tangannya menuntun penisku ke liang tempat aku lahir. "Ditekan.. sayang.." lanjut mama sambil tangannya tetap memegang penisku agar diam. Aku berusaha untuk menekan, namun terasa seperti ada sesuatu yang menahan. Aku terus berusaha sampai akhirnya, "Slebs.." kepala penisku amblas melewati pintu lubang yang sangat sempit itu. "Ukhh.." mama menjerit tertahan sepertinya mama merasakan sakit. Aku terus menekan menerobos masuk hingga benar-benar amblas seluruhnya, kepala adikku seperti menyentuh sesuatu yang kenyal di kedalamansana.

"Sayang yang pelan dong.." ujar mamaku sambil meringis menahan sakit. Aku mulai mengocokkan keluar masuk, mama benar-benar menikmati setiap gerakan yang kuberikan. "Uuhh.." mama merintih pelan. Mama mulai mendekap tubuhku erat. Sedangkan aku terus menurun-naikkan tubuh hingga aku merasakan nikmat luar biasa. Mama mulai maracau tak karuan ketika gerakanku semakin cepat menghantamnya. Suara desahan nafas bercampur dengan suara vagina yang dikocok oleh penisku, begitu kontras. Nyata sekali kalau vagina mama benar-benar telah basah bahkan mungkin sangat becek hingga mengeluarkan suara yang menurutku aneh, sepertinya ada sesuatu terjadi pada mama, ia semakin mendekapku erat, goyangan pinggulnya semakin liar dan hal itu membuatku seperti akan meledak, keringat telah membanjiri tubuh kami berdua. Aku semakin akan mendekati puncak ketika tiba-tiba mama menjerit dan telah sampai pada puncaknya yang sedetik kemudian aku menyusul ke surga dunia tersebut. Aku terkulai lemas. Diam tanpa ada suara sedikitpun. Sejenak kemudian ada suara isak tangis dari mulut mama, rupanya mama tersadar kemudian berlari ke kamar mandi, setelah itu hening.

Keesokan harinya keadaan tetap seperti biasanya, hari itu libur sekolahku aku tetap berada di rumah untuk menemani mama, aku tak tega untuk meninggalkannya seorang diri di rumah. Saat itu mama sedang mencuci pakaian, mama adalah seorang yang rajin, semua pekerjaan rumah dikerjakan sendiri olehnya, itu yang membuatku terkagum-kagum padanya, ia selalu mengerjakan semua tanpa pernah meminta tolong kecuali mamang setelah ia tak mampu. Tapi saat itu aku berinisiatif untuk membantunya lagi pula 70% yang dicuci mama adalah bajuku sendiri. Tanpa basa basi aku langsung menuju ember untuk mengucek baju baju ringan agar bersih.
"Lho mimpi apa semalam kok tumben nyuci.." kata mama sedikit menyindir. "Nggak kok cuma pengen bantu aja." sahutku sambil nyengir tak karuan. Kami pun larut dalam pekerjaan itu, beberapa menit kemudian tugas harian itu selesai. Baju yang kupakai basah semua begitu juga dengan mama. Akupun mandi lagi, setelah selesai disusul mama. Saat itu kami sedang menonton TV, ketika langit mendung dan menampakkan akan datang hujan, benar saja beberapa menit kemudian gerimis pun jatuh perlahan dari langit, kami pun berlari ke belakang menyelamatkan baju-baju yang hampir kering.

"Jduaarr.." petir menyambar dengan lantangnya seolah tak ada yang berani melawan. TV telah mati, otomatis. Aku diam sendiri melamun, sedangkan mama masih asyik dengan majalah Femina-nya duduk di ruang tamu, hujan turun dengan lebatnya, aku pun ikut larut duduk di ruang tamu sambil membaca majalah Femina yang banyak terdapat di kolong meja ruang tamu, sesekali aku memperhatikan wajah mama, memang benar kata orang kalau mama seorang wanita yang cantik, tinggi semampai dengan kulit putih mulus, leher jenjang dan dada membulat indah, seandainya sajaorang juga tahu kalau mama mempunyai vagina yang indah dengan warna kemerahan dan terlihat seperti milik gadis belasan tahun maka lengkaplah mama sebagai wanita sempurna.

Bolak balik aku membuka halaman namun tak ada satupun isi majalah yang menarik minatku untukmembacanya. Majalah itu kuletakkan kembali di bawah meja, aku duduk sendiri lagi, kembali kuperhatikkan mama, aku teringat semalam bagaimana mama bagai kuda binal memacu mengejar kenikmatan. Tak terasa penisku membengkak. Sepertinya mama tahu kalau sedang diperhatikan. "Donny ngapain juga ngeliatin mama seperti itu.." tanyanya sambil membalik ke halaman berikut. "Nggak kok Ma.. mama cantik sih," jawabku lugu sambil memperbaiki posisi penisku. Mama tersenyum renyah, ufhh sungguh manis jika mama tersenyum. Kemudian mama meletakkan kembali majalahnya untuk bangkit menuju jendela menyaksikan hujan yang turun dengan lebatnya. Aku melihat dari belakang betapa sexy-nya tubuh mama, pantatnya menonjol keluar, penisku serasa meledak saja, melihat hal itu. Aku pun beranjak menyaksikan hujan dari belakang mama. Kupeluk tubuh mama, mama memegang tanganku di perutnya. Penisku sengaja kutempel di belakang pantatnya.

"Ma.. Donny sayang mama," lirihku pelan. "Mama juga sayang sama Donny." sahut mama sambil mencium keningku, kemudian ia berbalik menghadapku, mama memelukku dengan melingkarkan kedua tangannya di leherku. Aroma tubuh wanita asli tanpa farfum pun keluar dari tubuh mama terutama kedua ketiaknya, membuatku semakin terangsang. Lama kami saling pandang, mama begitu cantiknya dengan hidung bangir bibir tipis dan mungil. Semakin aku memeluknya erat serasa tak ingin kulepaskan lagi. "Dansa yuk.." ajak mama gembira sambil meregangkan pelukannya. "Boleh tapi tapenya khan di kamar," jawabku bingung. "Ya.. iya dansanya di kamar Donny aja," sahutnya kembali menjelaskan.Tak berapa lama berselang alunan piano chopin pun beralun sendu, begitu romantisnya kami berdansa layaknya pasangan yang lagi dimabuk asmara. Mama memeluk leherku dengan lembut aku pun tak mau kalah, pinggang mama yang ramping kujadikan sandaran tanganku. Tak lama kemudian mama merebahkan wajahnya di dadaku, aku merapatkan pelukanku sambil mengelus elus punggungnya, kuciumi rambut mama yang wangi sembari tangan kananku terus menelusuri tubuhnya hingga menuju pantat yang membulat sempurna. Sambil berdansa santai, kuremas pantat indah mama.

"Tu khan.. Donny nakal lagi," kata mama protes sambil mencubit belakang leherku. Aku tak mempedulikan kata-katanya, aku terus meremas pantatnya, perlahan kutarik roknya yang sebatas lutut hingga mendapatkan ujungnya. Dari situ aku memasukkan tanganku untuk memegang langsung pantat yang dibalut celana dalam yang aku belum tau warnanya itu. "Donny, jangan lagi ah.." ujar mama masih menandakan dengan suara yang lembut. Mama tetap bersandar di dadaku, aku terus mendekapnya erat tanpa melepaskannya sedikitpun. Kami terus masih berdansa ketika tanganku telah berhasil masuk ke dalam celana dalam melewati sisi sampingnya. Terasa sekali kulit pantat mama begitu lembutnya. Perlahan kulorotkan celana dalam penghalang itu, mama masih diam ketika celana itu telah lorot sampai setengah paha, dengan bantuan kakiku akhirnya celana yang ternyata berwarna kuning itu merosot sampai telapak kaki mama.

"Donny mau telanjangi mama lagi yaa?" tanyanya sambil menatapku, kali ini mama mengangkat kepalanya menatapku. Aku diam tak bisa menjawab, terpaksa wajahku tertunduk malu. Aku tak kuasa memandangi wajah mama. Aku berpikir mungkin mama masih menginginkan kejadian semalam, tapi dugaanku ternyata meleset. "Maafin Donny Maa.." sahutku tertunduk, "Abis Donny pengen seperti tadi malam lagi.." lanjutku polos tanpa ada yang tertahan. "Donny pengen lihat mama telanjang lagi?" tanya mama sambil mengelus pipiku. Aku diam tak bisa menjawab kecuali memandangi kuku kakiku yang mulai panjang. "Atau mungkin Donny pengen tiduri mama lagi yaa?" kembali pertanyaan itu bagai petir yang berkecamuk di luar menghantam ubun-ubunku.

Mama tersenyum, kemudian menjauh dariku hingga posisi kami berhadapan tapi di sisi tembok yang berlawanan. Perlahan sekali mama menarik kaos yang digunakan hingga terlepas sama sekali, kini mama hanya menggunakan bra yang ternyata berwarna kuning juga sepertinya satu paket dengan celana dalam yang tadi berhasil kulorotkan dengan rok sebatas lututnya. Chopin masih sibuk dengan pianonya dalam tape-ku. Saat kemudian kembali bra kuning itu dilepaskan mama hingga menampakkan gundukan kenyal dan montok itu seperti terbebas dari penjara bernama BH. Aku masih terpana dengan kelakuan mama, sepertinya bukan aku saja yang sakit jiwa tapi mama juga sudah tertular dengan penyakit incest-ku. Dalam hati aku berpikir ternyata rok itu telah mencapai lutut hingga ketika tangan halus mama melepaskannya. Tak ada lagi penghalang yang menutupi tubuh indah mama. Cegukkan air liur terdengar seperti pemaksaan ditelan keluar dari mulutku.

"Mama nggak mau mengotori kamar Donny.." sambil mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai mama berlalu menuju kamarnya. Kembali hal ini meninggalkan sejuta pertanyaan di benakku, tapi seperti kemarin aku selalu memilih alternatif yang kedua, mengikuti ke kamarnya. Kali ini aku tak mau setengah-setengah, seluruh pakaianku kulepas semua, ketika aku berjalan ke kamar mama kondisiku sudah dalam keadaan bugil dengan penis tegang mengacung-acung.

Tak ada yang istimewa, kulihat mama duduk di meja rias menghadap cermin tetap dalam keadaan bugil. Aku mendekati untuk selanjutnya duduk di belakang mama sambil memeluknya. Mama tersenyum penuh arti kemudian berdiri lagi dan meninggalkanku lagi yang duduk terpaku. Ternyata dugaanku benar mama berdiri menuju tempat tidur, terlentang sambil memandangku. Dan aku sudah paham dalam kondisi ini mama sudah dalam keadaan terangsang. Sekarang sudah saatnya aku akan mempraktekkan teori dalam film blue bagaimana cara memuaskan wanita.

Perlahan aku menindihnya, kemudian mulut kami beradu dengan dahsyatnya terdengar bersuara begitu kerasnya, aku menciuminya dengan penuh nafsu. Lalu aku menurunkan ciumanku ke arah leher, mama sedikit melenguh, ketika ciumanku sampai di daerah puting susunya. Kuhisap dan kulum puting yangberwarna kemerahan itu. Kembali ciuman kuturunkan sampai mengelilingi pusar yang kelihatan begitu bersihnya.

"Uhh.." mama melenguh keras saat lidahku menyentuh klitorisnya. Vaginanya begitu basah denganbau khas yang menambah seleraku untuk menjilatinya, kucoba untuk menjilati daerah basah tersebut. Ufssh.. Asin dan terasa seperti sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya tapi keadaan itu tak membuatku menghentikan kegiatanku, aku terus menjilatinya bahkan semakin rakus seperti ingin membersihkan vagina orang yang paling kusayangi tersebut.

"Mmmhh.. sstt.." mama menjerit tertahan saat kucoba memasukkan jari tengahku ke dalam dirinya, terasa begitu hangat dan lembab. Kocokan keluar masuk tanganku semakin membuat mama kelojotan tak tentu arah, mama mulai menggerakkan pinggulnya yang tadi hanya diam karena itu aku yakin mama dalam keadaan sangat terangsang. Aku terus menjilati klitorisnya sembari jari tengahku keluar masuk melewati pintu sempit vagina mama. Semakin liar mama menggerak-gerakkan pinggulnya seolah ingin cepat sampai pada orgasmenya. Aku sudah tak tahan, secepat kilat aku menjajarinya, kuciumi mulut tipis mama, kuhisap sepenuh tenaga. Hingga kurasakan penisku digenggam oleh mama dan secara paksa menariknya mendekati lubang kewanitaannya.

"Cepat sayang.. tekan," mama memohon padaku untuk segera memasukkan penisku ke arahnya. Perlahan kutekan sambil menikmati sensasi yang timbul ketika menyaksikan wajah mama meringis menahan sesuatu saat penisku melewati dinding dinding sempit vaginanya secara perlahan. "Bless.." akhirnya penisku terbenam seluruhnya dan tepat mengenai mulut rahim yang kenyal. "Ouhh.. Donny sayang," mama kembali melenguh saat kucoba untuk menarik penisku secara perlahan dan kembali membenamkannya hingga amblas seluruhnya. Pinggul mama mulai bergoyang lagi mengimbangi tusukanku yang tetap konsisten berirama pelan. Suara decakan vagina yang beradu dengan penis mulai terdengar karena kurasakan mama adalah tipe wanita dengan vagina yang becek, namun di situlah nikmatnya berhubungan seks dengan mama, suara itu seperti menambah semangatku untuk terus memacunya.

"Teruskan sayang.. terus.." mama mulai meracau tak karuan, saat hentakanku semakin cepat frekuensinya. Hal ini membuat suara decakan vaginanya semakin terdengar keras, membuat mama terus menjerit tertahan. Akupun seperti ingin melepaskan sesuatu tapi tetap kutahan, aku ingin mencapai orgasme bersamaan dengan mama. Aku semakin mempercepat gerakanku, "Lagi sedikit sayang.." Mama mulai meringis, menantikan malaikat kenikmatan datang menjemputnya. Ketika tiba-tiba, "Ouhhsstt Donny.." mama sepertinya telah bertemu dengan malaikat itu. Kurasakan vaginanyaberdenyut memijit penisku, aku terus memacu agar malaikat itu jangan pergi meninggalkanku, ketika tak lama berselang, "Cret.. creet.. creet.." penisku menyemburkan lahar panas di dalam vagina mama. Kami tidur memulihkan tenaga, sesaat kemudian mama bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan vaginanya, dan kali ini tanpa air mata penyesalan. Begitu balik, langsung memelukku. Kami pun tidur sambil berpelukkan mesra.

Aku masih terpaku menyaksikan foto ayah, aku benar-benar merasa berdosa terhadapnya, aku merasa tak mampu menjaga mama dengan baik, atau mungkin mama yang tidak berhasil mendidikku menjadi anak yang baik. Saat ini mama sedang menjaga toko milik kami, walaupun sudah ada karayawan, mama selalu menyempatkan diri diakhir hari untik mengecek secara langsung laba yang di peroleh.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara bel menandakan kalau di luar ada tamu, cepat aku membukakan pintu. Ternyata seorang wanita paruh baya telah berdiri di depanku dengan anggunnya, kelihatan sekali kalau dia seorang wanita kantoran yang selalu sibuk dengan urusan, sepertinya dia seumuran dengan mama.

"Kami dari asuransi xx(edited), dan telah melakukan janji dengan ibu Ernie" sapa wanita itu dengan ramah. "Oh iya.. silakan masuk Bu." aku mempersilakan wanita itu untuk duduk, tak lama kemudian aku melaju dengan sepeda motorku menjemput mama di toko yang jaraknya cuma seratus meter dari rumah. "Ehh.. ibu maafkan saya Bu saya lupa kalau ada janji dengan ibu hari ini," kata mama dari luar ruangan begitu sampai sembari cepat duduk di kursi. "Ah nggak apa-apa kok Bu," sahut wanita itu tersenyum ramah.
Kemudian mereka bicara panjang sekali kali diselingi tawa renyah keluar dari mulut mereka berdua. Menurutku itu adalah kelebihan seorang pegawai asuransi untuk selalu familiar terhadap klien-nya. Sejam kemudian setelah mereka berbicara panjang akhirnya wanita itu pamit pulang, mama menutup pintu ketika aku mengambil formulir asuransi di meja. Aku melihat isi formulir itu ternyata ada dua. Ternyata mama akan mengasuransikan pendidikanku sebesar $4000 yang akandiangsur secara triwulan, lembar lainnya akan mengasuransikan toko kami tanpa ada nominalnya. Akupun memeluk mama kuucapkan terima kasih padanya, mama hanya tersenyum sambil mengatakan kalau itu memang sudah menjadi kewajibannya.

Keesokan harinya wanita itu datang lagi, kali ini mama sendiri yang membukakannya pintu. Kembali suara tawa riang renyah terdengar dari mulut mereka berdua, aku pun merasa happy melihat mama telah mempunyai teman baru yang baik, kukatakan baik karena saat itu di belakang aku sedang menyantap black forest bingkisannya. Karena selama ini mama terlalu sibuk dengan urusannya mengurus toko hingga jarang mempunyai teman seperti wanita itu. Mereka pun kelihatan akrabsekali.
Dua jam mereka bicara ketika wanita itu pamit pulang Mama menceritakan padaku kalau wanita itu bernama Ni Wxx Ayu Wxx(edited), orang Bali namun terlahir dan besar di Jakarta, juga tentang profesinya selain pegawai kantor asuransi juga instruktur fitness pada suatu fitness center, tak ketinggalan statusnya yang janda tanpa anak. Ooo.. batinku mengatakan pantas saja mereka akrab rupanya sama sama janda.

Keesokan harinya wanita itu datang lagi namun kali ini sedikit lebih pagi, saat itu jam menunjukkan pukul delapan. Aku membukakannya pintu. "Hai Donny," sapanya masih ramah seperti kemarin. "Tante Ayu.." jawabku ringan sembari mempersilakan Tante Ayu masuk. Mama keluar dari kamar dengan pakaian santainya, celana jeans dengan atasan kaos biasa, walau begitu tak memudarkan kecantikan alaminya. Dengan meminta izin kepadaku mama pun keluar dengan Tante Ayu. Lama aku menanti mama ketika pukul 11:00 terdengar suara klakson mobil, mama turun dari mobil ketika mobil Tante Ayu melaju entah kemana. Aku melihat mama membawa beberapa tas, rupanya ia barudari mall. Tak sabar aku ingin melihat apa yang ada di dalam tas itu. Ketika kulihat beberapa potong pakaian senam.

"Mama mau ikut senam ya?" tanyaku heran. "Iya.. bolehkan.." jawabnya sambil memandangku. "Enak lho yang ngajarin Tante Ayu langsung.." sambungnya kembali. "Berarti Donny nanti sendiri di rumah dong.." ujarku dengan nada tak terima. "Nggak lah sayang, pokoknya Donny ikut kemana pun mama pergi," ujar mama meyakinkanku. "Dan Tante Ayu bisa mengerti hal itu.." sambungnya kembali membuatku benar-benar merasa tenang.

Dua hari setelah itu aku mengantarkan mama untuk pertama kalinya ke tempat senam yang dituju, di sana Tante Ayu sudah menunggu dengan pakaian senamnya, oleh Tante Ayu aku dibawa ke ruangan khusus dimana aku bebas melihat ke mana pun namun aku sendiri tak terlihat dari luar. Mama mulai membuka pakaian luarnya, karena sejak dari rumah mama sudah memakai baju senamnya. Terlihat sekali walaupun Tante Ayu adalah instruktur senam, namun tubuh mama mampu mengimbanginya walaupun mama tak pernah melakukan senam apapun. Kelihatan sekali mama masih canggung dalam gerakan-gerakan senam ketika wanita wanita lain mengikuti dengan lancar gerakan gerakan yang Tante Ayu perlihatkan.

Akhirnya senam pun selesai dan aku akan keluar dari penjara ini menurut batinku. Begitu aku akan memegang gagang pintu, aku melihat dua pemuda dengan badan kekar masuk, ketika ruangan telah sepi dan meninggalkan mama dan Tante Ayu, sejenak aku menahan hasratku untuk keluar dari ruangan itu. Salah seorang bahkan menggandeng Tante Ayu, tanpa canggung mereka berpelukan mesra, mamaku masih duduk di pojok saat Tante Ayu mengenalkan para lelaki kekar itu satu-persatu. Kemudian Tante Ayu mengajak mama dan para pemuda itu ke ruangan sebelahnya, walaupun agak terhalang tapi aku masih bisa melihat keseluruhan ruangan dengan menaiki kursi.

Tante Ayu kembali bercanda dengan pemuda itu sesekali lelaki itu menjawil pantat Tante Ayu. "Bu Ernie ngomong dong," ujar Tante Ayu kepada mama. "Oh iya.." tiba-tiba mama manjawab tapi masih malu-malu. Tante Ayu terus bermesraan dengan pemuda itu, bahkan saat itu Tante Ayu duduk di pangkuannya. Mama masih terdiam membisu saat seorang lagi mendekati mama. "Hai Mbak.. kok dari tadi diam aja sih," tanya lelaki itu. "Ah nggak kok.." ujar mama merasa risih. "Mungkin Mbak Ernie masih canggung ya?" lanjutnya kembali, mama masih diam namun sedikit tersenyum. " Mbak.. di luar aja yuk, khan nggak enak.. mengganggu Mbak Ayu di sini.." sepertinya laki-laki itu pintar memanfaatkan suasana. Berkata demikian kemudian laki-laki itu menggandeng mama untuk kembali berada di ruangan senam, dan mama hanya nurut saja saat itu.

Mama duduk berdampingan dengan pemuda itu, sementara Tante Ayu terdengar mulai mendesah, saat itu kalau kulihat pakaian senamnya telah merosot sampai perutnya. Mama hanya menggigit bibir mendengar desahan nafas Tante Ayu. "Mbak ernie kelihatannya lembut sekali.." pemuda itu mulai merayu mama. "Ah kamu bisa aja.." sahut mama mulai melayani pembicaraannya. "Pasti banyak laki-laki naksir sama Mbak." lanjut pemuda itu sambil melingkarkan tangan kirinya di pinggang mama. Mama masih diam tidak berusaha untuk menghindar. Kembali terdengar suara lenguhan Tante Ayu yang begitu kerasnya, karena saat itu Tante Ayu telah telanjang total begitu juga dengan pemuda itu, nampak bulu-bulu yang sangat lebat menghiasi selangkangan Tante Ayu.

Tiba-tiba mama berdiri.. "Maaf Mas, aku akui aku sedang bernafsu, tapi tidak sama kamu.." mama mulai membentak saat tangan pemuda itu menyentuh buah dada mama. Merasa terhina pemuda itu pergi entah kemana. Tak lama kemudian aku pun keluar dari ruangan itu, belum selesai aku menutup pintunya mama menghampiriku dan mendorongku masuk kembali. Mama menutup pintu itu kemudian memburuku. Habis sudah mulutku diciumi. Pakaianku dibuka dengan paksa, sekejap saja aku dalam keadaan bugil. Mama mengelus penisku yang sudah menjulang tinggi. Berusaha untuk memasukkannya ke dalam mulutnya yang kurasa begitu tipis dan mungilnya, walau begitu akhirnya masuk juga walau serasa dipaksakan.

Tak lama kemudian mama membuka pakaian senamnya sendiri, bau keringat mama menambah daya tariknya. Aku memeluknya dari belakang, meremas buah dada yang kenyal nikmat. "Mama sayang kamu Don.. ujarnya lirih sambil meremas penisku. Aku tak berkata apapun selain menyuruhnya untuk nungging. Mama mau saja saat kutusuk vaginanya dari belakang. Aku mulai melakukan gerakan maju mundur. Vagina mama serasa lebih sempit karena faktor gaya nungging tersebut. Tak lama kemudian mama menyuruhku mencabut penisku.
"Mama nggak bisa menikmati.." katanya berkeluh padaku. Akupun disuruhnya duduk di kursi ketika mama mulai mengangkangiku berhadapan dan memasukkan penisku secara perlahan ke dalam dirinya. Aku cukup senang dengan gaya itu mama duduk di pangkuanku dan buah dadanya tepat berada di mulutku. Rakus aku menjilati dada yang menjulang menantang itu, saat mama mulai melakukan aksinya menurun naikkan tubuh indahnya di hadapanku.

"Ouh.. Mama.." tak sadar aku bicara demikian, mama meringis namun terus menutup mulutnya rapat rapat. Mama menggerakkan pinggulnya dengan berbagai variasi kadang memutar, maju mundur dan turun naik, semua berirama membuat aku tak tahan. Ketika 5 menit kemudian..
"Ma.. Donny mau keluar.." bisikku pelan. "Tahan sayang, tunggu mama lagi sebentar.." ujar mama pelan seperti takut kedengaran, mama terus memutar-mutarkan pinggulnya membikin penisku pusing tujuh keliling, ketika tak lama kemudian..
"Ukkhh.. sstt.." bersamaan kami mencapai puncak kenikmatan yang kami daki. Mama menciumiku mesra. Beberapa saat kami saling pagut sebagai tanda kasih sayang diantara kami berdua. Aku merasa mama adalah bidadariku yang tercantik. Setelah itu kami pun keluar dari ruangan itu untuk selanjutnya pulang tanpa pamit kepada Tante Ayu.
Selengkapnya → Sayang Mama

Rok Mini Dan Dilema

2014 No comments:

Saya sendiri di dalam dilema yang besar.
Alasannya :
Pertama karena saya laki-laki.
Kedua, karena saya belum pernah memakai rok mini. Sebagai orang berpendidikan, saya khawatir perspektif saya terhadap
rok mini ini menjadi sangat subyektif, dipenuh asumsi, dan
ngawur.
Tapi sebenarnya saya selalu ingin mengajukan pertanyaan kepada setiap pengguna rok mini atau celana super pendek di area publik
demi mendapat sudut pandang yang obyektif dari si
pemakai agar saya tidak salah sangka

1. "Mbak-mbak, boleh tau apakah
dengan rok mini yang mbak pakai itu, saya atau kami boleh
menikmati paha
mbak?"
2. "Kalau boleh, apakah mbak
memang sengaja agar kami melihatnya? atau malah risih
kalau kami melihatnya?"
3. "Atau tolong jelaskan kepada kami, bagaimana
seharusnya kami boleh menikmati
paha mbaknya biar mbak merasa nyaman dan kita bisa
sama-sama menikmati, agar saya merasa aman
dalam menikmati, dan mbaknya nikmat juga dilihati?"

Pertanyaan ini sebenarnya penting untuk ditanyakan sebagai dasar ilmiah untuk mengambil kesimpulan,
tapi belum kesampaian saya tanyakan sampai saat ini.
Malu nanyanya.
Dan saya memilih untuk menikmati rok mini
tersebut dengan diam-diam ,
dengan "etika" yang saya karang sendiri agar tidak berdampak sosial yang buruk.

Ada yang bilang ini soal iman. Kalau iman kuat, rok mini lewat.
Saya kira setiap orang beriman yang jujur, kalau ditanya pasti menjawab akan timbul pikiran bukan- bukan ketika menjumpai perempuan muda berpaha indah memakai rok mini atau celana pendek sekali di tempat umum.

Tidak usah jauh-jauh,
saya sendiri akan mengaku beriman, sholat jarang lewat, kadang-kadang juga ngaji, tapi rok mini is rok mini, daya tariknya sungguh sering melewati daya tangkal iman.

Kalau ada yang bilang "Pikiran situ saja yang jorok",
duh, ingin sekali saya jawab "Saya sudah susah payah membersihkan pikiran dari yang nggak-nggak,
tapi situ lewat sambil menjorok-jorokkan paha …. memaksa untuk dilihat". Soal hak, semua memang punya hak masing-masing.
Selama masih berada di tempatnya, hak menjadi sesuatu yang aman bagi dirinya maupun orang lain.
Contohnya merokok.
Saya yakin itu adalah hak. Tidak seorangpun kecuali keluarga dan orang-orang yang bergantung hidupnya pada perokok boleh melarang orang untuk merokok.
Tetapi ketika merokok di tempat umum, hak itu jadi tidak aman untuk orang lain.
"Tolong ya mas, merokoknya di ruang merokok, atau menggunakan helm full face saja biar asapnya tidak terhirup oleh saya".
Gimana kalau perokok menjawab,
"Ya situ saja jangan hirup asap saya kalau memang
tidak suka bau asap". Kira-kira Anda mau langsung mengajak adu hantam tidak?

Mamainkan musik adalah hak.
Tetapi ketika bertetangga, genjrang-genjreng di jam dua pagi di depan rumah orang, kira-kira akan membuat tidur orang terganggu tidak?
Gimana kalau ketika ditegur si penggitar menjawab
"Tolong ya Bu, kalau memang tidak suka dengan suara gitar saya, ibu jangan dengerin suaranya, gitar- gitar saya kok ibu yang repot".

Kira-kira si ibu akan melempar sandal atau tidak? Kalau bermainnya di dalam kamarnya sendiri, di studio musik kedap suara, saya kira volume sebesar apapun tidak akan jadi masalah.
Minimal tidak jadi masalah untuk orang lain.

Sama jadinya dengan rok mini dan hot pant. di rumah, rok mini akan menjadi sangat asik.

Aman, dan nyaman buat semuanya. Apalagi di kamar, tidak pakai rok pun akan semakin menambah suasana jadi lebih sesuatu banget Dan, semua orang akan merasa happy dan dijamin aman.
Tapi di boncengan sepeda motor, di busway, di jalanan … duuuh biyung, please mbak, bu,
kalau sekadar saya yang lihat dijamin akan aman.
Karena nafsu dan pikiran saya akan saya manage sedemikian rupa sehingga akan hanya meledak tanpa melukai Anda.

Tapi kalau yang nafsunya meledak itu lelaki yang sedang sakit parah jiwanya dan tak tau tempat? Pemerkosa adalah orang yang sedang nsakit jiwanya.

Dan kata orang tua,
mencegah lebih mudah dan murah dari pada mengobati.
Mengobati mereka tetap harus dilakukan karena bisa membahayakan orang lain, berapapun biaya material dan sosial yang dibutuhkan, termasuk kita memberi makan mereka di penjara seumur hidup.

Tapi sambil mengobati, akan lebih cerdas, mudah, dan murah kalau kita semua juga ikut mencegah,
salah satunya dengan tidak mengguanakn rok mini di tempat umum. Masih banyak pilihan busana yang lain, yang tetap menarik (tanpa menggoda) dan pantas.

Cara ini pasti lebih murah sebelum ada yang menjadi korban lelaki sakit jiwa. Kecuali, kalau memang rok mini telah menjadi sumber penghasilan pengenanya.

Mbak-mbak, ibu-ibu. Sebagai lelaki, saya selalu mengagumi perempuan. Dalam teori saya, perempuan itu setiap inchi kulitnya adalah fashion. Karena itu, benang dililit-lilit pun ke beberapa bagian tubuh, sudah seperti keindahan yang menyeluruh.

Perempuan juga sangat ekspresif. Mereka suka bicara, suka berdandan, suka "menunjukkan" keindahan dirinya. Itu memang kodratnya. Dan sedikit ini komentar lelaki. Kami- kami ini juga sangat ekspresif. Tapi berbeda caranya dengan perempuan. Kami tidak terlalu suka bicara, suka berdandan, menunjukkan keindahan diri sendiri.

Tapi langsung bertindak. Sebagian yang lain, ekspresinya malah tidak terlihat sama sekali.
Tetapi sesuatu di balik celananyalah yang langsung bereaksi.

Maka, seperti Bang Napi bilang, kejahatan terjadi bisa bukan karena niat pelakunya, tetapi ketika ada kesempatan .

Semoga kita semua aman dan selamat. di manapun
berada. Aamiin

#nb :
foto diambil di jalan jogja - solo,kalasan yogyakarta....
No Pol Saya sensor
Selengkapnya → Rok Mini Dan Dilema

Tanyakan pada Orang Syiah soal Wanita

2014, Kesesatan Syiah No comments:
TANYAKAN pada orang Syiah: “Apakah dalam keyakinan Syiah diajarkan untuk memuliakan wanita?” Dia akan menjawab tanpa keraguan: “Tentu saja. Kami diajari memuliakan wanita, menghormati mereka, dan tidak menzhalimi hak-hak mereka?” Lalu tanyakan lagi: “Benarkah ajaran Syiah memberi tempat terhormat bagi kaum wanita Muslimah?” Orang itu pasti akan menegaskan kembali.

Kemudian katakan ke orang Syiah itu: “Jika Syiah memuliakan wanita, mengapa mereka menghalalkan nikah mut’ah? Bukankah nikah mut’ah itu sangat menzhalimi hak-hak wanita? Dalam nikah mut’ah, seorang wanita hanya dipandang sebagai pemuas seks belaka. Dia tidak diberi hak-hak nafkah secara baik. Dia tidak memiliki hak mewarisi harta suami. Bahkan kalau wanita itu hamil, dia tidak bisa menggugat suaminya jika ikatan kontraknya sudah habis. Posisi wanita dalam ajaran Syiah, lebih buruk daripada posisi hewan ternak. Hewan ternak yang hamil dipelihara baik-baik oleh para peternak. Sedangkan wanita Syiah yang hamil setelah nikah mut’ah, disuruh memikul resiko sendiri.”

Faktanya, kaum Syiah sama sekali tidak memberi tempat terhormat bagi kaum wanita. Hal ini berbeda sekali dengan ajaran Sunni. Di negara-negara seperti Iran, Irak, Libanon, dll. praktik nikah mut’ah marak sebagai ganti seks bebas dan pelacuran. Padahal esensinya sama, yaitu menghamba seks, menindas kaum wanita, dan menyebarkan pintu-pintu kekejian. Semua itu dilakukan atas nama agama.
Selengkapnya → Tanyakan pada Orang Syiah soal Wanita
Subscribe to: Posts (Atom)

Daftar Isi Blog

Blog Archive

  • ►  2017 (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (10)
    • ►  December (10)
  • ▼  2014 (23)
    • ►  November (1)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  May (13)
    • ▼  February (4)
      • Kesempatan Dalam Kesempitan Dirumah Mertua
      • Sayang Mama
      • Rok Mini Dan Dilema
      • Tanyakan pada Orang Syiah soal Wanita
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (63)
    • ►  December (1)
    • ►  November (8)
    • ►  October (7)
    • ►  September (47)
  • ►  2012 (72)
    • ►  November (3)
    • ►  August (7)
    • ►  July (7)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (20)
    • ►  February (19)
    • ►  January (9)
  • ►  2011 (358)
    • ►  December (15)
    • ►  November (24)
    • ►  October (33)
    • ►  September (51)
    • ►  August (27)
    • ►  July (3)
    • ►  June (28)
    • ►  May (51)
    • ►  April (48)
    • ►  March (38)
    • ►  February (22)
    • ►  January (18)
  • ►  2010 (440)
    • ►  December (98)
    • ►  November (59)
    • ►  October (123)
    • ►  September (33)
    • ►  August (44)
    • ►  July (47)
    • ►  June (29)
    • ►  May (1)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)

Entri Populer

  • Bude Yayuk [Kisah Nyata]
    Beliau adalah kakak kandung dari istri kedua pamanku. Selisih umur dengan adiknya sekitar 3 tahun, mendekati 50 tahun. Sehari-hari mengajar...
  • Janda Bahenol Penjual Nasi Kuning
    Bu Sarmin gak kpikiran bakal ngalamin nasib tragis hari itu, dia pikir dgn karakternya yg keras hati bisa naklukin segalanya, termasuk gue. ...
  • Kisah Nyata Antara Aku, Mama dan Kakak Erni
    Tak terasa sudah hampir setahun lebih aku menjalani hari – hari menyenangkan bersama mama. Saat itu usiaku sudah mau 17 tahun, sudah naik k...
  • Awal Liarnya Istriku
    “Lihat nih, bini aku sexy kan?” kataku bangga. Rendy melotot dan berdecak kagum, “Ck..ck…sexy sekali ya?” “Yuli (nama istri Rendy) pernah d...
  • Merawat Mama
    Liburan semester, Musa tak bisa kemana-mana, karena harus merawat mama-nya. Mamanya mendapat kecelakaan lalu lintas, hingga betisnya mengala...
  • Tidur Dengan Kakak Ipar
    Ketika aku menikah dua tahun yang lalu, rasanya dunia ini hanya milikku seorang. Betapa tidak, aku mendapatkan seorang pria yang menjadi im...
  • Smartphone Nokia Ram 3 GB Monster Keyboard QWERTY
    Nokia Express Music vs BlackBerry Priv: Dua Smartphone Dengan Keyboard QWERTY Seirin dengan Nokia yang menegaskan kebangkitannya kemb...
  • Dilema (Mama)
    Namaku Rio umur 16 th,anak tunggal dan masih sekolah SMK otomotif kelas 2 di Yogyakarta. Aku pendiam dan tak pandai dalam hal pergaulan, ta...
  • Serial number, patch, crack IDM 6.05 BUILD 8 Full Version
    UPDATE - Mei 24 2011 : Bagi anda penggemar Internet Download Manajer (IDM) pada tanggal 25 April idm telah mengeluarkan update terbarunya ya...
  • Salahkah Aku Menikmati Saat Ku Di Perkosa?
    Cerita ini merupakan cerita yang terjadi antara diriku dengan seorang lelaki yang telah tega memperkosaku meskipun aku akhir nya menikmati ...
Copyright © Harapan Putra All Right Reserved
Template by SEO Template